BeritaEkonomiSeminggu Harga Sirih di Pasar Pharaa Sentani Naik

Seminggu Harga Sirih di Pasar Pharaa Sentani Naik

Seminggu Harga Sirih di Pasar Pharaa Sentani Naik

SENTANI, SUARAPAPUA.com — Harga jual sirih di pasar Pharaa, Sentani, kabupaten Jayapura, Papua, melonjak naik sejak awal bulan ini. Naiknya harga jual sirih mengakibatkan para pedagang sirih pinang mengalami penurunan pendapatannya.

Pantauan suarapapua.com di pasar Pharaa, Rabu (14/12/2022), pinang yang dijual jumlahnya cukup banyak seperti biasanya. Tetapi, sirih sangat sedikit. Biasanya dalam satu rumpuk pinang terdapat lima hingga enam buah sirih, kini hanya empat buah saja.

Wayuli saat sedang menjaga jualannya di pasar Pharaa, mengatakan, dalam beberapa hari terakhir kesulitan mendapat stok sirih.

Baca Juga:  Festival Angkat Sampah di Lembah Emereuw, Bentuk Kritik Terhadap Pemerintah

“Sejak minggu ini sirih susah dapat. Harga juga naik. Dari pengakuan petani, mereka bilang karena faktor cuaca, jadi waktu petik sirih tidak bagus,” katanya saat ditanya suarapapua.com, Rabu (14/12/2022).

Selain itu, kata Wayuli, beberapa petani sirih lebih memilih kirim ke luar Jayapura.

“Malah lebih banyak kirimnya ke luar daerah.”

Pengakuan Wayuli yang akrab disapa Yuli, pada dua bulan lalu harga sirih masih sangat murah, Rp20.000 per kilo.

“Bulan Oktober sampai November masih murah, cuma pas masuk bulan Desember ini sudah naik harganya,” kata ibu asal Buton itu.

Baca Juga:  Kemenparekraf Ajak Seluruh Pelaku Usaha Kreatif di Indonesia Ikut AKI 2024

Akibatnya, stok sirih yang ia ambil untuk jual juga berkurang.

“Waktu masih murah itu saya ambil tujuh kantong hitam. Satu kantong saya bayar 400 ribu. Sekarang saya ambil empat kantong karena sirih naik jadi 700 ribu per kantong. Di situ isinya ada 10 kilo. Tapi beli pas 10 kilo karena pasti ada yang busuk dan bisa berkurang dari awal 10 kilo itu,” jelasnya.

Kata Yuli, empat kantong tersebut habis dalam satu hari.

“Saya jual ada yang per kilo sekarang 70 ribu, kadang lebih. Ada juga yang harga 10 ribu, 20 ribu. Kadang tidak kembali modal juga karena yang busuk saja bisa satu kilo dan kadang sirih tidak habis karena banyak yang busuk, jadi dibuang,” kata Yuli.

Baca Juga:  Hindari Jatuhnya Korban, JDP Minta Jokowi Keluarkan Perpres Penyelesaian Konflik di Tanah Papua

Di tempat berbeda, Peranus Wenda, penjual pinang akui kesulitan mendapat sirih setelah harga sudah naik dari biasanya.

“Susah dengan sirih karena sudah mahal. Kami jual pinang tanpa sirih tidak mungkin laku. Harus ada sirih, tapi harga sirih sudah mahal. Begini kami mau dapat berapa? Bingung juga,” kata Peranus.

Pewarta: Yance Wenda
Editor: Markus You

Terkini

Populer Minggu Ini:

TPNPB Mengaku Membakar Gedung Sekolah di Pogapa Karena Dijadikan Markas TNI-Polri

0
“Oh…  itu tidak benar. Hanya masyarakat sipil yang kena tembak [maksudnya peristiwa 30 April 2024]. Saya sudah publikasi itu,” katanya membalas pertanyaan jurnalis jubi.id, Kamis (2/5/2024).

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.