PolhukamDemokrasiPolemik Pemekaran Provinsi, DAP: Stop Mengatasnamakan Masyarakat Adat

Polemik Pemekaran Provinsi, DAP: Stop Mengatasnamakan Masyarakat Adat

SORONG, SUARAPAPUA.com— George Ronal Konjol, Ketua Dewan Adat Papua (DAP) Wilayah Sorong Selatan mengecam keras oknum-oknum yang mengatasnamakan masyarakat adat terkait polemik pemekaran Daerah Otonomi Baru (DOB) di Papua Barat.

Semua masyarakat memiliki hak yang sama dalam menyampaikan aspirasi terkait daerah otonomi baru, tetapi jangan menggorbankan masyarakat adat.

“Stop mengatasnamakan masyarakat adat, karena selama ini masyarakat adat menjadi korban di atas tanah adatnya sendiri. Masyarakat adat yang punya tanah, dan hutan. Apapun yang berkaitan dengan masyarakat adat harus duduk dan berbicara dengan masyarakat adat, bukan mengatasnamakan masyarakat tanpa sepengetahuan masyarakat adat itu,” tukas George Ronal Konjol kepada suarapapua.com saat di temui di Aimas Kabupaten Sorong, Sabtu (19/3/2022).

Baca Juga:  MRP dan DPRP Fraksi Otsus se-Tanah Papua Minta Jokowi Terbitkan Perppu Hak Politik OAP

Ronal Konjol juga mempertegas bahwa untuk melindungi wilayah dan hutan adat di Kabuapten Sorong Selatan, maka Dewan Adat Papua Wilayah Sorong Selatan menolak rencana pemekaran Propinsi Papua Barat Daya.

“Sebagai dewan adat kami menolak rencana pemekaran di tanah Papua, terlebih khusus  rencana pemekaran Provinsi Papua Barat Daya,” tegasnya.

Selain megajak seluruh lapisan masyarakat adat di tanah Papua untuk menjaga tanah dan hutan adat, ketua DAP Sorong Selatan ini juga mendesak pemerintah untuk selesaikan kasus-kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia yang selama ini terjadi di tanah Papua.

Baca Juga:  Polda Papua Diminta Evaluasi Penanganan Aksi Demo di Nabire

“Pemerintah harusnya menyelesaikan masalah pelanggaran, bukan bicara daerah otonomi baru,” ujarnya.

William Blesia, Juru Bicara DAP Sorong Selatan mempertegas pernyataan Ronal Konjol dengan menyatakan bahwa pihak Pemerintah Indonesia untuk segara menghentikan pembahasan pemekaran provinsi daerah otonomi baru, baik di provinsi Papua maupun Papua Barat.

“Sebagai anak adat, kami minta pemerintah stop bicara pemekaran. Karena rakyat Papua tidak minta pemekaran. Stop petak-petak masyarakat adat di atas tanah Papua dengan pemekaran,”pungkas Blesia.

Baca Juga:  Aksi di Dua Tempat, Pleno Suara Kabupaten Tambrauw Sempat Ricuh

 

Pewarta: Reiner Brabar

Editor: Elisa Sekenyap

 

 

Terkini

Populer Minggu Ini:

Parpol Harus Terbuka Tahapan Penjaringan Bakal Calon Bupati Tambrauw

0
SORONG, SUARAPAPUA.com --- Forum Komunikasi Lintas Suku Asli Tambrauw mengingatkan pengurus partai politik di kabupaten Tambrauw, Papua Barat Daya, untuk transparan dalam tahapan pendaftaran...

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.