Sejumlah mahasiswa asal Yahukimo di kota studi Jayapura sambil memajang pamflet dan memegang kotak amal saat gelar aksi 1000 di putaran taksi Perumnas III Waena. (Ist.)
adv
loading...

DEKAI, SUARAPAPUA.com — Lantaran belum ada perhatian serius dari pemerintah daerah, mahasiswa asal kabupaten Yahukimo di kota studi Jayapura melakukan aksi 1000 di putaran taksi Perumnas III, Waena, Senin (12/4/2021), untuk membantu warga tiga kampung di distrik Hogio, kabupaten Yahukimo, yang sejak dua bulan lalu terdampak bencana longsor.

Rumah warga, ternak dan kebun di kampung Subsal, Sipindipmu, dan Dugumhad, tak luput dari amukan banjir dan longsor. Bencana alam terjadi selama sepekan mulai pada 24 Februari hingga 3 Maret 2021.

“Kami sudah sampaikan situasi ini melalui media, tetapi sampai sekarang pemerintah belum tanggapi. Jadi, kami adakan aksi 1000 rupiah untuk kemanusiaan bagi warga korban longsor di distrik Hogio,” kata Erli Yahuli dari tim peduli bencana alam, Selasa (13/4/2021).

Baca Juga:  Bangun RS Tak Harus Korbankan Warga Sekitar Sakit Akibat Banjir dan Kehilangan Tempat Tinggal

Dari hasil aksi galang dana perdana, kata Erli, sudah terkumpul Rp1.257.000.

Posko peduli kemanusiaan yang telah dibuka, diharapkan menarik simpati siapapun yang tergerak hati untuk bisa menghubungi nomor telepon yang disebarkan di media sosial.

ads

“Kami buat posko di jalan Abepante Tanah Hitam. Kami berharap pemerintah dan pihak gereja bisa bantu. Bantuan yang kami butuhkan, pakaian layak pakai, sembako, obat-obatan dan dana. Semua sumbangan itu akan kami bawa ke lokasi bencana untuk berikan kepada masyarakat di Hogio,” katanya.

Baca Juga:  Tragedi Penembakan Massa Aksi di Dekai 15 Maret 2022 Diminta Diungkap

Erli akui sebelumnya tim peduli bencana alam telah dibentuk di Dekai, ibukota kabupaten Yahukimo. Tetapi belum ada respons meski sudah berkoordinasi dengan pemerintah daerah dalam hal ini instansi teknis terkait.

“Masyarakat yang kena dampak sangat membutuhkan perhatian. Tetapi belum ada perhatian. Kami sangat sedih dengan pemerintah, termasuk pihak gereja. Ini bencana, jadi tolong buka mata,” ujarnya menegaskan.

Terpisah, Usman Kabak, tokoh pemuda dari distrik Hogio mengaku hingga kini masih menunggu respons dari pemerintah daerah.

Baca Juga:  Warga Tiom Ollo Duduki Kantor Bupati Lanny Jaya Minta Atasi Bencana Longsor

“Surat kami sudah ada di dinas terkait. Sampai sekarang masih tunggu informasinya,” kata Usman sembari berharap, pemerintah daerah secepatnya merespons.

Untuk diketahui, bencana alam melanda tiga kampung di distrik Hogio sejak Maret lalu. Selain itu, di distrik Mugi juga terjadi longsor yang mengakibatkan gereja dan gedung Pustu terbawa longsoran.

Dari distrik Walma juga dilaporkan, masyarakat di sana mengalami situasi yang sama. Beberapa rumah, ternak dan kebun rusak dihantam longsor dan banjir.

Pewarta: Ardi Bayage
Editor: Markus You

Artikel sebelumnyaSeorang Tukang Ojek Tewas Ditembak di Ilaga, Papua
Artikel berikutnyaMelawan Lupa, TNI Bohongi Publik Setelah Tembak Mati Siswa Kelas VI SD di Sugapa