ArtikelTerwujudnya Revolusi Total Papua Berawal dari Kesadaran

Terwujudnya Revolusi Total Papua Berawal dari Kesadaran

Oleh: Selpius Bobii)*
)* Koordinator Jaringan Doa Rekonsiliasi untuk Pemulihan Papua (JDRP2)

Tulisan ini wajib dibaca oleh bangsa Papua, baik Papua Barat maupun Papua New Guinea (PNG).

1. Pengertian Revolusi

Ada tiga kata revolusi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, yaitu:
1). Perubahan ketatanegaraan (pemerintahan atau keadaan sosial) yang dilakukan dengan kekerasan (seperti dengan perlawanan bersenjata) atau dengan jalan damai yang progresif;
2). Perubahan yang cukup mendasar dalam suatu bidang;
3). Peredaran bumi dan planet-planet lain dalam mengelilingi matahari.

Menurut Wikipedia, revolusi adalah suatu perubahan yang berlangsung secara cepat dan menyangkut dasar atau pokok-pokok kehidupan. Di dalam revolusi, perubahan yang terjadi dapat direncanakan atau tanpa direncanakan terlebih dahulu dan dapat dijalankan tanpa kekerasan atau melalui kekerasan. Ukuran kecepatan suatu perubahan, sebenarnya relatif karena revolusi pun dapat memakan waktu lama.

Misalnya revolusi industri memakan waktu puluhan tahun, tetapi dianggap “cepat” karena mampu mengubah sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat, seperti sistem kekeluargaan dan hubungan antara buruh dan majikan yang telah berlangsung selama ratusan tahun.

Revolusi menghendaki suatu upaya untuk merobohkan, menjebol, dan membangun dari sistem lama kepada suatu sistem yang sama sekali baru.

2. Tujuan Revolusi

Tujuan dari revolusi adalah suatu usaha menuju perubahan menuju kebaikan umum (rakyat) yang ditunjang oleh beragam faktor, tidak hanya figur pemimpin, tetapi juga segenap elemen perjuangan beserta sarananya.

3. Jenis Revolusi

Ada beragam revolusi, antara lain:
1). Revolusi politik
2). Revolusi sosial
3). Revolusi ekonomi
4). Revolusi budaya.

4. Perangkat Revolusi

Untuk mewujudkan revolusi dibutuhkan perangkat sarana dan prasarana. Revolusi umumnya mensyaratkan hadirnya seorang pemimpin kharismatik, berperannya sebuah partai pelopor (avant garde) dan adanya sebuah elemen ideologi.

Dalam revolusi Rusia, misalnya, Lenin dan tokoh puncak Partai Komunis mampu menjadi pemimpin yang kharismatik.

Revolusi lain yang mengedepankan seorang tokoh, misalnya Fidel Castro di Kuba, Che Guevara di Amerika Selatan, Mao Tse-Tung di Republik Rakyat Tiongkok, Ho Chi Minh di Vietnam, Ayatullah Khomeini di Iran, Corazon Aquino di Filipina ketika Revolusi EDSA, dan lain-lain.

Dan, di Indonesia adalah Soekarno-Hatta, di Timor Leste Xanana Gusmao-Ramos Horta, Nelson Mandela di Afrika Selatan, serta Mohammad Gandhi di India.

5. Bagaimana Terjadinya Revolusi?

Revolusi dapat dipicu oleh keinginan masyarakat untuk mengadakan perubahan. Keinginan tersebut biasanya muncul karena perasaan tidak puas terhadap situasi yang ada. Sehingga, masyarakat menginginkan perubahan untuk mencapai keadaan yang lebih baik.

Jadi, revolusi itu berawal dari kesadaran. Realitas sosial, politik, hukum, ekonomi, keamanan, pendidikan, kesehatan dan HAM yang tidak baik, sehingga membangkitkan kesadaran masyarakat untuk melakukan perubahan total. Tanpa kesadaran tidak akan mungkin muncul keinginan atau kemauan untuk berubah nasib hidup bersama.

6. Pendekatan Revolusi

Revolusi bisa terwujud karena dua hal:
1). Disiapkan dengan baik atau direncanakan baik;
2). Memanfaatkan momentum tertentu yang terjadi (secara tiba tiba).
Pendekatannya ada dua, yaitu:
1). Melalui jalan kekerasan atau perang;
2). Melalui jalan persuasif yaitu melalui gerakan ahimsa atau dengan jalan damai yang progresif tanpa kekerasan.

7. Bagaimana dengan perjuangan Papua?

Bangsa Papua sudah lama berjuang untuk keluar dari penindasan ini. Berbagai cara kita sudah tempuh untuk terbebas dari penindasan Indonesia dan para sekutunya. Tetapi hingga kini kita belum mewujudkan kerinduan bangsa Papua.

Baca Juga:  Kura-Kura Digital

Mengapa hal itu terjadi? Masalah mendasarnya adalah kita belum memahami rencana dan kehendak Tuhan karena kita belum sadar. Selama ini segala cara yang kita tempuh menggunakan metode-metode lama yang digunakan oleh bangsa-bangsa lain yang sudah merdeka. Indonesia dahulu dijajah menggunakan metode-metode itu. Dan kini negara Indonesia menggunakan metode-metode itu untuk menindas bangsa Papua. Istilah yang kita dengar adalah devide et impera “pecah belah dan jajahlah”.

Elemen-elemen dasar bangsa Papua sudah dan sedang dihancurkan, antara lain:

1). Budaya Papua hancur berkeping keping. Tatanan adat budaya kita dihancurkan. Contoh ada LMA buatan Indonesia, bahkan kesatuan suku-suku asli Papua melalui Dewan Adat sudah hancur.

2). NKRI hancurkan tatanan religi (keagamaan). Misalnya banyak denominasi Gereja lahir di Tanah Papua karena perbedaan tafsiran dalam teks-teks Kitab Suci (Dogma Agama) seiring dengan Islamisasi bagi orang asli Papua melalui pendekatan sosial ekonomi. Banyak konflik laten yang dipelihara dalam tubuh Agama di Tanah Papua, baik antara Protestan dan Katolik; dan antara denominasi Gereja, juga Kristen dengan Muslim Papua.

3). Budaya dan religi sudah dan sedang dihancurkan, maka persatuan kebangsaan Papua mudah dihancurkan. Sehingga sampai saat ini bangsa Papua belum bersatu untuk mewujudkan impiannya.

Sentimen Papua Gunung, Papua Pantai; sentimen dari Gereja ini, dari Gereja itu; sentimen dari Agama ini, dari Agama itu; sentimen dari suku ini, dari suku itu; sentimen dari organisasi ini, dari organisasi itu. Berbagai sentimen pribadi, sentimen keluarga, sentimen marga, sentimen kampung atau daerah, sentimen suku, sentimen Gereja atau Agama telah merusak tatanan kehidupan dan kesatuan kita sebagai satu bangsa Papua.

Salah satunya adalah pemekaran Daerah Otonom Baru (DOB), baik pemekaran provinsi, daerah kabupaten, distrik dan kampung. Sehingga banyak muncul ikatan-ikatan peguyuban dan asrama-asrama kesukuan atau daerah atau kampung untuk menciptakan sekat-sekat. Sehingga kebersamaan kita sebagai satu bangsa Papua berkeping-keping dalam dikotomi atau sentimen-sentimen itu.

8. Kesadaran adalah awal dari Revolusi

Sesungguhnya Allah melengkapi kita dengan “Akal Budi” sebagai daya pikir dan hati nurani sebagai daya timbang. Selama ini perjuangan bangsa Papua berada pada tataran Akal Budi (otak yang ada di kepala), sehingga untuk menjadi pemimpin gerakan Papua Merdeka menjadi “rebutan”. Saling berebutan menjadi pemimpin (kepala) karena gerakan kita berada pada tatanan otak yang ada di kepala. Sehingga banyak organisasi lahir karena ingin menjadi kepala.

Masalahnya, selama ini kita tidak melibatkan Hati Nurani dalam perjuangan ini. Hati Nurani itu pusat daya timbang. Hati Nurani itu pusatnya “Kerahiman Allah”. Hati Nurani adalah rumah Allah, bait Allah, kenisah Allah. Jikalau selama ini kita tidak melibatkan Suara Hati Nurani, berarti kita mengabaikan Suara Allah, kita mengabaikan Suara Tuhan Yesus, kita mengabaikan Suara Roh Kudus. Sehingga wajarlah selama ini kita belum memahami rencana dan kehendak Allah.

Kuncinya di sini: kita belum sadar bahwa Hati Nurani adalah pusat kehidupan karena Tuhan bersemayam di dalamnya. Akal Budi memikirkan sesuatu dan Hati Nurani menimbang pemikiran itu. Jikalau Hati Nurani ditempati oleh si iblis bapa dari segala pendusta, maka daya timbangnya pun rusak, daya timbangnya melulu penipuan belaka karena raja penipu si iblis bertahta dalam hati manusia. Jika di dalam Hati Nurani itu Tuhan yang bertahta, maka Telinga Rohani kita akan mendengar Suara Hati itu yang adalah suara Tuhan, Mata Hati kita akan melihat rencana dan kehendak Allah.

Baca Juga:  Vox Populi Vox Dei

Mata Hati kita adalah Iman untuk melihat rahasia Allah dan Telinga Rohani Kita adalah Firman Tuhan. Mata hati dan telinga rohani kita dituntun oleh Roh Kudus. Dengan bantuan Roh Kudus menuntun kita memahami rahasia Allah dan menuntun kita melaksanakan kehendak Allah.

Karena itu, milikilah Roh Kudus untuk menuntun kita ke dalam kebenaran Allah dan kehendak Allah. Sejak pembaptisan, kita telah menerima Roh Kudus, tetapi Roh Kudus itu harus dihidupi dalam hati nurani yang senantiasa menjaga kekudusan dalam kebenaran Firman Tuhan.

9. Revolusi model apa yang hendak diwujudkan di Tanah Papua?

Model revolusi politik kita sudah lalui, tetapi sampai saat ini kita belum mampu mewujudkan impian kita karena revolusi politik hanya bertataran pada pemikiran otak (kepala), sehingga banyak kepala (banyak organisasi) lahir dalam perjuangan, maka terjadi keterpecahan, kehancuran, dan kebimbangan. Karena kita tidak melibatkan Suara Hati Nurani yang adalah Suara Tuhan dalam perjuangan ini untuk memahami rencana dan kehendak-Nya.

Tetapi segala model dan bentuk perjuangan yang kita lalui itu dalam kerangka mencari kehendak Tuhan. Dan, syukurlah bahwa kita sudah menemukan rencana dan kehendak Tuhan. Banyak orang Papua tidak melihat proses Tuhan yang bekerja siang malam tanpa henti untuk membebaskan bangsa Papua. Tuhan sedang mempersiapkan bangsa Papua masuk ke dalam rencana dan kehendak-Nya.

Maka itu, yang paling penting dan mendesak saat ini yang kita lakukan adalah bertobat dari salah dan dosa, berdamai dengan siapapun, dan bersatu di dalam kehendak Tuhan dan senantiasa menjaga kekudusan dalam kebenaran Firman Tuhan.

Tuhan sedang menunggu pertobatan massal, perdamaian massal, dan kesatuan massal di dalam kehendak Tuhan. Untuk itu, kita sedang mengawal agenda bersama yaitu doa puasa massal dari Misool Sorong sampai Samarai PNG. Karena Tuhan mau memulihkan pulau Papua dan pulau sekitarnya yang adalah bangsa Papua. Tuhan hendak menyatukan kembali Papua Timur (PNG) dan Papua Barat indah pada waktu-Nya. Ini bukan rencana manusia, ini bukan rencana dunia, tetapi ini adalah rencana Allah.

Mari satukan tekad kita untuk mengikuti jalan yang Tuhan sudah buka ini, agar kita segera sampai di Papua Baru, Papua Tanah Damai, Tanah Suci Papua, Papua Penuh Kemuliaan Tuhan. Untuk itu, marilah saudara-saudariku di Papua Barat serta orang Papua di rantauan, marilah kita bulatkan hati kita mewujudkan Doa Puasa Massal 40 hari 40 malam serentak di Papua Barat dan Papua New Guinea dari hari Selasa 21 Juni 2022 jam 12 siang sampai hari Minggu 31 Juli 2022 jam 12 siang untuk pemulihan diri menuju pemulihan bangsa Papua indah pada waktu Tuhan, yaitu kemenangan iman atau revolusi iman. Dengan demikian, revolusi bangsa Papua adalah revolusi iman.

Revolusi iman pernah diwujudkan oleh bangsa Israel. Dan, revolusi iman pernah diwujudkan oleh bangsa Niniwe. Revolusi iman itu akan diwujudkan juga bangsa Papua atas pertolongan Tuhan. Kita sudah lama berjuang dan bergulat dengan iman bahwa bangsa Papua akan terbebas dari segala bentuk tirani. Nubuatan dari para moyang kita, nubuatan dari para misionaris yang pernah berkarya di Tanah Papua, dan nubuatan dalam Alkitab, serta petunjuk Tuhan kepada kita bahwa bangsa Papua akan terbebas dari tirani penindasan dan belenggu doa indah pada waktu-Nya.

Baca Juga:  Hak Politik Bangsa Papua Dihancurkan Sistem Kolonial

Iman bangsa Papua sedang dimurnikan dalam perapian pencobaan, iman bangsa Papua sedang dimurnikan dalam penindasan, iman bangsa Papua sedang dimurnikan dalam berbagai tantangan, dan terakhir imam bangsa Papua dimurnikan dalam doa puasa massal, pujian dan penyembahan massal. Inilah Senjata Ilahi untuk menaklukkan sistem manusia yang dipakai oleh iblis yang terlihat maupun tidak terlihat yang selama ini menindas bangsa Papua, baik secara nyata maupun terselubung.

Bangsa Papua Timur (PNG) telah lama merdeka secara politik pada tahun 1975, tetapi PNG juga belum merdeka secara rohani. Papua Barat sudah merdeka secara politik pada 1 Desember 1961, tetapi belum diakui secara de jure dan belum merdeka secara rohani. Bangsa Papua Timur (PNG) telah lama menolong kita yaitu menerima saudaranya yang mengungsi ke PNG dan berjuang bersama kita bangsa Papua Barat merdeka berdaulat untuk bersatu kembali, karena kita adalah satu moyang, satu darah, satu jiwa, satu daratan, satu etnis, dan satu bangsa.

Momentum yang selama ini kita tunggu, inilah waktu-Nya. Maka, marilah kita satukan hati, baik bangsa Papua bagian Timur (PNG) maupun bangsa Papua bagian Barat (Papua Barat) untuk mewujudkan kehendak Tuhan di atas tanah ini melalui jalan berdoa berpuasa massal, pujian dan penyembahan massal: untuk pertobatan massal, perdamaian massal, dan kesatuan massal di dalam kehendak Tuhan, dan selanjutnya kita senantiasa menjaga kekudusan dalam kebenaran Firman Tuhan menuju Papua Baru, Papua Tanah Damai, Tanah Suci Papua, Papua Penuh Kemuliaan Tuhan indah pada waktu-Nya.

Bagi Anda yang belum mendapat panduan doa puasa atau ketentuan doa puasa massal, silakan hubungi kami melalui nomor kontak ini: 0813432699.

Ingat di zaman Nuh dan di zaman Lot yang dimusnahkan Allah; ingat juga bangsa Israel yang tidak menguduskan diri tidak diizinkan oleh Allah untuk masuk ke Tanah Kanaan. Sesuai petunjuk Tuhan, bangsa Papua juga akan mengalami hal yang sama. Maka itu, marilah kita bertobat sebelum terlambat. Doa Puasa Massal adalah waktu yang paling baik bagi kita. Mari kita membenamkan diri dalam doa puasa, pujian penyembahan. Marilah kita bertolak lebih dalam lagi: bergulat dengan doa puasa dan pujian penyembahan untuk memohon kebebasan bangsa Papua dari tirani penjajahan, serta memohon kekuatan kharisma, karunia, hikmat, kuasa dan pengamanan dari Tuhan.

Lepaskan segala beban pikiran salah dosa yang membuat kita terpenjara, jauhkan segala kebencian, iri, amarah, dengki, kebimbangan, dan keraguan. Buanglah segala kesombongan, nafsu ambisi harta wanita/pria, ego, dan segala kemunafikan. Marilah kita tunduk di bawah hadirat Allah, merendahkan diri melalui doa puasa, pujian penyembahan massal mencari wajah Tuhan. Marilah kita mengagungkan Tuhan. Marilah kita memuliakan Tuhan. Marilah kita menyenangkan hati Tuhan. Agar Tuhan memulihkan keadaan bangsa Papua seperti sediakala di Eden. Amin.

# Bagi Tuhan tak ada yang mustahil.
# Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? 
# Barangsiapa bertelinga, hendaklah ia mendengar.

Atas pertolongan Tuhan, Papua pasti bisa!.

Tolong bagikan artikel ini kepada sesama bangsa Papua. Terima kasih. (*)

Jayapura, Selasa, 14 Juni 2022

Terkini

Populer Minggu Ini:

Manasseh Sogavare Mengundurkan Diri Dari Pencalonan Perdana Menteri

0
“Saya sangat menyadari tantangan yang ada dan saya tahu bahwa terkadang hal ini dapat menjadi beban dan kesepian; namun saya yakin bahwa saya terhibur dengan kebijakan yang baik yang kami miliki dan solidaritas dalam koalisi kami.”

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.