BeritaBiar Digusur, Pedagang Tidak Mau Tinggalkan Pasar Boswesen

Biar Digusur, Pedagang Tidak Mau Tinggalkan Pasar Boswesen

SORONG, SUARAPAPUA.com — Puluhan pedagang di pasar Boswesen menolak relokasi ke pasar modern Rufei. Mereka ngotot bertahan meskipun harus berjualan di atas badan jalan.

Siska Bless, salah satu pedagang di pasar Boswesen, menyatakan tidak akan pindah berjualan di tempat lain selain di pasar Boswesen.

“Kami sudah berjualan atas keinginan pembeli. Kalau ingin ke sana, silahkan. Kami tidak akan ke sana selagi masih ada jembatan puri dan pasar sentral. Keputusan kami pedagang di pasar Boswesen tidak akan pindah. Kami tetap berjualan di sini,” ujar mama Siska saat para pedagang jumpa pers usai pasar Boswesen digusur, Rabu (28/9/2022).

Bagi mama-mama Papua yang sudah puluhan tahun berjualan di pasar Boswesen, kata Siska, tidak akan relokasi walaupun pemerintah telah melakukan penggusuran secara paksa.

Baca Juga:  Peringatan IWD Menjadi Alarm Pergerakan Perempuan Kawal Segala Bentuk Diskriminasi Gender

Menurutnya, pasar Boswesen merupakan pasar bersejarah, sekaligus tempat berkumpulnya pedagang dari beberapa daerah terutama para pedagang yang berasal dari pulau-pulau.

“Pedagang dari pulau akan kesulitan tempat pendaratan. Mereka keluarkan ongkos lebih untuk sampai di pasar modern sana. Jadi, pasti dorang juga ke sini,” kata mama Siska.

Pasar Boswesen tercatat sebagai pasar bersejarah yang sudah ada sekitar tahun 1971. Menurut Siska Bless, harusnya pasar Boswesen direnovasi, bukan digusur. Ia juga tegaskan tidak akan pindah ke pasar modern.

“Biar bangunan diruntuhkan, tenda-tenda dibongkar, tanah yang kami tempati untuk berdagang ini tidak akan pernah rusak. Pemerintah mau datang berulang-ulang juga kitong tetap berjualan di tempat ini. Jangan perlakukan kami seperti binatang,” tegasnya.

Baca Juga:  Ruang Panggung HAM Harus Dihidupkan di Wilayah Sorong Raya

Mama Bless menilai rencana pemerintah bikin reklamasi pantai hingga harus lakukan pengusuran pasar Boswesen akan menciptakan masalah baru.

“Pemerintah mau buat reklamasi sama saja buat masalah baru. Tempat ini akan jadi tempat berkumpulnya orang mabuk. Kami pedagang bayar pajak. Pemerintah kota Sorong harus pikir hal ini baik,” kata Siska.

Senada, mama Regina Asmuruf, menyatakan bersama pedagang lainnya sepakat tidak akan relokasi ke pasar modern Rufei.

Satu sikap dengan mama-mama pedagang lain, Regina juga mau solusinya Pemkot Sorong bangun pasar khusus bagi mereka.

Baca Juga:  Atasi Konflik Papua, JDP Desak Pemerintah Buka Ruang Dialog

“Daerah lain bisa ada pasar mama-mama Papua, kenapa Sorong trada pasar khusus untuk kami mama-mama Papua?,” teriak mama Regina.

Sebelumnya, Kapolres Sorong Kota AKBP Johannes Kindangen minta semua pedagang dari pasar Boswesen segera kosongkan lokasi dan pindah ke pasar modern Rufei.

Kapolres ingatkan, jika ada yang mencoba melawan dengan tetap berjualan lagi, pihaknya akan ambil sikap tegas.

“Mulai hari ini, bapak ibu harus kosongkan lokasi ini (pasar Boswesen). Pemerintah sudah siapkan pasar modern Rufei. Kalau mulai esok ada yang masih bandel, kami akan memproses hukum orang itu. Dengar baik ya,” ujarnya.

Pewarta: Reiner Brabar
Editor: Markus You

Terkini

Populer Minggu Ini:

Non OAP Kuasai Kursi DPRD Hingga Jual Pinang di Kota Sorong

0
SORONG, SUARAPAPUA.com --- Ronald Kinho, aktivis muda Sorong, menyebut masyarakat nusantara atau non Papua seperti parasit untuk monopoli sumber rezeki warga pribumi atau orang...

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.