PolhukamKriminalSeorang Pria Ditemukan Tak Bernyawa di Paniai, Penyebab Belum Diketahui

Seorang Pria Ditemukan Tak Bernyawa di Paniai, Penyebab Belum Diketahui

PANIAI, SUARAPAPUA.com — Seorang warga suku Mee berjenis kelamin laki-laki ditemukan tak bernyawa, Selasa (19/10/2021), di sebuah kebun kosong, komplek Pertanian, belakang pasar Enarotali, distrik Paniai Timur, kabupaten Paniai, Papua.

Korban diketahui bernama Merpin Doo (30), asal kampung Damaabagata, distrik Tigi Timur, kabupaten Deiyai. Korban tercatat sebagai tenaga honorer di kantor Dinas Pekerjaan Umum kabupaten Paniai.

Informasi yang diperoleh suarapapua.com, korban ditemukan dalam keadaan seperti sedang tidur sekitar pukul 06.00 WIT. Pertama kali ditemukan oleh masyarakat setempat.

Pantauan suarapapua.com di tempat kejadian perkara (TKP), setelah mendengar kabar tersebut sekitar 08.45 WIT pihak kepolisian tiba di TKP dan langsung olah TKP untuk menyelidiki penyebab kematian korban.

Olah TKP dilakukan sekitar satu jam. Usai itu, untuk kepentingan penyelidikan lebih lanjut, selanjutnya pihak kepolisian membawa jasad ke RSUD Madi.

Sesampai di RSUD, petugas medis menolak melakukan otopsi dengan alasan jika jasad mau diotopsi, keluarga korban yang masuk ke rumah sakit harus mengikuti pemeriksaan swab test berhubung masih situasi pandemi Covid-19.

Baca Juga:  Pleno Rekapitulasi Perolehan Suara Tingkat Kabupaten Deiyai Siap Digelar

Mendengar itu, keluarga korban merembuk dan menolak jasad diotopsi.

“Biar sudah, tidak usah diotopsi. Kami serahkan kematiannya kepada Tuhan. Kami bawa pulang saja,” ujar Marthen Tekege, mewakili keluarga korban kepada pihak kepolisian dan petugas rumah sakit.

Selanjutnya pihak keluarga membawa korban menggunakan mobil Ambulance ke kampungnya di Damaabagata untuk dimakamkan.

Hasil Olah TKP

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Paniai, Iptu Frits R. Yawan mengatakan, dari hasil olah TKP pihaknya menemukan tiga buah botol minuman keras 70%, satu botol Aqua besar yang digunakan untuk campur minuman, dan satu kaleng Coca-cola yang sudah dipotong digunakan sebagai gelas.

“Waktu kami cium, di badan ada bau aroma minuman,” ujarnya.

Untuk kondisi tubuh korban, kata Frits, tak ada tanda apa-apa, baik luka maupun lainnya.

Pihak kepolisian tak bisa menyimpulkan langsung korban meninggal karena minuman keras. Karena, menurutnya, untuk mengetahui penyebab dalam kasus kematian misterius seperti demikian harus melalui pemeriksaan yang utuh.

Baca Juga:  Freeport Indonesia Bangun Jembatan Hubungkan Kampung Banti 2 dan Banti 1

“Kami tidak bisa simpulkan korban ini meninggal karena minuman keras atau karena hal apa, tidak bisa. Karena pemeriksaan yang paling kuat dan akurat, pertama itu adalah dari hasil pemeriksaan dokter atau visum. Dari situ kita bisa tahu kematiannya karena apa, kemudian disinkronkan dengan hasil olah TKP yang kita dapati. Terus harus berdasarkan keterangan para saksi juga,” jelasnya.

“Sesuai mekanisme yang ada, karena keluarga tidak mau korban diotopsi, kami sekali lagi tidak bisa simpulkan korban meninggal karena apa. Data yang kami punya hanya (data) dari olah TKP.”

Dibunuh OTK?

Meski tanpa memiliki bukti apa-apa, keluarga korban menduga korban dibunuh oleh orang tak dikenal (OTK).

“Anak kami ini bukan mati karena mabuk. Dia dibunuh orang. Kami lihat anak punya muka ada sedikit bengkak, itu orang pukul dia sampai meninggal. Kami tau anak ini memang biasa minum, tetapi tidak biasa bikin ribut, kacau dan lain-lain,” tutur salah satu mama pakai bahasa daerah (Mee) saat kepolisian melakukan olah TKP.

Baca Juga:  Kronologis Tertembaknya Dua Anak Oleh Peluru Aparat di Sugapa, Intan Jaya

Beberapa orang berpendapat, jika korban meninggal karena miras, tempat meninggalnya tidak di kebun.

“Apalagi pagi subuh, tidak mungkin korban duduk minum sendiri di kebun. Anak-anak di sini kalau minum tidak biasa seperti begitu. Mereka minum pasti rame-rame,” ujar warga lainnya.

Untuk mengamankan situasi agar tetap kondusif, kepala distrik Paniai Timur Alfred Yogi dan salah satu anggota DPRD Paniai Gabriel Adii turun bersama pihak keamanan menangani masalah tersebut hingga korban dijemput keluarga.

Situasi daerah, dari sejak ditemukan mayat hingga dibawa pulang oleh keluarga korban, tak ada keributan atau kekacauan dalam bentuk apapun yang dilakukan masyarakat maupun dari pihak keluarga.

Pewarta: Stevanus Yogi

Terkini

Populer Minggu Ini:

Partai Demokrat se-Papua Tengah Jaring Bakal Calon Kepala Daerah Jelang Pilkada...

0
Grace Ludiana Boikawai, kepala Bappiluda Partai Demokrat provinsi Papua Tengah, menambahkan, informasi teknis lainnya akan disampaikan panitia dan pengurus partai Demokrat di sekretariat pendaftaran masing-masing tingkatan.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.