BeritaLagu ‘Papua Bukan Merah Putih’ Warnai Aksi Tolak Otsus

Lagu ‘Papua Bukan Merah Putih’ Warnai Aksi Tolak Otsus

KOTA SORONG, SUARAPAPUA.com — Pemuda dan mahasiswa yang tergabung dalam Front Rakyat Papua (FRP) kembali turun jalan menyuarakan sejumlah bentuk kegagalan Otonomi Khusus (Otsus) di Tanah Papua, Kamis (5/11/2020) di depan Supermarket Saga, Kota Sorong, provinsi Papua Barat.

Apey Tarami, koordinator aksi, dalam orasinya menyatakan, implementasi Otsus sejak tahun 2001 di Tanah Papua belum mampu membawa perubahan demi kejahteraan orang asli Papua (OAP).

“Tujuan Otsus adalah keberpihakan, perlindungan dan pemberdayaan bagi OAP, tetapi itu belum dirasakan secara baik. Otsus sudah gagal. OAP tetap tolak Otsus,” tegas Apey.

Baca Juga:  Pleno Rekapitulasi Hasil Pemilu di PBD Resmi Dimulai

Dalam aksi massa yang diwarnai nyanyian “Papua bukan Merah Putih” itu, ia mengaku prihatin melihat masyarakat Papua sebagai pihak yang dikorbankan oleh ideologi kelompok tertentu dalam menghadirkan UU Otsus.

Massa aksi juga mengungkapkan kekecewaan terhadap Otsus yang hanya dinikmati kelompok tertentu.

“Anggaran Otsus yang dikucurkan besar sekali, tetapi semua hanya memperkaya para elit Papua,” ujar Yance, salah salah satu massa aksi.

Buktinya ia sebutkan sampai hari ini OAP masih hidup miskin, angka pengangguran meningkat, lapangan kerja untuk OAP terbatas, mama-mama Papua masih berjualan berlantaikan tanah dan di emperan toko, dan masih banyak persoalan lainnya.

Baca Juga:  Perda Pengakuan dan Perlindungan MHA di PBD Belum Diterapkan

“Tidak ada layanan kesehatan gratis, angka putus sekolah sangat tinggi akibat biaya pendidikan yang sangat mahal. Dana Otsus tidak jelas penggunaannya,” kata Yance.

Mikael Wafom, korlap aksi, menilai pemberlakuan Otsus di Tanah Papua tak membawa manfaat positif bagi OAP, justru sebaliknya menambah penderitaan masyarakat hingga meningkatnya kasus pelanggaran HAM.

“Rakyat Papua menolak segala bentuk upaya dari pemerintah untuk melanjutkan Otsus jilid II. Stopkan saja, karena sejak pertama diberlakukan sampai hari ini rakyat Papua tidak pernah merasakan manfaat dari Otsus,” ujarnya.

Baca Juga:  Sidang Dugaan Korupsi Gereja Kingmi Mile 32 Timika Berlanjut, Nasib EO?

Wafom menyatakan, aksi penolakan akan terus dilanjutkan untuk mengawal aspirasi rakyat Papua dari 13 kota/kabupaten di provinsi Papua Barat.

“Semua sudah sepakat menolak Otsus saat RPD di MRPB beberapa waktu lalu, jadi kami tetap kawal sampai Otsus berakhir.”

Pewarta: Reiner Brabar
Editor: Markus You

Terkini

Populer Minggu Ini:

PT IKS Diduga Mencaplok Ratusan Hektar Tanah Adat Milik Marga Sagaja

0
“Perusahaan segera ganti rugi tanaman, melakukan reboisasi dan yang paling penting yaitu kembalikan status tanah adat kami marga Sagaja,” pungkasnya.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.