BeritaMusdat Lemata akan Digelar Awal 2023, Pemuda dan Tokoh Adat Mendukung

Musdat Lemata akan Digelar Awal 2023, Pemuda dan Tokoh Adat Mendukung

SORONG, SUARAPAPUA.com — Perwakilan pemuda dan tokoh adat memberikan dukungan penuh terhadap rencana pelaksanaan Musyawarah Adat Lembaga Masyarakat Adat Tambrauw (Musdat Lemata) yang akan diselenggarakan Januari 2023 mendatang.

Dalam pertemuan internal di Cafe Sorong, kota Sorong, Sabtu (3/12/2022) malam, ketua Lembaga Masyarakat Adat Karon (Lemaka), Yulius Mirino memberikan dukungan terhadap persiapan pelaksanaan Musdat Lemata yang kini sedang dipersiapkan.

Yulius mengajak semua suku yang ada di kabupaten Tambrauw memberikan dukungan agar pelaksanaan Musdat Lemata dapat dilaksanakan sesuai jadwal yang telah dipersiapkan panitia Musdat.

“Saya menyampaikan apresiasi yang sebesar-besarnya. Semoga ada jalan Tuhan untuk persiapan pelaksanaan Musdat Lembaga Masyarakat Adat Tambrauw, sehingga kita bisa bersatu,” katanya di sela-sela pertemuan.

Senada, Nelwan Yeblo, ketua Lembaga Masyarakat Adat Abun, mengatakan, Tambrauw harus mempunyai Lembaga Masyarakat Adat yang mengayomi semua suku di kabupaten Tambrauw.

Baca Juga:  Perda Pengakuan dan Perlindungan MHA di PBD Belum Diterapkan

Di kabupaten Tambrauw, kata Yeblon, terdapat beberapa suku dan komunitas suku sebagai pemilik hak ulayat.

“Tambrauw harus mempunyai lembaga kultur. Di Tambrauw ada suku Abun, suku Miyah, suku Ireres, dan suku Mpur serta sub suku lainnya seperti Biak (Bikar). Belum ada persatuan antara suku-suku, jadi kami mendukung penuh rencana Musdat Lembaga Masyarakat Adat Tambrauw yang sedang dipersiapkan oleh panitia. Ini merupakan perjuangan panjang yang harus diwujudkan,” tuturnya.

Ignasius Baru, kepala suku Miyah, mengatakan, kehadiran kabupaten Tambrauw tidak terlepas dari peran serta dan kontribusi nyata masyarakat adat yang ada di kabupaten berjulukan konservasi itu.

Baca Juga:  Dewan Pers Membentuk Tim Seleksi Komite Perpres Publisher Rights

“Sosialisasi ini akan memberikan pemahaman kepada masyarakat adat di masing-masing suku tentang pentingnya Lemata. Kami pada prinsipnya memberikan dukungan kepada anak-anak muda untuk membantu sukseskan Musdat Lembaga Masyarakat Adat Tambrauw,” katanya.

Sementara itu, Edison Syufi, mewakili pemuda Tambrauw,  menegaskan, pada prinsipnya kaum muda mendukung kehadiran Lembaga Masyarakat Adat Tambrauw.

Edison akui selama ini belum ada Lembaga Masyarakat Adat yang menghimpun suku-suku di kabupaten Tambrauw. Karena itu, Musdat Lemata akan menjadi momentum penting kehadiran organisasi adat yang merangkul semua suku yang ada di Tambrauw.

“Dengan adanya lembaga adat yang akan dibentuk itu, kedepan kepentingan dan aspirasi masyarakat adat bisa terkaver dan diperhatikan secara baik. Lembaga adat ini bisa menjadi lembaga koordinasi untuk menghidupkan masyarakat adat di Tambrauw,” tutur Edison.

Baca Juga:  Hujan di Sorong, Ruas Jalan dan Pemukiman Warga Tergenang Air
Pertemuan internal persiapan Musdat Lemata. (Reiner Brabar – SP)

Sebelum mengakhiri pertemuan, Paulinus Baru, ketua panitia Musdat Lemata, memastikan kegiatan Musdat akan diadakan 19-21 Januari 2023.

“Sebelum mulai Musdat Lembaga Masyarakat Adat Tambrauw, kita akan sosialisasikan kepada masyarakat adat yang dimulai 6 Desember di Sausapor, 8 Desember di Fef, dan 10 Desember 2022 di Kebar Raya,” jelasnya.

Untuk itu, Paulinus berharap dukungan dari seluruh masyarakat adat Tambrauw, khususnya para kepala suku dan masyarakat adat dari masing-masing suku di kabupaten Tambrauw.

“Kami mengharapkan dukungan dari semua masyarakat adat untuk sukseskan Musdat pada bulan Januari mendatang. Kegiatan Musdat ini akan dipusatkan di Fef, ibu kota kabupaten Tambrauw,” imbuhnya.

Pewarta: Reiner Brabar
Editor: Markus You

Terkini

Populer Minggu Ini:

Jurnalis Senior Ini Resmi Menjabat Komisaris PT KBI

0
Kendati sibuk dengan jabatan komisaris BUMN, dunia jurnalistik dan teater tak pernah benar-benar ia tinggalkan. Hingga kini, ia tetap berkontribusi sebagai penulis buku dan penulis artikel di berbagai platform media online.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.