Debat Cabup Nabire Soal Noken dan Bangun Pasar OAP Dinilai Kurang Memuaskan

0
979
Tiga pasangan calon bupati dan wakil bupati kabupaten ketika mengikuti debat publik yang diselenggarakan KPU Nabire, Sabtu (31/10/2020) di aula RRI Nabire. (Stevanus Yogi - SP)
adv
loading...

NABIRE, SUARAPAPUA.com— Melestarikan noken asli Papua dan membangun pasar bagi mama-mama pedagang asli Papua yang selama ini terkesan tidak diperhatikan menjadi salah satu topik yang sempat dibahas dalam acara debat terbuka calon bupati dan wakil bupati kabupaten Nabire periode 2020-2025, Sabtu Sabtu (31/10/2020).

Namun juru bicara Asosiasi Pedagang Asli Papua (APAP) Nabire, Mikael Kudiai, menyayangkan perdebatan yang diselenggarakan KPU Nabire tersebut.

“Acaranya debat, tapi ruang yang tercipta saya nilai seperti ruang tanya jawab. Ini sebenarnya tidak boleh terjadi,” kata Mikael kepada suarapapua.com, Rabu (4/11/2020).

Menurutnya, kesempatan tersebut adalah kesempatan baik bagi para kandidat untuk saling debat sesuai visi misinya agar masyarakat Nabire dapat mengetahui dan ikuti apa yang dikerjakan nanti setelah terpilih pada 9 Desember 2020.

Baca Juga:  KPU Papua Terpaksa Ambil Alih Pleno Tingkat Kota Jayapura

“Upaya pelestarian noken dan bangun pasar bagi mama-mama Papua, ini seharusnya didebat lebih dalam. Kasihan mama-mama Papua dari dulu sampai sekarang bupati ganti bupati di semua daerah di Papua hanya diberi janji tanpa direalisasikan. Dapat tipu terus,” ujarnya kesal.

ads

Alasan utama bagi Mikael karena maju dan mundurnya kaca mata ekonomi Papua sesungguhnya berada di pasar, terutama mama-mama Papua.

“Usaha untuk tempat lain sudah orang non Papua kuasai, sehingga sekali lagi bicara soal mama-mama pasar tidak bisa bicara di kulit-kulit saja. Harus lebih komplit, artinya tidak hanya bangun gedung, tetapi selanjutnya bagaimana memberdayakan mereka dengan ilmu-ilmu ekonomi yang ada dan bagian ini harus dirancang,” tuturnya.

Baca Juga:  Raih Gelar Doktor, Begini Pesan Aloysius Giyai Demi Pelayanan Kesehatan di Papua

Bagian ini penting agar visi-misi yang disampaikan itu tidak bias dan tersampai baik serta terlaksana kemudian. Dengan demikian ia minta kepada para penyelenggara debat dapat merubah cara debat di acara debat publik putaran kedua.

Meski kurang memuaskan, ia menyebut ketiga Paslon telah menjadikan persoalan yang diperjuangkan pihaknya masuk dalam visi-misi dari Paslon.

“Kenapa, karena persoalan-persoalan ini memang dianggap sepele, tetapi besar dampaknya di kemudian hari,” kata Kudiai.

Mesak Magai, calon bupati Nabire nomor urut 2, mengatakan, terkait kondisi mama-mama pasar Papua dalam acara tersebut mengaku telah menetapkan dalam visi misi utama.

“Itu salah satu prioritas visi misi kami, sehingga bila terpilih hal ini akan kami perhatikan dengan sungguh-sungguh. Mama-mama yang jual noken, kami sediakan tempat sendiri. Yang jual sayur-sayuran dan lainnya juga begitu,” kata Mesak menjawab pertanyaan moderator.

Baca Juga:  ULMWP Kutuk Penembakan Dua Anak di Intan Jaya

Yuvinia Mote, calon bupati Nabire nomor 1, di kesempatan itu mengatakan, “Saya sebagai mama dan perempuan Papua untuk hal ini tetap akan lihat. Tidak mungkin sekali saya biarkan.”

Hal sama diungkapkan Fransiscus Xaverius Mote, calon bupati nomor urut 3.

Frans yang berpasangan dengan Tabroni Bin M. Cahya, mengatakan, pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat akan sandang, pangan dan papan, serta peningkatan perekonomian dan pemberdayaan masyarakat merupakan bagian dari visi-misi utama jika nanti terpilih memimpin kabupaten Nabire.

Pewarta: Stevanus Yogi
Editor: Elisa Sekenyap

Artikel sebelumnyaKampanye Akbar, Pendukung Erdi dan Jhon Banjiri Elelim
Artikel berikutnyaTim Gabungan TNI/Polri Sita Ratusan Minuman Keras di Benawa, Yalimo