ArtikelDunia Bagai Kapal Titanic, Segera Siapkan Baju Pelampung Pertobatan

Dunia Bagai Kapal Titanic, Segera Siapkan Baju Pelampung Pertobatan

Oleh: Selpius Bobii)*

)* Koordinator Jaringan Doa Rekonsiliasi untuk Pemulihan Papua (JDRP2)

Kapal Titanic adalah kapal paling canggih di kala itu. Kapal pesiar itu dirancang khusus, sehingga terlihat unik, kokoh dan termegah. Tetapi, kapal itu tiba-tiba dihantam gunung es di samudera, akhirnya kapal canggih itu terpotong menjadi dua bagian dan tenggelam. Banyak orang berhasil naik sekoci (perahu) dan selamat, serta seorang gadis yang bertahan hidup dalam lautan es yang membeku dan diselamatkan. Nama gadis itu adalah Katherine Gilnagh.

Kisah tenggelamnya kapal Titanic masih melegenda hingga kini. Ribuan penumpang tewas tenggelam bersama karamnya kapal megah tersebut di dinginnya Samudera Atlantik Utara pada 15 April 1912.

Baca Juga:  Musnahnya Pemilik Negeri Dari Kedatangan Bangsa Asing

Dalam kapal termewah itu, para penumpang merasa nyaman, sehingga berpesta dan bersenang ria. Nahkoda kapal tidak meneropong dari jauh gunung es yang ada di depannya. Ketika gunung es mendekati kapal Titanic, nahkoda berusaha menghindari gunung es itu, tetapi karena kecepatan kapal yang melambung tinggi, sehingga gunung es menghantam badan kapal menyebabkan kapal itu bocor. Air laut masuk ke dalam kapal mewah itu hingga kapal terpotong di tengah dan ribuan penumpang tewas tenggelam ke dalam lautan es yang membeku.

Baca Juga:  Vox Populi Vox Dei

Demikian pula dunia ini bagaikan kapal Titanic yang mewah dan megah sedang berlayar. Kemajuan dunia ini didukung oleh teknologi yang amat canggih. Umat manusia di dunia merasa nyaman, tenang dan damai. Tetapi, sesungguhnya jika kita mau jujur, umat manusia hidup dalam kenyamanan yang palsu, ketenangan yang palsu, dan kedamaian yang palsu

Keadaan dunia ini sedang berlayar bagaikan kapal Titanic. Para pemimpin dunia tidak membawa kapal dunia dengan baik. Mereka hanya sibuk mengejar harta, tahta, dan wanita atau pria idaman. Para pemimpin dunia tidak melihat bahaya besar yang ada di depan mata. Para pemimpin dunia ini membawa umat manusia dalam kenyamanan yang palsu, ketenangan yang palsu, dan kedamaian yang palsu.

Baca Juga:  Kura-Kura Digital

Umat manusia di dunia ini ada yang tidak tahu, bahkan sudah tahu, tetapi pura-pura tidak tahu bahwa bahaya besar sedang menanti di depan mata kita.

Untuk itu, siapkanlah baju pelampung untuk menyelamatkan diri, yaitu bertobat, berdamai dengan siapapun, dan bersatu di dalam kehendak Tuhan menuju Tanah Suci Papua. “Barangsiapa bertelinga, hendaklah ia mendengar”. (*)

 

Jayapura, 31 Agustus 2022

 

Terkini

Populer Minggu Ini:

Ini Keputusan Berbagai Pihak Mengatasi Pertikaian Dua Kelompok Massa di Nabire

0
Pemerintah daerah sigap merespons kasus pertikaian dua kelompok massa di Wadio kampung Gerbang Sadu, distrik Nabire, Papua Tengah, yang terjadi akhir pekan lalu, dengan menggelar pertemuan dihadiri berbagai pihak terkait di aula Wicaksana Laghawa Mapolres Nabire, Senin (29/4/2024) sore.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.