Tanah PapuaSaireriSidang Sinode GKI Resmi Dibuka untuk Memilih dan Menetapkan Program Lima Tahunan

Sidang Sinode GKI Resmi Dibuka untuk Memilih dan Menetapkan Program Lima Tahunan

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Sidang Sinode XVIII Gereja Kristen Injili (GKI) di Tanah Papua yang akan berlangsung dari tanggal 18- 24 Juli 2022 itu resmi dibuka Badan Pekerja Am Sinode GKI di Tanah Papua, dengan ditandai penyalaan api obor.

Acara pembukaan yang dihadiri peserta sidang, pengembira, para undangan, perwakilan pemerintah Papua, Papua Barat, DPRP dan DPRPB serta masyarakat Waropen itu dilaksanakan di pantai Sarfambai, Waren, Kabupaten Waropen, Papua pada, Senin (18/7/2022).

Ketua Sinode GKI di Tanah Papua, Pdt. Andrikus Mofu dalam sambutannya, mengatakan bahwa sidang sinode merupakan sidang yang biasanya dilaksanakan setiap lima tahun sekali. Kedudukan sidang sinode adalah dalam rangka melakukan evaluasi terhadap tugas panggilan pelayanan yang telah dilakukan selama lima tahun.

Dengan demikian, katanya, di Waropen ini akan dilakukan evaluasi terhadap amanat ketetapan sidang sinode ke XVII GKI di Waisai, Raja Ampat.

“Saya mencatat ada 23 ketetapan sebagai amanat sidang sinode 17 di Waisai, serta di dalamnya tugas-tugas pelayanan sesuai dengan keadaan dan perkembangan yang terus kita hadapi bersama sepanjang lima tahun [2017-2022] ini. Dari Waisai, pulau para raja, kita bertolak dalam rangkaian tema sentral 5 tahunan sidang sinode Raja Ampat, bahwa dengan doa keyakinan kita kepada Tuhan di gereja ini ‘Datanglah kerajaanMu’.”

“Ini merupakan doa sekaligus pernyataan kita secara bersama-sama merangkai perjalanan kita dalam tekad bersama, dalam panggilan bersama untuk menghadirkan tanda-tanda kerajaan Allah. Di mana kita telah dayung bersama menepung arus dan gelombang, tantangan dan rintangan, tetapi kita bersyukur kepada Tuhan dalam iringan doa itu, tetapi juga dalam campur tangan Tuhan sendiri, kita telah tiba di negeri persera, di negeri berjuta bakau, Waropen pada sidang sinode ke XVIII ini dengan mengusung tema sentral ‘kasih Kristus menggerakkan gereja, mewujudkan keadilan, perdamaian dan kesejahteraan.”

Baca Juga:  Seruan dan Himbauan ULMWP, Markus Haluk: Tidak Benar!

“Saya sungguh yakin kita semua pastikan bahwa berlandaskan kasih Kristus itu, kita hendak bertekad lagi dalam panggilan bersama untuk mewujudkan keadilan perdamaian dan kesejahteraan,” tukas Pdt. Mofu.

Ia lalu mengatakan, bahwa dalam lima tahun [2017-2022] perjalanan BP Am Sinode GKI di tanah Papua telah mencatat dan mengukir berbagai hasil karya dan keberhasilan yang sebelumnya dianggap tidak mungkin dikerjakan. Seperti pembayaran gaji yang telah tertib untuk seluruh pegawai dan pensiun GKI di seluruh tanah Papua. Olehnya katanya, harus bersyukur kepada Tuhan.

“Kita telah membangun komitmen bersama bagi gereja ini, maka saya ingatkan kita tidak sekedar sibuk dengan hal-hal organisatoris, tetapi hal-hal yang fundamental bagi pertumbuhan umat dan iman itu menjadi hal yang prioritas. Di sini, di Waropen, kita akan menetapkan program-program strategis untuk 5 tahun ke depan dalam rangka pembangunan pelayanan GKI. Saya berharap bagian ini tidak perlu lagi ada pemikiran-pemikiran yang saling mencurigai satu sama lain, tetapi kita mempunyai tekad bersama untuk mengalami pertumbuhan iman. Marilah kita hindari hal-hal yang tidak memiliki faedah untuk kehidupan bergereja. Mari kita tunduk dalam kedaulatan Tuhan, karena gereja ini adalah milik Tuhan.”

Baca Juga:  Media Sangat Penting, Beginilah Tembakan Pertama Asosiasi Wartawan Papua

“Kepada masyarakat Waropen, orang berkata apa, bilang apa, tetapi satu hal yang pasti bahwa kamu [panitia pelaksana] tidak kosong. Apapun yang terjadi, jangan satupun diantara orang lain menggangu persatuan dan kesatuan yang telah terbangun di sini [Waropen]. Persatuan dan kesatuan ini adalah nilai hakiki yang perlu dipertahankan dan di rawat, karena itu adalah nilai-nilai kehidupan.”

Oleh sebab itu atas nama Badan Pekerja Am Sinode GKI di Tanah Papua ia menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah terlibat dalam persiapan penyelenggaraan sidang sinode, yang pelaksanaan sidang ini mulai di buka saat ini. Terima kasih kepada panitia dan semua pihak yang telah mendukung penyelenggaraan sidang ini.

Peserta Sidang Sinode GKI di tanah Papua dari Klasis GKI Numfor. (Elisa Sekenyap – SP)

Oleh sebab itu ia berpesan agar seluruh peserta untuk mengikuti apa yang telah dan akan diatur oleh panitia. Tidak ada yang mengatur dengan kehendak sendiri, karena panitia telah diberikan kewenangan penuh untuk mengatur dan mengamankan pelaksanaan sidang sinode.

“Jika siapapun yang bermaksud untuk membuat ricuh keadaan dalam sidang sinode ini, maka tidak diperkenankan ada di Waropen. Karena kita datang ke sini dalam perayaan pesta Tuhan,” pungkasmya.

Baca Juga:  KKB Minta Komisi Tinggi HAM Investigasi Kasus Penyiksaan OAP

Gubernur Papua, Lukas Enembe dalam sambutanya yang dibacakan Plt. Asisten III Bidang Umum Setda Provinsi Papua Y. Derek Hegemur menyampaikan apresiasi, karena seni dan budaya Papua yang lahir bersama GKI di tanah Papua. Oleh sebab itu dirinya sebagai gubernur Papua menyampaikan suka cita yang mendalam atas terselenggaranya sebuah persidangan, tetapi juga sebuah pergelaran seni dan budaya Papua dalam momen ini.

“Tentu dalam persidangan ini akan merumuskan dan menetapkan program pelayanan lima tahun ke depan, juga agendakan memilih dan menetapkan pimpinan Badan Pekerja Am Sinode GKI di Tanah Papua periode 2022-2027. Saya berharap dalam pelaksanaan sidang sinode ini menjaga keamanan, keseharian, kesehatian dan kebersamaan, serta kita mengikutinya dalam naungan dan perlindungan kuasa Tuhan,” ujarnya.

Gubernur Enembe juga menyampaikan selamat kepada para hamba Tuhan yang sebagai utusan dan peninjau datang dalam sidang 18 GKI di Waropen.

“Saya sebagai Gubernur Papua mengharapkan kepada BP Am Sinode GKI yang terpilih nantinya bersama-sama Pemerintah Provinsi Papua dan Papua Barat merangkai satu hati dalam membangun Papua,” pungkasnya.

Acara pembukaan Sidang Sinode XVIII GKI di Tanah Papua diawali dengan ibadah pembukaan yang dipimpin Pdt. Sostenes Sumihe dan diramaikan dengan sejumlah tarian kolosal.

 

Pewarta: Elisa Sekenyap

Terkini

Populer Minggu Ini:

Perda Pengakuan dan Perlindungan MHA di PBD Belum Diterapkan

0
“Kami bersama AMAN Sorong Raya akan melakukan upaya-upaya agar Perda PPMHA  yang telah diterbitkan oleh beberapa kabupaten ini dapat direvisi. Untuk itu, sangat penting semua pihak duduk bersama dan membicarakan agar Perda PPMHA bisa lebih terarah dan terfokus,” ujar Ayub Paa.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.