Papua: Bangsanya Dihina, Rakyatnya Dibunuh, Alamnya Dikuras

Rasisme Itu Nyata!

0
1696

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Yayasan Kurawal, sebuah yayasan non profit yang berkedudukan di Jakarta menegaskan bahwa rasisme di Indonesia itu nyata. Pernyataan ini diunggah ke akun sosial media instagramnya menanggapi pernyataan Ketua Umum PDI-P dan Mantan Presiden Indonesia, Megawati Soekarno Putri beberapa waktu lalu.

Menurut Yayasan Kurawal, pernyataan Megawati itu sangat berlebihan, sebab bangsa Papua dihina, rakyat Papua dibunuh dan alamnya dikuras.

Baca Juga:  PAHAM Papua Desak Komnas HAM dan Pangdam XVII Investigasi Video Penganiayaan Warga Sipil Papua

Berikut kutipan pernyataan Yayasan Kurawal dari laman resmi instagramnya:

“Maksud saya, manusia Indonesia ini kan Bhinneka Tunggal Ika. Jadi kan harus berpadu. Jadi bukan hanya dari sisi fisik dan perasaan, tapi juga dari rekayasa genetika. Kita cari cari gitu. Maaf ya, misal dari Papua itu kan hitam-hitam, ya, rambutnya keriting,” ujar Megawati Seokarnoputri dalam Rapat Rakernas II PDI Perjuangan, 21 Juni 2022.

Pernyataan Megawati tersebut pada dasarnya menunjukkan bagaimana alam bawah sadar para elit di negeri ini masihlah rasis, khususnya terhadap Bangsa Papua. Yaa, rasisme itu memang nyata. Penderitaan Bangsa Papua seolah tiada habisnya. Sudah bangsanya dihina, rakyatnya pun dibunuh. Ribuan pasukan terus-menerus dikirimkan ke Tanah Papua. Entah untuk kepentingan siapa. Oh, tentu saja untuk kepentingan penguasa, bukan?

ads

Lalu, jangan lupa pula bagaimana kekayaan sumber daya alam di Papua dikuras habis-habisan. Apa yang disisakan untuk bangsa Papua? Mungkin, hanya penderitaan dan air mata saja yang masih tersisa. Bukan rasa aman, ataupun kebahagiaan.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Kurawal Foundation (@kurawalfound_id)

REDAKSI

Baca Juga:  Empat Terdakwa Pembunuhan Bebari dan Wandik Dibebaskan, Wujud Impunitas
Artikel sebelumnyaPejuang Noken Papua: Stop Deklarasi Buta!
Artikel berikutnyaJejak Perdagangan Emas di Pulau Papua dari Masa ke Masa