“ZONA DEGRADASI BUKAN TEMPAT KITA”
Sehubungan dengan performa buruk yang dialami oleh Tim Mutiara Hitam —Persipura Jayapura— sejauh ini, dari 11 laga yang telah dilakoni hanya mampu satu kali menang, dua kali imbang dan mengalami delapan kali kekalahan yang mengakibatkan tim Persipura harus berada di zona degradasi klasemen sementara BRI Liga 1 Indonesia.
Penurunan performa Persipura Jayapura bukan hanya terjadi pada musim ini. Penurunan performa tim sudah terlihat pada beberapa tahun terakhir. Setelah Persipura menjuarai Liga Indonesia musim 2005, 2009, 2011 dan 2013 serta berhasil menjuarai Torabika Soccer Championship (TSC) 2016, raihan Persipura menurun dengan sangat drastis.
Di tahun 2017 Persipura hanya mampu finish di posisi ke-6. Semusim setelah itu, Persipura hanya mampu finish di posisi 12. Dan, baru musim 2019 Persipura bisa kembali meraih peringkat 3 pada akhir musim tersebut.
Sebelum BRI Liga 1 tahun 2021 dimulai, Persipura dirundung berbagai masalah internal yang berujung dengan pemecatan dua pilar Persipura, yakni Boaz Solossa dan Yustinus Pae. Keputusan ini mendapat kecaman dari berbagai pihak. Terutama kecaman dari seluruh masyarakat Papua dan pencinta sepak bola di tanah air. Sebab, hal ini dinilai sebagai pemicu utama krisis kepercayaan yang dialami oleh para pemain Persipura karena kehilangan sosok pemimpin dan pengayom di dalam lapangan.
Selain itu, ditambah dengan pemilihan pemain lokal maupun pemain asing sebagai pengganti Boaz dan Tinus terasa kurang mumpuni, sehingga tidak dapat membantu tim meraih hasil positif sampai pada pertandingan ke-11 di musim ini.
Sehingga pada hari Jumat, 11 November 2021, Aliansi Suporter Persipura Bergerak turun ke jalan untuk aksi peduli Persipura. Aksi ini untuk menyuarakan aspirasi seluruh masyarakat pencinta Persipura terkait kekecewaan akibat menurunnya performa tim dan kinerja dari manajemen serta pelatih kepada pihak manajemen Persipura.
Adapun tuntutan yang hendak disampaikan terdiri dari beberapa tuntutan, baik tuntutan jangka pendek yaitu menjelang laga selanjutnya dalam ajang BRI Liga 1, dan juga tuntutan jangka panjang yang berkaitan dengan keberlangsungan tim ke depan.
TUNTUTAN JANGKA PENDEK
Pertama, Kami meminta kepada bapak Benhur Tomi Mano dan Rudi Maswi agar hadir langsung di Yogyakarta untuk menemui semua pemain dan jajaran pelatih agar bisa mengangkat kembali mental tim untuk bisa menuju ke performa yang lebih baik lagi.
Kedua, Kami menuntut kepada jajaran manajemen agar secepatnya di dewan direksi untuk melakukan evaluasi coach Jacksen F Tiago dalam 11 laga terakhir yang mana mendapatkan hasil buruk dengan menelan 8 kali kekalahan, 2 kali imbang, dan hanya satu kali menang.
Ketiga, Kami meminta kepada setiap pemain Persipura tanpa terkecuali senior maupun junior harus betul-betul bermain dengan hati demi harkat dan martabat Tanah Papua.
Keempat, Kami mendesak kepada ketua umum dan dewan direksi agar bisa secepatnya melakukan pergantian kursi manajer yang saat ini dijabat oleh saudara Bento Madubun, dan kami meminta kepada ketua umum dan dewan direksi agar bisa mencari atau memilih seorang manajer yang betul-betul dapat membangun dan menciptakan suasana yang harmonis dan penuh kekeluargaan di dalam tim Persipura. Khususnya seorang manajer tidak mengemban jabatan ganda di dalam dan di luar tim agar betul-betul fokus membangun tim.
TUNTUTAN JANGKA PANJANG
- Program Pembinaan dan Akademi Usia Muda Persipura
Pengembangan usia muda atau akademi yang dikerjakan seadanya. Untuk akademi harus diasuh oleh sumber daya manusia (SDM) berkompeten. Namun secara operasional, terlihat betapa kurang diperhatikan dan tidak ditunjangi dengan fasilitas yang baik untuk menjalankan pembinaan usia muda agar nantinya menjadi aset regenerasi klub sendiri. Contoh kasus U-16 yang gagal mengikuti Liga Elit Pro U-16 2021.
2. Mess Persipura
Pemain Persipura masih menggunakan hotel, dan tidak memiliki mess pemain.
3. Lapangan untuk berlatih
Lapangan latihan yang tidak jelas dan selalu berpindah. Kadang juga terbentur dengan pemakaian dari pihak lain yang menggunakan lapangan.
4. Marketing dan Bussines Development yang buruk
Hingga saat ini manajemen belum memiliki sponsor tetap, selain PT Freeport Indonesia dan Bank Papua. Serta yang disayangkan adalah PT Persipura Papua tidak bisa melakukan pengembangan yang berkelanjutan untuk menghadapi tantangan di dalam industri sepak bola dan tidak memiliki strategi bisnis yang dapat membuat tim berkembang agar tidak selalu kesulitan dalam mencari sponsor baru di setiap musim.
5. Memanfaatkan Media Klub sebagai pusat informasi dan publikasi
Tata kelola media sosial (Instagram, Youtube, Facebook, Twitter) klub yang tidak terlihat profesional. Klub harus memiliki website resmi.
6. Menghapus Peran dan Posisi Ganda
Masih ada posisi dalam manajemen tim maupun PT Persipura Papua yang tumpang tindih. Seperti bapak Rocky Bebena yang menjabat sebagai kepala dinas dan sekretaris Asprov, tetapi juga menjabat Sekum Persipura.
7. Penyelenggaraan Pertandingan yang profesional
Penyelenggara pertandingan gagal mengelola dengan baik, dari sistem ticketing dan masih banyaknya calo berkeliaran yang membuat penonton tidak nyaman serta image buruk bagi Persipura.
8. Standar Operasional Prosedur (SOP) yang jelas dalam perusahaan
Tidak ada good coorporate governance dalam bekerja yang sesuai porsi. Tidak ada prinsip-prinsip yang diterapkan oleh manajemen untuk memaksimalkan nilai klub, meningkatkan kinerja dan kontribusi semua jajaran manajemen dan karyawan, serta menjaga keberlanjutan klub secara jangka panjang.
Selain penyampaian tuntutan terhadap manajemen untuk segera merombak manajemen yang ada dengan menggantikan manajer dan pelatih Persipura saat ini, yakni bapak Bento Madubun dan bapak Jacksen F Tiago, kami juga hadir dalam aksi sebagai bentuk kekecewaan atas evaluasi bagi manajemen Persipura lima tahun terakhir yang dinilai sangat jauh dari harapan sekalipun Persipura sudah beralih menjadi PT Persipura Papua tetap tidak mengalami perubahan yang signifikan dibandingkan tim profesional lainnya di Indonesia.
Banyak catatan merah yang harus terus dikawal agar tim kebanggaan masyarakat Papua ini bisa terus berkembang sebagai tim profesional.
Klo ko peduli Persipura, mari bersuara!
Ini bukan perkara kalah atau menang di lapangan hijau…
Persipura itu tong pu harga diri!!!
FINO ALLA MORTE… FORZA PERSIPURA!
Jayapura, 11 November 2021