MANOKWARI, SUARAPAPUA.com — Septi Meidodga, Ketua Pemuda Adat Wilayah Domberai mengatakan dia siap untuk menyuarakan persoalan masyarakat dari hak asasi manusia hingga persoalan hak masyarakat atas tanah dalam prinsip persatuan.
Septi berpandangan, meskipun Pemuda Adat Papua berdiri indipenden. Pihaknya siap untuk bediri menyuarakan aspirasi masyarakat.
“Pada prinsipnya pemuda adat lahir untuk independen eksistensinya menjadi senter melindungi tanah dan manusia Papua,” ujar Septinus Meidodga kepada suarapapua.com di Manokwari, Papua Barat pada Kamis, (19/8/2021).
Dia menjelaskan, poin utama dalam hasil pembahasan komisi di konferensi Pemuda Adat Papua yang berlangsung di Manokwari tanah adat Doberai pada 7-8 Agustus 2021 telah memutuskan empat agenda.
Pertama, mendorong hak-hak masyarakat adat yang selama ini terancam oleh investasi asing yang tanpa melibatkan masyarakat pemilik Ulayat di setiap wilayah adat masing-masing terlebih khusus di wilayah adat Doberai.
Kedua, memperkuat basis di tingkat Masyarakat Adat dalam hal menta kultur dan budaya sehingga tidak terkikis dengan perkembangan era globalisasi saat ini.
Ketiga, juga mengkoordinasikan hasil aspirasi tersebut kepada lembaga kultur Majelis Rakyat Papua Barat (MRPB), Dewan Perwakilan Rakyat Papua Barat (DPR PB) serta DPR fraksi otonomi khusus dan Gubernur Papua Barat.
Keempat, hasil tersebut akan kami krim ke pengurus wilayah di kabupaten kota untuk mengarahkan kepada lembaga eksekutif dan legislatif.
“Saya bisa ambil langkah sendiri akan tetapi tentunya kita punya planing. Itu akan disepakati dalam musyawarah kerja dalam beberapa bula mendatang dan hasilnya akan dijalankan. intinya tidak terlepas dari melindungi tanah dan manusia Papua,” bebernya
Dia mengakui dalam menjalankan pemuda adat Papua sukses buruk kerja sama dan persatuan.
Sementara itu, pelaksana tugas ketua pemuda adat Papua wilayah III Doberai berharap pemuda adat Papua adalah motor penggerak dalam membantu melindungi hak-hak masyarakat adat.
“Pemuda Papua sebagai anak adat membenahi diri melahirkan konsep pemikiran untuk kepentingan masyatakat adat di Tanah Papua khusus di Papua Barat,” katanya.
Horota berharap, pemuda adat Papua Doberai menjaga persaudaraan sesama suku Papua tetapi anak adat nusantara lainnya bahwa dalam rangka terus membangun kebersamaan dan solidaritas.
“Kita tidak mudah untuk di aduh domba suku ini begini atau provokator membuat isu- isu berdampak konflik horizontal baik antara sesama suku Papua dan Papua. Tetapi sesama suku Nusantara lainnya. Hal seperti tidak inginkan terjadi di wilayah ini,”harapnya
Pewarta: Charles Maniani
Editor: Arnold Belau