JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Ikatan Keluarga Malinwareg Howotsili (IKMAL-HOW) gelar Musyawara Besar Ke-II di Apahapsili, Kabupaten Yalimo, pekan lalu. Dalam Musyawara itu, Sadrak Faluk kembali terpilih sebagai Ketua IKMAL-HOW masa bakti 2022 – 2027.
Ikatan itu sendiri mengusung misi menggali potensi lokal dan ekonomi kreatif dari kampung ke kota. Ikmal-How didirikan pada 27 Februari 2016 yang kini genap berusia ke-5 tahun.
“Sesuai dengan kesepakatan masyarakat, kami buat salah satu ikatan dan sekarang ini juga kami bisa menghasilkan salah satu terobosan baru, yaitu slei dan sirup dari nenas,” kata Sadrak Faluk.
Sadrak mengatakan, awalnya mengalami tantangan baik dari finansial maupun upaya penolakan pendirian ikatan dari pihak masyarakat setempat yang tidak sependapat.
“Memang dari awal saya dapat tantangan dan lain-lain sebagainya. Macam-macam bahasa yang masuk tetapi saya abaikan dan bisa melakukan kegiatan ini hingga berhasil,” ungkapnya.
Ismael Walianggen, penanggungjawab Ikmal-How mengatakan, awalnya pihaknya mengadakan rapat koordinasi di tingkat masyarakat untuk menciptakan lapangan kerja dengan potensia alam yang ada.
“Kami sudah melakukan rapat internal dengan tujuan bagaimana kita bisa melakukan lahan kerja, yaitu kebun nenas kemudian pembongkaran lahan sampai dengan perjuangan itu kami terus dorong hingga saat ini,” tukas Walinaggen.
Sejauh ini kata Walianggen, hasil usah kerja keras itu menjadi terobosan baru dalam hal ekonomi kreatif, hingga diperkenalkan produk slei dan sirup dari Nenas hingga ke luar negeri.
“Akhirnya kami mendapatkan dukungan rekomendasi untuk pengujian promosi dan pemasaran di PON di KSBN seni budaya Provinsi Papua yang diselenggarakan oleh Kementerian Republik Indonesia. Juga dilanjutkan lagi di ekspor go internasional. Selain itu dihadirkan juga ke pasar murah,” jelasnya.
Dikatakan, produk yang dihasilkan itu sudah mendapatkan jaminan legalitas hukum dari BPOM untuk diuji kelayakan kesehatan dan pemasaran hingga peminat produk meningkat.
“Untuk respon publik sejauh ini sudah menjadi 99 persen dan banyak yang datang kunjungi produk lokal kami. Ada juga yang nikmati dan ada juga order sampai dengan keluar Papua,” terangnya.
Katanya, khasiat nenas yang pihaknya buat mengandung 32 manfaat bagi tubuh manusia. Sementara, Nenas Apahapsili telah ada dalam kualitas unggulan.
Sejauh ini kata dia pihaknya telah mendapatkan mesin produksi dari hasil kerja keras swadaya masyarakat, namun terkendala dengan tempat produksi dan pemasaran tetap.
Oleh sebab itu pihaknya meminta dukungan dari pemerintah Kabupaten Yalimo guna menfasilitasi kekurang untuk meningkatkan produksi.
Pewarta: Atamus Kepno
Editor: Elisa Sekenyap