BeritaYustina Ogoney Dilantik Pimpin Pemuda Katolik Komda Papua Barat

Yustina Ogoney Dilantik Pimpin Pemuda Katolik Komda Papua Barat

SORONG, SUARAPAPUA.com — Yustina Ogoney resmi memimpin kepengurusan Pemuda Katolik Komisariat Daerah (PK Komda) Papua Barat periode 2022-2025 usai dilantik Stefanus Asat Gusma, ketua umum pengurus pusat PK, di Meeting Room Vega Hotel, Kota Sorong, Kamis (5/5/2022) malam.

Yustina Ogoney mengatakan, di masa kepemimpinannya, ia akan dahulukan pembenahan internal, pendataan data base keanggotaan, dan melanjutkan konsolidasi ke pengurus setiap wilayah.

“Dinamika dalam pemilihan kemarin, ada perbedaan pendapatan dan pemahaman. Tentunya kami perlu konsolidasi lagi supaya setiap kader di tingkat komisariat cabang (Komcab) solid dulu barulah kita bisa berbicara tentang program kerja,” kata Yustina kepada suarapapua.com usai pelantikan.

“Beberapa Komcab sudah definitif, namun belum melalui mekanisme resmi. Itu akan dibenahi bersama agar pengurus bekerja berdasarkan AD dan ART yang berlaku. Ini sangat penting untuk melakukan Muskomcab dan masa penerimaan anggota (Mapenta) ulang. PK yang militan harus paham juga tentang AD dan ART, serta fokus penataan data base anggota PK se-provinsi Papua Barat,” jelasnya.

Baca Juga:  Polda Papua Diminta Evaluasi Penanganan Aksi Demo di Nabire

Untuk melakukan beberapa hal mendasar itu, ia membutuhkan dukungan dan koordinasi dari organisasi kepemudaan (OKP) agar bersama-sama membangun dan mengembangkan PK di Tanah Papua.

“PK  tidak berkembang sendiri tanpa dukungan dari OKP lainnya yang ada di provinsi Papua Barat. Kami semua berada di rumah besar KNPI. Tidak semua hal dilakukan PK, tetapi ada hubungan kerjasama dengan OKP-OKP lain untuk menyuarakan persoalan di Papua Barat,” kata Yustina Ogoney.

Putri asli suku Moskona itu terpilih memimpin PK satu periode mendatang setelah mendapat dukungan dari 7 Komcab definitif dalam Musyawarah Komisariat Daerah (Muskomda) Pemuda Katolik Papua Barat yang diadakan di aula Gereja Katedral Sorong, Sabtu (2/4/2022).

Baca Juga:  PWI Pusat Awali Pra UKW, 30 Wartawan di Papua Tengah Siap Mengikuti UKW

Saat pemilihan, Yustina Ogoney tercatat sebagai ketua PK Komcab Teluk Bintuni.

Ia sehari-harinya aparatur sipil negara (ASN) dengan jabatan kepala distrik Merdey di kabupaten Teluk Bintuni.

Pelantikan disaksikan Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan, Vikaris Jenderal (Vikjen) keuskupan Manokwari Sorong Pater Lewi Ibori, OSA, dan Pastor Moderator Pemuda Katolik Komda Papua Barat Pater Izak Bame, OSA.

Hadir pula sejumlah anggota DPRD Papua Barat, anggota DPRD kabupaten/kota, tokoh masyarakat, tokoh perempuan, pengurus KNPI, pimpinan OKP, dan ratusan undangan lainnya.

Sementara itu, Stefanus Asat Gusma menyampaikan harapan kepada kepengurusan baru agar harus lahir baru dan bertumbuh berkembang bersama untuk lebih eksis dalam berkontribusi kepada pemerintah, gereja dan masyarakat.

Baca Juga:  Hilangnya Keadilan di PTTUN, Suku Awyu Kasasi ke MA

“Selamat kepada ibu ketua dan anggota yang baru dilantik. Pengurus ini harus lahir baru dan tumbuh berkembang untuk berkontribusi nyata bagi gereja dan masyarakat di daerah ini,” katanya.

Dalam sambutan ketua umum pengurus pusat PK juga mengingatkan, kontribusi nyata harus diperlihatkan kepengurusan PK Komda Papua Barat.

“Kader Pemuda Katolik harus siap bersaing secara nasional. Satu catatan lagi, pengurus bukan hanya membawa proposal ke pemerintah. Itu metode lama yang perlu ditinggalkan. Pengurus harus berkontribusi nyata, bukan lagi bicara politik praktis saja,” ujar Stefanus.

PK Komda Papua Barat periode pertama dipimpin Fabianus Nambu, kemudian periode kedua adalah Thomas Jeffrizon Baru, dan periode ketiga dipimpin oleh Yosepha Faan.

Pewarta: Maria Baru
Editor: Markus You

Terkini

Populer Minggu Ini:

Pemkab Yahukimo dan PGGJ Diminta Perhatikan Keamanan Warga Sipil

0
"Sampai saat ini belum ada ketegasan terkait pelanggaran-pelanggaran yang terjadi di sana. Tidak ada ketegasan dari pemerintah daerah Yahukimo. Kami minta untuk segera tangani.”

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.