PANIAI, SUARAPAPUA.com — Pimpinan institusi keamanan, TNI maupun Polri, di provinsi Papua Tengah diingatkan tidak melakukan tindakan berlebihan hingga pertumpahan darah seperti sering terjadi ketika bermasalah dengan masyarakat.
Pendekatan-pendekatan persuasif harus sudah mulai diterapkan untuk menghindarinya.
Pesan ini disampaikan Ribka Haluk, penjabat gubernur provinsi Papua Tengah, dalam sambutannya di acara perayaan HUT ke-23 sekaligus perayaan natal dan pemaparan kinerja 4 tahun (2018-2022) pemerintah kabupaten Paniai di halaman kantor Bupati Paniai, Jumat (2/12/2022).
“Kepada TNI dan Polri, pak Kapolda, pak Dandim, pak Kapolres, ibu pesan, ibu titip saja untuk lakukan pendekatan-pendekatan yang persuasif agar masyarakat kita merasa terlindungi,” harapnya.
Perlu upaya pendekatan persuasif, kata Ribka, seperti melakukan kegiatan-kegiatan yang sifatnya membina masyarakat (Bimas).
“Melakukan kegiatan-kegiatan keamanan yang dulu kami kenal, ada Bimas untuk pertanian (dan lain-lain), ini harus kami masuk. Memang sekarang bukan jamannya lagi, tetapi kita gunakan alat atau cara lain yang memiliki tujuan sama untuk bina masyarakat,” katanya.
Lanjut ditekankan, masyarakat yang berdomisili di wilayah provisi Papua Tengah selama masa kepemimpinannya tidak terjadi pertumpahan darah.
“Ibu juga tidak mau ada yang bakar-bakar kantor lagi. Kalau ada masalah, mari kita sebagai anak-anak adat, anak-anak Tuhan, kita duduk bicara, apa yang bisa diselesaikan, kita selesaikan bersama,” kata Ribka.
Untuk masyarakatnya sendiri, ia berpesan agar mau bersatu membangun provinsi baru yang akan dipimpinnya selama kurang lebih dua tahun mendatang.
“Untuk provinsi Papua Tengah, SDM kita sudah siap. Sudah banyak yang dapat gelar tinggi dan sekolah dimana-mana. Hanya satu yang kurang, kita belum bersatu saja. Untuk itu, mari semua kekuatan atau skill kita itu kita satukan untuk membangun provinsi kita ini,” tandas Haluk.
Komarudin Watubun, anggota Komisi II DPR RI yang juga politisi PDIP, meminta kepada seluruh rakyat Papua agar tetap bersatu walaupun telah dipisahkan dengan adanya pemekaran provinsi.
“Ada dua pesan mendasar dalam Otsus. Pertama memperhatikan kesatuan sosial budaya, dan yang kedua, memperhatikan kesatuan ekonomi. Sosial budaya itu artinya apa? Nah, walaupun Papua ini kita mekarkan lima sampai 20 provinsi, tetapi kamu harus tetap satu Papua,” ujar Watubun.
Pewarta: Stevanus Yogi
Editor: Markus You