Berita15 Kelompok Binaan di Deiyai Dibekali Cara Bikin Piring Rotan

15 Kelompok Binaan di Deiyai Dibekali Cara Bikin Piring Rotan

DEIYAI, SUARAPAPUA.com — Satu jenis kerajinan tangan bernilai ekonomis mulai diperkenalkan pemerintah kabupaten Deiyai kepada warga masyarakat setempat. Pembuatan piring rotan diajarkan beberapa instruktur dengan harapan dapat dipraktekkan dan hasilnya dijual ataupun untuk kebutuhan keluarga.

Pembuatan piring rotan diawali dengan pelatihan teknis unit peningkatan pendapatan keluarga sejahtera (UPPKS) dan pemberdayaan ekonomi keluarga kabupaten Deiyai yang diadakan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) kabupaten Deiyai, Senin (29/8/2022).

Pelatihan diikuti 15 kelompok binaannya yang tersebar di seluruh wilayah kabupaten Deiyai.

Sejak pagi mereka memadati aula kantor DP3AKB di Tigidoo, distrik Tigi, kabupaten Deiyai.

Bertha Ukago, kepala DP3AK kabupaten Deiyai, mengatakan, pelatihan ini sengaja diadakan dengan maksud masyarakat mendapat pengetahuan salah satu bentuk kerajinan tangan yang nantinya turut meningkatkan pendapatan keluarga sejahtera.

Baca Juga:  86 Nama Pencaker OAP Diverifikasi, 3 Orang Digugurkan

“Sebagai bagian dari pemberdayaan ekonomi keluarga, kami mengadakan pelatihan pembuatan piring rotan. Hasil praktek tadi sangat memuaskan,” kata Bertha.

Menurutnya, pelatihan pembuatan rotan sangat berguna agar kebutuhan keluarga terutama perabot yang diperlukan teratasi. Meski awalnya agak sulit, tetapi bisa dipahami untuk dikerjakan karena bagaimana cara bikin sudah diajarkan oleh instruktur.

“Menganyam piring rotan bisa dikatakan gampang-gampang susah. Memang diperlukan kemahiran dan teknik khusus. Bahan rotan juga harus berkualitas, ” jelasnya.

Baca Juga:  Masyarakat Kiyura Membutuhkan Transportasi, Puskesmas, Sekolah, dan Listrik

Bertha Ukago akui dengan bahan lokal yang ada di daerah Deiyai, yakni rotan, produk yang diinginkan bisa dirakit untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga. Baik berupa piring, tudung saji, bakul, maupun bentuk anyaman lain berbahan rotan.

Anyaman piring rotan dengan keunikannya memiliki fungsi yang vital. Selain memiliki karya seni yang bernilai tinggi, kata Bertha, piring rotan juga memiliki daya simpan yang cukup lama, serta dapat menjadi alat makan yang praktis untuk digunakan.

Foto bareng usai kegiatan pelatihan pembuatan piring rotan. (Ist)

Yulita Bidau Mote, ketua panitia pelatihan pembuatan piring rotan, berterima kasih kepada pimpinannya yang peka terhadap kebutuhan rumah tangga masyarakat terutama perabot dapur. Dengan adanya piring rotan hasil kerajinan tangan, tentu akan memudahkan kebutuhan sehari-hari.

Baca Juga:  Aneh, Polda Papua Belum Juga Ungkap Kasus Bom Molotov ke Kantor Jubi

Rasa puas juga dengan terselenggaranya pelatihan ini, karena menurut Bidau, setiap kelompok binaan sudah mendapat materi mengenai tahap awal berupa bahan mentah hingga terakhir hasilnya dalam bentuk piring rotan.

“Pesertanya 15 kelompok binaan, instruktur mengajarkan cara kerja hingga bisa jadi piring rotan. Hasil anyaman memiliki fungsi dan keunikan tersendiri. Kreativitas para pengrajin sangat menentukan kualitasnya, dan itu terlihat dalam kegiatan pelatihan tadi,” tuturnya.

Yulita berharap masyarakat pengrajin melalui kelompok binaan lambat laun sudah bisa mahir membuat piring rotan maupun anyaman lain yang memiliki nilai khas.

Pewarta: Markus You

Terkini

Populer Minggu Ini:

TPNPB Rilis Ratusan Anggota Militer Telah Tiba di Kabupaten Puncak

0
“Pendropan pertama dilakukan sehari full sejak 5 Februari 2025 pukul 08.12 pagi di kampung Batini, distrik Magebume menggunakan 8 unit helikopter militer dan menurunkan 450 aparat militer yang didrop secara bertahap. Setelah 450 aparat militer tiba secara lengkap dan difasilitasi oleh senjata, bom dan logistik perang, aparat militer langsung membagi dua regu, satu regu beranggota 225 personil dan melakukan operasi mulai dari Bobila ke kampung Keangga dan regu lainnya sebanyak 225 personil militer menuju ke kampung Ngagama, distrik Pogoma, kabupaten Puncak,” jelasnya.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.