JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Para siswa bersama pengelola Sekolah Menengah Agama Katolik (SMAK) Santo Arnoldus Janssen Keerom menyambut dengan gembira kunjungan Majelis Rakyat Papua (MRP) baru-baru ini dalam rangkaian anjang sana di enam titik yang ada di Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura dan Keerom.
“Kami sangat gembira dengan kunjungan MRP. Ini luar biasa. Terima kasih MRP, Tuhan memberkati,” kata Hermanus Mean Tupen, kepala SMAK Santo Arnoldus Janssen Keerom, usai menerima bantuan saat dikunjungi MRP, Rabu (4/11/2020) pekan lalu.
SMAK Santo Arnoldus Janssen Keerom merupakan sekolah berpola asrama yang ada di kabupaten Keerom. Sekolah swasta ini ada dibawah asuhan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik Kementerian Agama Republik Indonesia.
Hermanus berharap, MRP dan lembaga lain terus memberikan perhatian kepada sekolah berpola asrama ini.
“Sebab, di sini 95 persen siswa-siswi kami adalah anak-anak asli Papua yang ada di Keerom. Kami berharap perhatian ini terus ada agar pola pembinaan terhadap siswa-siswi terus berjalan baik,” ucapnya.
Adolof Kogoya, anggota MRP saat berkunjung ke SMAK Santo Arnoldus Janssen Keerom, menyampaikan apresiasi kepada para guru beserta pastor dan Kementerian Agama kabupaten Keerom yang terus bersama-sama memajukan sumber daya manusia di kabupaten Keerom.
“Sekolah berpola asrama ini tempat melahirkan pemimpin-pemimpin putra daerah yang berkualitas, sehingga saya berharap siswa-siswi dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik agar kelak menjadi pemimpin untuk bangun Keerom,” kata Kogoya.
Di kesempatan itu Anggota MRP menyerahkan bantuan dana sebesar Rp10 juta serta bahan makanan kepada pihak pengelola sekolah berpola asrama untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Beberapa tempat lain yang juga dikunjungi MRP dalam rangka Hut ke-15, antara lain Lapas Narkoba Doyo, Panti Jompo Pos 6 Sentani, Lapas Abepura, warga korban kebakaran Dok IX, dan Lapas Ibu dan Anak Keerom.
MRP saat kunjungan anjang sana itu menyerahkan bantuan uang tunai Rp10 juta dan Bama di masing-masing titik sebagai bentuk kepedulian sekaligus membagi kasih kepada sesama orang asli Papua yang ada di enam titik tersebut.
Pewarta: Agus Pabika
Editor: Markus You