KOTA SORONG, SUARAPAPUA.com — Lantaran belum mendapat akreditasi program studi (prodi), ratusan mahasiswa Universitas Nani Bili Nusantara (UNBN), Sorong, provinsi Papua Barat, belum diwisuda.
Masih tertundanya wisuda itu dikeluhkan Frans Hae, salah satu mahasiswa Universitas Nani Bili Nusantara.
“Kami mahasiswa angkatan pertama belum wisuda. Sampai sekarang kami sedang tunggu informasinya,” kata Frans kepada wartawan di Aimas, Sabtu (5/12/2020) kemarin.
Seharusnya, menurut Frans, mahasiswa angkatan 2015 sudah diwisudakan pada tahun lalu.
“Belum ada kejelasan. Pihak kampus harus terbuka kepada kami mahasiswa, apa masalahnya.”
Frans berharap, pimpinan kampus UNBN perlu transparan apa saja kendalanya sekaligus mengumumkan kepastian kapan mahasiswa angkatan pertama dari sepuluh program studi (Prodi) akan diwisudakan.
Steni Mubalus, pembantu rektor II Universitas Nani Bili Nusantara Sorong saat dikonfirmasi suarapapua.com membenarkan hal itu.
“Memang benar, kampus belum mengadakan acara wisuda. Kami juga inginkan agar secepatnya mahasiswa angkatan pertama dan kedua bisa selesai dari kampus ini,” kata Steni.
Dengan adanya wisuda, ia yakin perguruan tinggi swasta tersebut akan dikenal luas.
“Kami berharap wisudanya dapat dilaksanakan tepat waktu supaya masa depan ratusan mahasiswa juga jelas dan kampus kita ini semakin terkenal,” tandasnya.
Saat ditanya kendalanya, Steni menjelaskan, sejauh ini dua prodi belum mendapat akreditasi.
“Permasalahan utamanya adalah akreditasi prodi. Ada delapan prodi yang sudah memiliki akreditasi, sementara dua prodi belum terakreditasi dan sementara masih dalam proses,” jelas Steni.
Dengan perjuangan keras pihak Univesitas Nani Bili Nusantara yang didirikan sejak tahun 2015 di kabupaten Sorong ini, imbuh dia, diharapkan wisuda bagi dua angkatan bisa dilaksanakan awal tahun 2021.
“Memang belum ada keputusan resmi kapan kegiatan wisudanya. Tetapi kami rencanakan wisuda bisa diadakan awal tahun depan.”
Steni akui hal ini berdasarkan kesepakatan bersama pihak kampus UNBN Sorong beberapa waktu lalu.
Pewarta: Reiner Brabar
Editor: Markus You
