Tanah PapuaMeepagoMateri Doa Puasa Massal Papua Disosialisasikan di Deiyai

Materi Doa Puasa Massal Papua Disosialisasikan di Deiyai

WAKEITEI, SUARAPAPUA.com — Rencana doa puasa massal selama 40 hari 40 malam dalam rangka pemulihan Tanah Papua disosialisasikan di wilayah Deiyai, Rabu (8/6/2022). Sosialisasi diadakan di aula Kaboudabi Paroki St. Yohanes Pemandi, Wakeitei, Dekanat Tigi.

Kegiatan sosialisasi materi doa puasa massal tersebut menindaklanjuti imbauan dari Jaringan Doa Rekonsiliasi untuk Pemulihan Papua (JDRP2) yang disebarkan beberapa waktu lalu. JDRP2 mengajak seluruh orang Papua dari Misool Sorong sampai Samarai PNG terlibat dalam doa puasa massal selama 40 hari 40 malam terhitung sejak tanggal 21 Juni 2022 jam 12 siang hingga 31 Juli 2022 jam 12 siang.

Yanto Pigome dari JDRP2 mengatakan, sudah saatnya orang Papua harus melakukan gerakan bersama untuk pemulihan dengan kegiatan doa dan puasa selama 40 hari 40 malam.

Baca Juga:  Raih Gelar Doktor, Begini Pesan Aloysius Giyai Demi Pelayanan Kesehatan di Papua

“Doa puasa massal selama 40 hari 40 malam serentak itu sesuai petunjuk Tuhan melalui hambaNya, dan ini jalan menuju pemulihan bangsa Papua. Setiap pribadi kita, keluarga, klan, marga dan bangsa ini sudah saatnya serahkan kepada Sang Pencipta dengan cara berdoa dan berpuasa. Kami yakin bahwa hanya dengan begitu akan ada pemulihan dari semua hal yang tidak baik,” tuturnya.

Ketentuan mengenai doa puasa massal, kata Yanto Pigome, sudah diuraikan dalam selebaran dan panduan yang disebarkan ke seluruh Tanah Papua maupun di rantauan.

“Penjelasan lengkap ada dalam beberapa lembar itu bisa baca dan ikuti. Masing-masing daerah ada tim. Tujuan akhir itu kita betul-betul mau bertobat, mau lahir kembali, mau bawa semua pergumulan hidup kepada Sang Pencipta. Pemulihan akan terjadi melalui cara ini,” jelasnya.

Baca Juga:  Empat Jurnalis di Nabire Dihadang Hingga Dikeroyok Polisi Saat Liput Aksi Demo

Selain di Tanah Papua, kata Pigome, kampanye doa puasa yang sama juga sedang dilakukan di PNG.

“JDRP2 sudah dibentuk di Vanimo pada tanggal 6 Januari 2022, dan mereka di sebelah timur juga sedang kampanye hal sama, nanti doa puasa massal serentak.”

Pigome berharap setiap orang yang hadir dalam pertemuan dapat meneruskan kepada sesama lainnya. Bahan tertulis yang sudah disediakan bisa diperbanyak dan dibagikan lagi agar selanjutnya masuk dalam tahap doa puasa massal selama 40 hari 40 malam.

Penyampaian arahan dari beberapa pembicara mendahului sosialisasi yang dihadiri pimpinan agama dan umat atau jemaat dari berbagai denominasi di wilayah Deiyai.

Pater Damianus Adii, Pr, Pastor Dekan Dekanat Tigi, menyajikan materinya berjudul “Kehancuran moral akhlak manusia Mee dan upaya pemulihan”.

Materi kedua oleh Pdt. Oktopianus Edowai, S.Th, pimpinan GPDI Deiyai, dengan menekankan pentingnya pertobatan melalui doa dan puasa sebagai kewajiban umat Tuhan untuk bangkit dari kejatuhan dosa dan kehancuran duniawi.

Baca Juga:  Suku Abun Gelar RDP Siap Bertarung Dalam Pilkada 2024

Setelahnya Titus Pekei, penggagas Noken Papua di UNESCO, mengetengahkan perlunya kesadaran bersama untuk memulihkan kembali kehancuran kebudayaan Papua termasuk kebudayaan suku Mee yang terancam punah.

Panitia juga berkesempatan menjelaskan tentang doa dan puasa yang akan dilalui oleh seluruh orang Papua selama 40 hari 40 malam sejak 21 Juni hingga 31 Juli 2022. Termasuk rumuskan ujud doa pribadi, keluarga, klan, marga, suku dan bangsa Papua.

Selama beberapa waktu mendatang diharapkan sudah disampaikan ke semua orang untuk bersiap diri memasuki masa pemulihan tersebut melalui doa puasa 40 hari 40 malam sesuai ketentuan.

Pewarta: Markus You

Terkini

Populer Minggu Ini:

Pemkab Yahukimo Belum Seriusi Kebutuhan Penerangan di Kota Dekai

0
“Pemerintah kita gagal dalam mengatasi layanan penerangan di Dekai. Yang kedua itu pendidikan, dan sumber air dari PDAM. Hal-hal mendasar yang seharusnya diutamakan oleh pemerintah, tetapi dari pemimpin ke pemimpin termasuk bupati yang hari ini juga agenda utama masuk dalam visi dan misi itu tidak dilakukan,” kata Elius Pase.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.