Tanah PapuaMeepagoPenutupan Latsar, Bupati Meki Nawipa: ASN Dituntut Kreatif dan Inovatif

Penutupan Latsar, Bupati Meki Nawipa: ASN Dituntut Kreatif dan Inovatif

ENAROTALI, SUARAPAPUA.com— Sebanyak tiga ratus enam puluh lima orang Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Formasi tahun 2018 Kabupaten Paniai mengikuti penutupan kegiatan Pelatihan Dasar (Latsar) Golongan II dan Golongan III di aula Kantor Bupati Paniai, Papua di Madi, Rabu (24/8/2022).

Penutupan itu dilangsungkan usai serangkaian kegiatan pelatihan dasar yang diawali pada 25 Juni hingga 16 Juli 2022 yang berfokus pada materi di ruang kelas dan 18 Juli hingga 20 Agustus 2022 di lapangan [kantor penempatan masing-masing], 23 Agustus 2022 ujian seminar hasil kajian dan 24 Agustus 2022 adalah penutupan semua rangkaian kegiatan pelatihan dasar tersebut.

Pelatihan itu sendiri terlaksana atas kerja sama Pemkab Paniai dan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Papua.

Baca Juga:  Heboh! Banyak Bangkai Babi di Mimika Dibuang ke Aliran Sungai

Bupati Kabupaten Paniai, Meky Nawipa dalam acara penutupan berharap agar setiap Aparatus Sipil Negara (ASN) untuk menunjukkan kompentensi dan tunjukkan kemampuan yang ada di dalam tugas dan tanggungjawab pekerjaan di setiap instansi yang telah ditempatkan.

“Pagi datang [kantor] kerja, sore pulang. Jadi pegawai negeri sekarang dituntut untuk kreatif dan inovasi bagaimana caranya bekerja dengan meminta petunjuk pimpinan apa yang bisa saya harus kerja. Kira-kira saya bisa ketik, kira-kira saya bisa buat apa sehingga kita bisa maju. Kalau tidak orang tidak jalan, seperti robot,” tukas Bupati Meky.

“Jadi harapan saya pastikan pegawai negeri sipil orang asli Papua. Ko mau Papua gunung ka, Papua lembah ka, Papua pesisir ka. Yang penting Paniai tunjukan harga diri kita sebagai orang Papua 100 persen seleksi formasi 2018 di tanah Papua ini. Luar biasa!” ujarnya.

Baca Juga:  PWI Pusat Awali Pra UKW, 30 Wartawan di Papua Tengah Siap Mengikuti UKW
Foto bersama peserta Latsar golongan III angkatan III CPNS formasi 2018 Kabupaten Paniai di aula Kantor Bupati Kabupaten Paniai di Madi, Rabu (24/8/2022). (Supplied for SP)

Oleh sebab itu ia berharap agar [ASN] yang ada ini bisa menjadi terang bagi orang lain, terutama di Paniai.

Ia juga menyarankan agar ASN jangan menjadi kerdil dengan bermain Togel (Toto Gelap), tetapi bantu anak-anak untuk bersekolah.

Hal itu ia sampaikan berdasarkan pengalaman dirinya yang di sekolahkan orang tuanya sehingga bisa memiliki perusahaan penerbangan dan saat ini menjabat sebagai bupati.

“Saya bangga dengan orang tua saya yang telah menyekolahkan saya sehingga bisa miliki perusahaan penerbangan dan saat ini saya bisa jadi bupati,”

Baca Juga:  Seorang Fotografer Asal Rusia Ditangkap Apkam di Paniai

“Jadi jaman sekarang itu bagaimana kita sekolah kan anak-anak kita untuk menjadi sukses. Kita jadi pegawai jangan lari ke Nabire, ke Jayapura dan Timika. Tetapi mulailah kerja karena Tuhanlah yang akan memberikan pekerjaan yang besar ke depan. Hal kecil yang kita buat, Tuhan akan menyediakannya. Anda tidak perlu cari – minta bupati jabatan, tetapi Tuhan akan menyediakan semua hal menjadi pemimpin di negeri ini.”

Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Paniai Dence Mery Nawipa dalam kesempatan tersebut memberikan arahan dan menyampaikan terima kasih kepada seluruh peserta latihan dasar (Latsar) yang telah mengikuti kegiatan sejak awal hingga penutupan.

 

Pewarta: Elisa Sekenyap

Terkini

Populer Minggu Ini:

Ribuan Data Pencaker Diserahkan, Pemprov PBD Pastikan Kuota OAP 80 Persen

0
“Jadi tidak semua Gubernur bisa menjawab semua itu, karena punya otonomi masing-masing. Kabupaten/Kota punya otonomi begitu juga dengan provinsi juga punya otonomi. Saya hanya bertanggung jawab untuk formasi yang ada di provinsi. Maka ini yang harus dibicarakan supaya apa yang disampaikan ini bisa menjadi perhatian kita untuk kita tindaklanjuti. Dan pastinya dalam Rakor Forkopimda kemarin kita juga sudah bicarakan dan sepakat tentang isu penerimaan ASN ini,” ujarnya.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.