KOTA SORONG, SUARAPAPUA.com — Ikatan Pemuda, Pelajar dan Mahasiswa Mare Sorong Raya (IPPMM-SR) mengadakan sejumlah kegiatan memperingati hari noken sedunia ke-8 yang dilaksanakan selama tiga hari (4-6/12/2020) di gedung Sanggar Belajar Perempuan Papua, Klafum, Kota Sorong.
Samuel Asse Bless, direktur Yayasan Oyo Papua, dalam sambutan saat pembukaan camp cultur mengajak setiap anak Papua wajib menjaga dan melestarikan budaya leluhur sebagai warisan bagi anak cucu di masa mendatang.
“Noken, tombak, panah, adalah budaya sesungguhnya orang Maybrat lebih khususnya orang Mare,” kata Samuel.
Mantan peneliti di DIAN-Interfidei saat studi di Fakultas Sastra UGM ini membedah esensi kain timur dan manik-manik yang selama ini diklaim masyarakat Maybrat sebagai budaya. Menurutnya, itu perlu diluruskan.
“Kain timur dan manik-manik itu bukan budaya yang sebenarnya, melainkan tradisi pertukaran barang di masa lalu yang masih dipertahankan hingga sekarang.”
Asse berharap kegiatan seperti ini terus digagas agar secara bersama-sama lebih mendalam mengenal budaya sebagai jati diri bangsa.
“Luar biasa dengan IPPMM-SR yang berusaha mengadakan kegiatan camp budaya. Terima kasih karena kalian telah berupaya untuk mengembalikan jati diri kami,” ucapnya sembari mengapresiasi pengurus dan anggota IPPMM-SR.
Bagi Yolanda Yewen, salah mahasiswi asal Mare, camp cultur ini menyenangkan karena bisa belajar mengenal budaya.
“Saya sangat senang karena baru pertama kali belajar cara merajut noken,” kata Yolanda.
Walaupun mengalami kendala karena baru pertama mencoba, ia mengaku akan terus belajar hingga mahir.
“Memang sulit sekali, tetapi saya berusaha belajar lagi sampai bisa menganyam noken,” komitmennya.
Jefri Nauw, ketua panitia saat ditemui suarapapua.com usai camp noken Mare menjelaskan, kegiatan ini diadakan untuk merayakan hari noken sedunia, antara lain dengan pameran noken, pelatihan membuat noken serta diskusi tentang budaya Mare.
“Beberapa kegiatan ini kami adakan dalam rangka peringati hari noken sedunia. Ini bentuk kecintaan kami terhadap kabupaten Maybrat lebih khusus lagi daerah Mare,” kata Jefri.
Ia juga meyakini kegiatan seperti ini bagian dari upaya generasi muda memajukan daerah terutama sumber ekonomi masyarakat lokal lewat budaya.
“Ini awal, jadi kalau bisa perlu dukungan dari pemerintah daerah Maybrat untuk kegiatan selanjutnya,” harap Jefri.
Tak lupa ia ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyukseskan kegiatan camp cultur selama tiga hari.
Pewarta: Reiner Brabar
Editor: Markus You