Wendy Yawan, Anak Muda Papua dari Biak yang Jadi Barista di Yogyakarta

0
1382

Namanya Wendy Yawan. Dia adalah salah satu anak muda Papua dari Biak yang berprofesi denagai barista. Pemuda asal Biak ini sudah berkarir sebagai barista di Yogyakarta dan di kalangan para barista, ia cukup dikenal. Pria kelahiran Biak yang tumbuh besar di Biak ini merupakan lulusan sarjana Teknik Elektronika di Universitas Negeri Yogyakarta, dan saat ini mantap menggeluti pekerjaan sebagai penyeduh Kopi atau Barista.

Wendy mengaku pertama kali terjun sebagai barista ketika ada lowongan kerja untuk dipekerjakan menjaga booth minuman di Jogja City Mall. Dia mengaku mengambil pekerjaan ini awal tahun 2019 sambil kuliah.

“Awalnya saya merasa, malu, dan minder karena menjaga stand minuman. Tetapi saya berpikir bahwa mumpung di Yogyakarta, mendingan saya belajar sesuatu yang baru, agar nantinya ilmu yang saya dapat bisa saya kembangkan di Biak nantinya. Akhirnya saya belajar banyak soal kopi, dan saat ini jadi barista,” ungkap Yawan.

Wendy yang adalah salah satu alumnus SMA Negeri I Biak ini bercerita, ia memperlajari banyak hal, terutama berkaitan dengan kopi. Mulai dari membuat minuman, mempelajari hospitality atau pelayanan, mengerti marketing dan cara mengelola cafe. Bahkan dia banyak mengenal orang baru dan membangun koneksi, sehingga dia menerima banyak sekali tawan kerja.

Baca Juga:  57 Tahun Freeport Indonesia Berkarya

Wendy mengaku  pernah ditawari bekerja di Jakarta dan Semarang. Namun ia memilih Yogyakarta sebagai tempat yang tepat untuk bekerja sebagai Barista di Kolokial Coffee Yogyakarta. Namun dia juga memiliki rencana untuk  pindah kerja pada tempat baru sebagai seorang Coffee Roaster. Saat ini Yawan sudah menguasai sebagian ilmu Barista dan ingin meningkatkan diri sebagai Coffee Roaster agar ingin mewujudkan mimpinya ketika kembali ke Biak nantinya.

ads

Pria asal pulau Biak pengagum berat Bob Sadino ini menceritakan bahwa banyak sekali anak-anak Papua yang kuliah di Yogyakarta atau di pulau Jawa, hanya menghabiskan waktu di kehidupan kampus saja, tanpa membangun relasi dan koneksi serta mempelajari banyak hal yang bisa dipelajari di luar kampus termasuk bekerja part time.

Wendi juga sering jualan nasi kuning, sirup, tembakau dan alat-alat kopi ini mengaku memiliki rencana untuk kembali ke Papua dan berbisnis di Biak di daerah kelahirannya. Rencananya sangat berat, mengingat kondisi Biak yang iklim bisnisnya belum berkembang baik. Wendy Yawan juga mengkritik pemerintah daerah agar lebih membuka mata dalam membantu pengusaha-pengusaha muda asli Papua yang berusaha di berbagai bidang.

Baca Juga:  Non OAP Kuasai Kursi DPRD Hingga Jual Pinang di Kota Sorong

Wendy mengaku merasa kecewa juga dengan beberapa hamba Tuhan di Papua yang dianggap sering terjun ke dunia politik. Banyak dari mereka bertarung pada pencalonan-pencalonan calon wakil rakyat, dengan tujuan mereka ingin mengubah sistem, tetapi sayangnya banyak dari mereka yang kehilangan suara kenabian ketika masuk kedalam sistem dan tergerus oleh sistem itu sendiri. Bahkan mereka rela menggiring opini dalam mempengaruhi jemaat untuk memilih kandidat-kandidat yang mereka sukai.

Wendy beranggapan bahwa Gereja seharusnya mempunyai andil yang cukup besar dalam memajukan pemuda-pemudi dalam mengembangkan jiwa kewirausahaan dengan bekerja sama dengan berbagai pihak, membuat pelatihan-pelatihan usaha, mendukung pemuda-pemuda lebih kreatif dalam berbisnis dalam zaman yang semakin berkembang dan bersaing. Sehingga pengangguran bisa berkurang dan penyakit sosial seperti kasus miras bisa teratasi, karena khotbah dan ibadah saja tidak cukup, karena harus dibarengi dengan pelatihan kemandirian dalam mengubah karakter dan mindset pemuda-pemudi.

Baca Juga:  Hari Konsumen Nasional 2024, Pertamina PNR Papua Maluku Tebar Promo Istimewa di Sejumlah Kota

“Gereja seharusnya berhenti terbawa arus iklim politik pencalonan kepala-kepala daerah dan wakil-wakil rakyat tetapi lebih aktif terhadap isu-isu sosial saat ini termasuk peningkatan kesejahteraan pemuda-pemudi dan karakter pemuda-pemudi gereja,” katanya.

Wendy berharap agar iklim ekonomi di Biak bisa berkembang lebih baik, karena banyak pemuda-pemudi Biak yang sedang saat ini sedang merantau keluar Biak, ragu-ragu untuk kembali ke Biak agar ikut mengembangkan Biak lebih baik lagi, karena situasi dan lingkungan yang tidak mendukung dalam pengembangan diri dan anak-anak muda Biak. Dia berharap mimpinya kedepan untuk berwirausaha di Biak bisa tercapai. (*)

Penulis feature ini adalah Karel Sroyer. Artikel yang sudah anda baca ini merupakan artikelnya yang sudah ditayangkan di website pribadinya karelsroyer.com,  setelah mendapat izin dari penulis, Suara Papua menerbitkan artikel ini.

 

SUMBERkarelsroyer.com
Artikel sebelumnyaKlarifikasi AMA Paniai, Tidak Berafiliasi dengan Pemerintah
Artikel berikutnyaSekum PGI: Apakah Injil Masih Menjadi Kabar Baik Bagi Orang Papua?