SORONG, SUARAPAPUA.com — Dampak besar pasca banjir yang terjadi beberapa hari lalu, masyarakat di Kilo Meter 10 Pantai, kelurahan Kladufu, distrik Sorong Timur, mengalami krisis air bersih.
Amos Waromi, ketua RT 01/RW 02 kelurahan Kladufu, mengaku situasi tragis itu sedang dialami selama beberapa terakhir.
“Sudah tiga hari ini kami krisis air bersih. Air yang biasa ditampung masyarakat itu sudah tercampur dengan lumpur,” katanya saat dijumpai suarapapua.com di Posko III yang berada di Pasar Rakyat Kilo Meter 10 Pantai, Kamis (25/8/2022).
Karena bencana banjir, Waromi akui warganya terpaksa menggunakan air mineral dan air hujan yang ditampung seadanya untuk kebutuhan masak dan minum.
“Untuk bisa masak dan minum, masyarakat andalkan air aqua, sementara untuk mandi pakai air hujan,” jelasnya.
Setelah bencana banjir, kata Waromi, Pemkot Sorong telah memberikan bantuan sembako berupa bahan makanan, peralatan dapur, dan beberapa kebutuhan bayi.
“Bantuan sembako sudah kami terima. Cuma tidak mencukupi untuk dibagi per kepala keluarga, jadi kami tampung di sini. Masalah saat ini, kami sangat butuh air bersih untuk kebutuhan masak dan minum,” harap Amos.
Markus Imbiri, ketua RT 02/RW 02 membenarkan hal itu. Menurutnya, pasca banjir semua sumber air yang biasa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari sudah tidak dapat digunakan lagi.
“Air dari PDAM sudah tidak mengalir, sumur bor juga tidak bisa digunakan karena banjir dan tertimbun lumpur,” kata Imbiri.
Karena itu, Pemkot Sorong diharapkan untuk memperhatikan kebutuhan-kebutuhan utama masyarakat pasca bencana banjir.
“Terima kasih pemerintah sudah berikan bantuan yang berupa bahan makanan. Kami harap Pemkot bantu kami air bersih juga,” pintanya.
Pewarta: Reiner Brabar
Editor: Markus You