Antara Pertahankan Jacksen Tiago atau Boaz Solossa

0
1439

Oleh: Yosef Rumaseb)*
)* Penulis adalah anak kampung, tinggal di Biak

Boaz Solossa (pemain bintang) dan Jacksen F Tiago (pelatih hebat) dua-duanya adalah tulang punggung Persipura Jayapura. Pemain bintang di tangan pelatih yang tidak tepat tidak akan bersinar. Pelatih hebat tangani kesebelasan yang tidak disiplin juga tidak akan menghasilkan juara.

Ketika baca berita-berita dengan tema “Boaz dilepas”, saya berkesimpulan bahwa manajemen Persipura sedang hadapi dilema. Jika mereka pertahankan Boaz sebagai pemain bintang, maka mereka akan kehilangan pelatih spesialis juara Jacksen F Tiago.

Jacksen Tiago adalah pelatih yang disiplin dan yang berkeyakinan bahwa kesuksesan satu kesebelasan bertumpu pada kekuatan dan kerja sama seluruh pemain. Tidak hanya pada pemain bintang, apalagi jika pemain bintang yang berpotensi melemahkan kerja sama tim.

Baca Juga:  Vox Populi Vox Dei

Saya yakin bahwa Jacksen sudah memiliki kajian dan solusi tentang potensi bintang-bintang baru yang bisa bersinar apabila para pemain Persipura dapat tampil sebagai satu tim. Sudah terbukti, di tangan dingin pelatih Jacksen F Tiago, Persipura selalu juara.

ads

Apa kesalahan Boaz? Tidak secara rinci dijelaskan oleh manajer dan ketua umum Persipura.

Hanya dikatakan “indisipliner” dan dapat memberi dampak buruk bagi seluruh tim. Tetapi juga dikatakan bahwa manajemen Persipura yakin Boaz masih dapat bersinar di klub lain dan tidak tertutup kemungkinan untuk kelak kembali ke Persipura.

Baca Juga:  Kura-Kura Digital

Artinya, logika dari kasus ini yaitu ini merupakan edukasi (pembelajaran) tentang proses mempersiapkan satu kesebelasan untuk bekerja sama sebagai satu kesatuan tim untuk meraih prestasi.

Bila pembelajaran ini ditujukan kepada Boaz, maka pembelajaran ini sangat pedis. Boaz Solossa adalah pemain bintang, idola Papua, bahkan icon PON. Langkah manajemen Persipura untuk memecatnya adalah lecutan cambuk yang sangat pedis. Apalagi cara serahkan surat pemecatan dapat dikatakan tidak beradab. Seperti tidak tanpa rasa berterimakasih atas jasa Boaz di Persipura.

Di titik itu, semoga ada proses mediasi yang mempertemukan pelatih, pemain dan manajemen untuk menyepakati keseimbangan baru sebagai win-win solution. Siapa tahu perilaku Boaz yang disebut “indisipliner” itu adalah permukaan gunung es yang menyembunyikan adanya masalah-masalah pemain Persipura yang bisa merusak seluruh kesatuan tim secara lebih luas dan lebih parah. Siapa tahu cara manajemen pecat Boaz secara tidak beradab itu pun mengisyaratkan adanya masalah komunikasi di tubuh manajemen. Siapa tahu Jacksen dan Boaz masih bisa diskusi cari solusi untuk menghargai aspirasi pendukung Persipura yang sedang marah.

Baca Juga:  Musnahnya Pemilik Negeri Dari Kedatangan Bangsa Asing

Bicara, bicara, bicara. Pasti ada win-win solution. (*)

Biak, 7 Juli 2021

Artikel sebelumnyaLegislator Papua: Pengangguran di Papua Sangat Tinggi
Artikel berikutnyaMengapa Dilakukan Pemilihan Kepala Kampung Langsung di Kabupaten Dogiyai?