Jendela PapuaProklamasi Negara Melanesia Barat 14 Desember 1988

Proklamasi Negara Melanesia Barat 14 Desember 1988

Ceritanya, 14 Desember 1988 pagi, di lapangan Mandala, Jayapura, berkumpul sekitar 60 orang – lelaki dan beberapa perempuan – seakan sedang mengadakan sebuah upacara.

Ada upacara pengibaran bendera Melanesia Barat, yang berwarna hitam-putih-merah dengan 14 salib, menyanyikan lagu kebangsaan, berdoa, dan ada pidato dari Dr. Thomas Wapai Wainggai. Inilah upacara proklamasi negara Melanesia Barat itu.

Tak lama, polisi dibantu tentara segera membubarkan upacara itu. Thomas Wainggai beserta sejumlah pengikutnya ditangkap.

Siapakah Thomas Wainggai?

Gubernur Irian Jaya Barnabas Suebu mengatakan, Thomas Wainggai ikut mencalonkan diri untuk menjadi gubernur setelah Isaac Hindom mengundurkan diri sebagai gubernur Irja, 12 Oktober 1987.

Ketika itu, Thomas Wainggai, yang biasa dipanggil Dr. Thom itu, sibuk mengumpulkan tanda tangan dari penduduk serta tokoh masyarakat setempat untuk menjadi gubernur.

Sekelompok pendukungnya sempat berdelegasi ke DPRD Irja untuk kampanyekan pencalonan Dr. Thom.

“Dia lama di luar negeri, dan menyamakan demokrasi di sini dengan demokrasi liberal yang dia kenal di sana. Karena merasa pintar dan sudah didukung banyak orang, maka dia merasa sudah pantas jadi gubernur,” kata Bas Suebu, yang ketika itu ketua DPRD Irja menerima delegasi pendukung Dr. Thom.

Baca Juga:  Zheng He, Seorang Kasim Cina Terkenal Sampai di Nusantara

Thomas Wainggai dilahirkan di kampung Ambai, Serui, kabupaten Yapen Waropen, 5 Desember 1937. Selesai sekolah dasar di kampungnya, ia ke Biak lanjutkan pendidikan, kemudian ke Jayapura.

Tahun 1959, ia terdaftar sebagai pegawai negeri di Jayapura (ketika itu masih dijajah Belanda).

Belakangan, Thom terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Hukum angkatan pertama Universitas Cenderawasih (Uncen), Jayapura, sampai Agustus 1963.

Sesudahnya terbang ke Jepang. Pada Maret 1965 berhasil lulus di akademi internasional bahasa Jepang (Kokusai Gakkyuukai Nihongo Gakko) di Okayama. Lantas, empat tahun kemudian, ia dilantik menjadi sarjana hukum di sebuah universitas negeri di kota yang sama.

Dari sini, Thom terbang ke Amerika Serikat, lagi-lagi untuk menuntut ilmu. Ia meraih gelar M.P.A. (Ahli Administrasi Negara) dari New York State University, 1981, lalu Ph.D. di bidang yang sama dari Florida State University.

Empat tahun kemudian, ia kembali ke Jayapura sekitar 1985, membawa seorang istri, Ny. Teruko Wainggai, wanita Jepang, dan tiga anak, lalu menjadi staf ahli di kantor Bappeda Irja.

Baca Juga:  Apakah Kasuari dan Cenderawasih Pernah Hidup di Jawa?

Puncaknya 14 Desember 1988, ia mempraktekan ilmu administrasi negara dengan memproklamasikan sebuah negara yang ia rancang dengan perangkat negara lengkap. Ia beri nama negara tersebut adalah Melanesia Barat dengan ratusan pasal dalam konstitusi Garis Besar Haluan Negara (GBHN).

Negara yang ia usung sedikit berbeda perangkat negaranya dengan apa yang pernah Nicolaas Jouwe dkk buat pada tahun 1961. Thomas Wainggai mengusung motto negara yang sedikit religius “Tuhan adalah Gembala Kami”.

Dua Puluh Tahun Buat Sang Doktor

Dikutip dari majalah TEMPO edisi 16 September 1989, Pengadilan Negeri Jayapura memvonis 20 tahun penjara atas Dr. Thomas Wainggai yang dituduh melakukan tindakan subversi dengan memproklamasikan berdirinya negara Melanesia Barat di Jayapura 14 Desember 1988.

Vonis 20 tahun penjara, yang dijatuhkan PN Jayapura, pada hari Jumat itu, diterima terdakwa dengan emosional.

“Wah, tidak bisa itu,” ujar Thomas Wainggai, yang tampak grogi mendengar pembacaan vonis itu.

Lalu, ia dilarikan dengan mobil ke Lembaga Pemasyarakatan (LP) Jayapura, tempat ia ditahan sejak 14 Desember 1988.

Baca Juga:  Apakah Kasuari dan Cenderawasih Pernah Hidup di Jawa?

Sebelumnya, jaksa menuntut Thomas Wainggai hukuman seumur hidup. Ia dituduh melakukan tindakan subversi dengan memproklamirkan berdirinya negara Melanesia Barat di Jayapura, 14 Desember 1988. Tindakan mendirikan negara secara melawan hukum itulah kemudian oleh hakim dinyatakan terbukti.

Thomas Wapai Wainggai mempertanggungjawabkan proklamasinya itu secara hukum maupun politik dengan mendekam di penjara hingga ia menghembuskan nafas terakhirnya pada 12 Maret 1996. Meninggal dunia dengan status tahanan politik di sebuah rutan Indonesia.

Dr. Thom tercatat sebagai seorang cendekiawan, orang Papua Barat pertama yang mengenyam perguruan tinggi di luar Papua Barat. Ia pemimpin politik dan budaya, filsuf dan nasionalis asal Papua Barat.

Pemilik nama lengkap Thomas Wapai Newei Sarampayai Wainggai ini merupakan tokoh penentuan nasib Papua Barat sekaligus identitas Melanesia.

Selamat hari ulang tahun proklamasi negara Melanesia Barat. Salah satu peristiwa politik bangsa Papua yang memenuhi hukum revolusi.

“Kebenaran akan memerdekakan dirinya sendiri” (Dr. Thomas Wapai Wainggai, HG, MPA, Ph.D)

Terkini

Populer Minggu Ini:

Perda Pengakuan dan Perlindungan MHA di PBD Belum Diterapkan

0
“Kami bersama AMAN Sorong Raya akan melakukan upaya-upaya agar Perda PPMHA  yang telah diterbitkan oleh beberapa kabupaten ini dapat direvisi. Untuk itu, sangat penting semua pihak duduk bersama dan membicarakan agar Perda PPMHA bisa lebih terarah dan terfokus,” ujar Ayub Paa.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.