YAHUKIMO, SUARAPAPUA.com— Masyarakat suku Ngalik Kabupaten Yahukimo di ujung jalan Yahuli, atau lokasi baru kompleks pengungsi melakukan kerja kebun, angkut kayu bakar, dan pembersihan jalan guna masuknya akses listrik swadaya masyarakat.
Hal ini disampaikan Yahia Heluka, Koordinator Swadaya Masyarakat untuk alat penerangan, Sabtu (22/05/2022), di Dekai, Yahukimo, Papua.
“Untuk alat penerangan ini, pada bulan Desember kami sudah bentuk koordinator, saya sendiri ketua.Jadi kami baru mulai bergerak pada bulan April, dimana saat itu ada uang BLT dari dinas sosial. Uang itu kami sumbang untuk bawa kabel listrik, karena sudah empat tahun kami tinggal tanpa listrik,” jelasnya.
Jumlah rumah dan KK yang berada di lokasi baru, kata Heluka, berjumlah 200 an yang belum memiliki alat penerangan.
“Di sini mayoritas suku Ngalik, dan dari tahun 2019 hingga sekarang belum ada alat penerangan. Dari pemerintah dan informasi dari senior kami sempat bikin proposal sebanyak 5 kali, tetapi belum diindahkan dari pemerintah bahkan pihak PLN. Jadi kami bergerak secara swadaya,” ucapnya.
Selain kerja fisik, pihaknya juga menyumbangkan dana setiap KK Rp1 juta rupiah.
“Kami juga sudah bebankan tiap rumah atau KK uang 1 juta. Uang itu akan kami pakai untuk beli kabel listrik empat urat. Sampai saat ini kabel sedang kami lobi. Kami juga bersyukur kerja swadaya ini sudah dilihat oleh pimpinan PLN Jayapura. Kami berharap bisa membantu kami,” tambah Heluka.
Ditempat yang sama, Yoram Heluka, sala satu orang tua yang ikut dalam kerja fisik itu menyampaikan, masyarakat di lokasi baru atau lokasi pengungsi sangat membutuhkan alat penerangan.
“Kami sangat butuh perhatian dari pemerintah, terutama lampu. Kalau pemerintah tidak bantu kami akan kerja secara swadaya. Selain lampu kami butuh tiang besi untuk bawa kabel listrik dan jalan aspal,” tukasnya.
Pewarta: Ardi Bayage
Editor: Elisa Sekenyap