JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Organisasi Papua Merdeka (OPM) klaim telah menembak mati satu anggota TNI dan dua lainnya luka-luka, di distrik Gome Puncak pada 16 Agustus 2021.
Peryataan itu disampaikan Sebby Sambom, Jubir TPNPB-OPM dari markas Pusat Komnas TPNPB kepada Suara Papua, Selasa (17/8/2021).
“Hari ini 16 Agustus 2021, dibawa komandan operasi umum, Mayjen Lekegak Telenggen yang dipimpin Militer Murib dan Peni Murib telah menembak 1 anggota TNI dan dua luka-luka. Kami bertanggung jawab atas penembakan itu,” tukas Sebby.
Kata Sebby, sebagaimana pesan yang disampaikan Lekegak Telenggen bahwa pihaknya sangat sering melakukan penembakan terhadap aparat Indonesia, namun aparat TNI selalu mengaku mengalami luka-luka.
“Oleh karena itu kami tidak pusing dengan Indonesia. Yang penting kami tetap tembak sampai dunia kiamat dan Papua merdeka. Sedangkan pihak kami [TPNPB] tidak ada yang korban.”
Sebelumnya, pada 15 Agustus 2021, pihak TPNPB mengaku dikepung aparat TNI di distrik Gome Puncak. Pengepungan itu terjadi pukul 12 malam, namun diketahui pihak TPNPB. Akhirnya kontak senjata terjadi pada 16 Agustus 2021 pukul 11-12 siang.
Penembakan itu diakui Dandrem 173/PVB Brigjen TNI Iwan Setiawan. “Memang benar terjadi kontak tembak di Gome hingga menyebabkan satu prajurit dari Yonif 715/Matuliato terluka tembak,” ujar Danrem 173/PVB sebagaimana diberitakan kompas.com.
Dari kejadian tersebut, satu personel TNI atas nama Letda Inf Rudi Sipayung mengalami luka tembak.
Iwan menuturkan, kontak senjata terjadi ketika personel Yonif 715 tengah melakukan patroli. Saat itu, tiba-tiba mereka disergap KKB yang langsung melepaskan tembakan. Kondisi korban yang terkena tembakan, sambung Iwan, kini dalam kondisi stabil.
Terkait pelaku penembakan, Iwan menduga kejadian tersebut dilakukan oleh Kelompok pimpinan Goliath Tabuni yang sudah bergeser dari distrik Tinggi Nambut, Kabupaten Puncak Jaya, ke Gome. “Wilayah Gome (kini) dikuasai kelompok Goliat Tabuni,” kata Iwan.
REDAKSI