PartnersPrihatin Soal West Papua, ACP Surati PBB

Prihatin Soal West Papua, ACP Surati PBB

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Sebuah blok besar negara-negara Afrika, Karibia dan Pasifik telah menulis surat kepada Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia atas keprihatinan mereka soal West Papua.

Surat dari Organisasi Negara-negara Afrika, Karibia dan Pasifik (OACPS) sebagaimana dilansir dari Radio New Zealand, Selasa (7/9/2021) meminta “suatu misi mendesak ke Papua Barat untuk memberikan laporan berbasis bukti dan informasi tentang situasi hak asasi manusia” di sana [tanah Papua].

Baca Juga:  Jurnalis Senior Ini Resmi Menjabat Komisaris PT KBI

Surat tersebut dikirim oleh President-in-Office of the OACPS Council of Ministers, Jeremiah Manele, Menteri Luar Negeri Kepulauan Solomon.

OACPS mengatakan bahwa pihaknya mengakui kedaulatan Indonesia atas Papua Barat. Namun Sekretaris Jenderalnya Georges Rebelo Pinto Chikoti, menegaskan kembali “komitmen teguh OACPS terhadap hak asasi manusia, supremasi hukum dan prinsip-prinsip demokrasi”.

Chikoti mengakui pekerjaan para pemimpin Forum Pulau Pasifik (PIF) tentang situasi di Papua Barat, bahwa sesuai dengan prinsip-prinsip subsidiaritas dan saling melengkapi, kelompok Afrika, Karibia dan Pasifik akan terus menerima pembaruan dan bimbingan dari pimpinan forum.

Baca Juga:  KBRI dan Universitas Nasional Fiji Gelar Seminar Perspektif Kolaborasi yang Lebih Dekat

Dua tahun lalu, para pemimpin Forum Pasifik sepakat untuk menekan Indonesia agar mengizinkan Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (ONHCR) masuk ke wilayah Papua.

Badan regional sedang mencari laporan independen tentang dugaan pelanggaran hak asasi manusia yang luas di Papua

Dalam beberapa tahun terakhir, ONHCR berulang kali meminta akses, dan Jakarta dilaporkan telah secara luas setuju, namun kunjungan belum terwujud.

Baca Juga:  Ancaman Bougainville Untuk Melewati Parlemen PNG Dalam Kebuntuan Kemerdekaan

 

 

Editor: Elisa Sekenyap

Terkini

Populer Minggu Ini:

PT IKS Diduga Mencaplok Ratusan Hektar Tanah Adat Milik Marga Sagaja

0
“Perusahaan segera ganti rugi tanaman, melakukan reboisasi dan yang paling penting yaitu kembalikan status tanah adat kami marga Sagaja,” pungkasnya.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.