BeritaPMKRI Minta Pemkab Tambrauw Renovasi Rumah Korban Longsor

PMKRI Minta Pemkab Tambrauw Renovasi Rumah Korban Longsor

SORONG, SUARAPAPUA.com— Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Santo Agustinus Kota Sorong dan Santa Monika Kabupaten Sorong mendesak Pemerintah Kabupaten Tambrauw untuk segera melakukan renovasi rumah korban longsor 13 Juli 2022 di kampung Bamuswayman, distrik Bamusbama Kabupaten Tambrauw, Papua Barat.

Yance Yesnath menggatakan Musibah ini adalah bencana alam, bukan disengaja. Oleh karena itu kata Yance, Pemerintah Kabupaten Tambrauw harus segara melakukan renovasi rumah korban.

“Sudah kurang lebih 2 minggu peristiwa longsor ini terjadi namun sampai saat ini belum ada jaminan yang pasti dari pihak pemerintah kepada korban,” kata Yance Yesnath yang juga ketua PMKRI Santo Agustinus Kota Sorong kepada suarapapua.com di kampung Bamuswayman, Selasa (26/7/2022).

Katanya, kehadiran PMKRI Santo Agustinus dan Santa Monika di kampung Bamuswayman bukan semata-mata hanya untuk menyalurkan sumbangan kepada pihak korban.

Baca Juga:  Oknum Militer Diduga Menyiksa Warga Sorong yang Mengakibatkan Meninggal Dunia

“Selain memberikan sumbangan, PMKRI juga telah melakukan koordinasi dengan pihak Pemerintah Tambrauw terkait merenovasi rumah korban,” ujar mahasiswa asal Kabupaten Tambrauw itu.

Nabot Yeblo, korban longsor mengatakan yang dibutuhkan saat ini adalah tempat tinggalnya dapat di bangun kembali.

“Terima kasih untuk semua pihak yang telah memberikan sumbangan. Sekarang kami hanya menumpang di rumah keluarga. Saya butuh rumah anak-anak dan cucu saya yang banyak. Kami tidak bisa menumpang terus-menerus di rumah keluarga,” katanya.

Sementara itu, Manfred Kosamah, Sekjen PMKRI Santa Monika Kabupaten Sorong mengatakan, longsor terjadi akibat tanah miring dan curah hujan beberapa waktu ini yang sangat tinggi.

Baca Juga:  KNPB Kembangkan Sayapnya Dengan Melantik Pengurus Konsulat Wilayah Gorontalo

“Penyebabnya karakter tanah yang gembur dan intensitas hujan yang tinggi karena pepohonan banyak dan kemiringan tanah curam,” ujarnya usai meninjau lokasi bencana.

Selain itu, Manfred juga menyarankan agar rumah warga di lereng gunung tersebut dipindahkan ke tempat yang lebih aman.

“Untuk mencegah terjadinya bencana yang menimpa masyarakat sebaiknya pemerintah mencari lokasi yang aman untuk di tempati warga,” sarannya.

Hans Paraibabo, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tambrauw mengatakan bahwa pihaknya akan berkoodinasi dengan pimpinan daerah dan SKPD terkait untuk segera menyikapi musibah longsor ini.

“Setelah mendapatkan informasi longsor di kampung Bamuswayman dan juga banjir di distrik Yembun pada 13 Juli 2022, BPDB telah meninjau, mendata dan juga memberikan bantuan Sembako. Terkait usulan dan masukan dari adik-adik PMKRI ini, kami akan berkoordinasi dengan dinas PUPR, dinas sosial dan juga bapak bupati lebih dahulu. Atas nama Pemerintah Kabupaten Tambrauw kami sangat berterima kasih kepada PMKRI yang mana telah memberikan sumbangan bagi pihak korban,” katanya.

Baca Juga:  Mahasiswa dan Pelajar Mendesak Pemerintah Pusat Tarik TNI/Polri Dari Pegunungan Bintang

Perlu di ketahui curah hujan yang tinggi beberapa waktu lalu menyebabkan banjir setinggi lulut orang dewasa di distrik Yembun. Namun demikian, sejauh ini tidak ada korban jiwa maupun material.

Sedangkan longsor di kampung Bamuswayman mengakibatkan satu rumah terkena dampak longsor tersebut. Yang mana isi dari rumah tersebut ikut terdampak longsor.

 

Pewarta: Reiner Brabar
Editor: Elisa Sekenyap

Terkini

Populer Minggu Ini:

Tambang di Raja Ampat Mengancam Lingkungan, Ekonomi Masyarakat dan Geopark

0
“Jika kebijakan ekstraktif terus berlanjut, maka Raja Ampat yang kaya akan biodiversitas akan berubah menjadi kawasan bisnis pertambangan yang hanya menguntungkan oligarki. Orang-orang di negara maju menikmati kendaraan listrik dari nikel, sementara kami di Papua harus menanggung dampak buruknya hingga anak cucu kami,” tegas Moifilit.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.