Ketua solidaritas Otniel Sobolim dan anggotanya bersama salah satu ibu penerima bantuan sosial. (Ardi Bayage - SP)
adv
loading...

YAHUKIMO, SUARAPAPUA.com — Solidaritas pemuda dan rakyat Yahukimo menduga adanya ketidakjelasan realisasi bantuan sosial dari Kementerian Sosial Republik Indonesia yang terus dikeluhkan warga masyarakat penerima manfaat.

“Realisasinya tidak sesuai petunjuk, masyarakat yang berhak menerima banyak kecewa,” kata Otniel Sobolim, ketua solidaritas pemuda dan rakyat Yahukimo, Senin (7/12/2020) di Dekai.

Bantuan tersebut melalui Dinas Sosial kabupaten Yahukimo bekerja sama dengan bank yang selanjutnya pihak bank menggandeng dua agen toko yang ada di Dekai. Tetapi ditemukan beberapa kejanggalan.

“Bantuan untuk tahun ini (2020), tahap pertama sudah tersalur, hanya kami melihat dalam proses pembagian ada yang salah karena dari toko Sinar Papua keluarkan sembako seharga satu juta, sedangkan toko Warung Amir hanya 600 ribu. Yang menjadi tidak jelas, kenapa ada perbedaan antara dua toko ini? Uang 400 ribu dikemanakan? Seharusnya dari dua toko keluarkan sembako seharga satu juta,” jelasnya.

Baca Juga:  Peringatan IWD Menjadi Alarm Pergerakan Perempuan Kawal Segala Bentuk Diskriminasi Gender

Otniel mengatakan, data untuk bantuan tahun 2019 yang berhak menerima sebanyak 1.516 orang. Tetapi sejauh ini belum ada kejelasan. Sedangkan banyak diantaranya yang mengeluh dan selalu bertanya-tanya.

ads

“Dari jumlah penerima 1.516 orang yang dilayani sembako oleh Sinar Papua sebanyak 400 orang, dan Warung Amir sekitar 70 orang. Data 1000 orang yang berhak mendapatkan bantuan sosial ini dikemanakan? Ini masih dipertanyakan,” ujarnya.

“Kami memang tidak punya dasar hukum untuk bicara hal ini. Kami bekerja secara solidaritas atas peristiwa yang menimpa masyarakat. Kami mau dinas harus bekerja sesuai jumlah nama yang ada oleh kementerian langsung supaya masyarakat puas,” tutur Sobolim.

Dengan data dari dua toko yang berbeda itu tim solidaritas tanyakan secara baik baik kepada instansi teknis. Hanya saja ada pendamping dinas tidak menerima dan sempat terjadi keributan.

Baca Juga:  Dua Anak Diterjang Peluru, Satu Tewas, Satu Kritis Dalam Konflik di Intan Jaya

“Kami merima laporan ini tujuan untuk tanyakan kepada dinas tapi pendamping marah kami. Persoalan ini akan kami tanyakan sama kepala Dinas Sosial selesai Pilkada,” imbuhnya.

Sementara itu, Ester Bitibalyo, salah satu penerima bantuan tersebut mengaku, awalnya hanya menerima buku tabungan bersama ATM tanpa Pin yang menyulitkan saat transaksi.

“Waktu itu kami punya nama keluar untuk terima bantuan, kami diundang oleh Dinas Sosial, dan kami dapat ATM dan buku tabungan tapi Pin-nya tidak dikasih. Saya juga terima beras 20 kilo, 1 minyak goreng, sauris, gula, teh, dan susu,” jelas Ester.

Pemilik toko Sinar Papua mengatakan, realisasinya sesuai juknis yang diberikan dan tidak satupun dikurangi dalam melayani setiap penerima bantuan.

Baca Juga:  Upaya Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku Jaga Pasokan BBM Saat Lebaran

“Kebetulan saya punya toko, awalnya kami empat orang pemilik toko yang dipercayakan, ada dua toko mundur kemudian dua toko yang tangani. Untuk saya sendiri layani sesuai arahan, barang yang keluar dari toko sesuai jumlah uang satu juta rupiah,” katanya.

Semua agen toko yang ada di Dekai terutama yang dipercayakan untuk melayani masyarakat agar harus sesuai arahan dari pihak bank.

Data yang diperoleh tim solidaritas dari agen toko Warung Amir, beras satu sak, bimoli satu gen, susu empat kaleng, gula tiga kilo, supermi satu karton, seluruhnya seharga enam ratus ribu. Sementara toko Sinar Papua, beras satu sak, susu empat kaleng, sauris enam kaleng, garam enam bungkus, minyak goreng satu jerigen, gula enam kilo, supermi dua karton, total Rp1 juta.

Pewarta: Ardi Bayage
Editor: Markus You

Artikel sebelumnyaMeski Tertunda, MRP akan Fasilitasi Mahasiswa Eksodus Bertemu Forkopimda Papua
Artikel berikutnyaSelama Dua Periode Jokowi Tidak Serius Tangani Kasus HAM Papua