BeritaTaruhan Nyawa, Petugas Medis di Depapre Butuh Akses Jalan Bagus

Taruhan Nyawa, Petugas Medis di Depapre Butuh Akses Jalan Bagus

SENTANI, SUARAPAPUA.com — Jalan raya Kemiri-Depapre, kabupaten Jayapura, Papua, yang sejak lama belum tuntas dikerjakan tak hanya bikin rusak kendaraan roda dua dan empat, tetapi juga mengganggu aktivitas petugas medis di Puskesmas Depapre.

Petugas medis bahkan nyaris bertarung nyawa karena harus melewati jalan raya dengan kondisi yang sangat tak layak dilalui kendaraan.

Tak terkecuali ibu-ibu ibu hamil maupun pasien yang gawat darurat sulit menjangkau pusat layanan kesehatan akibat jalan rusak parah.

Sebenarnya bukan berharap jalan dibuat sehebat jalan tol di kota-kota besar, masyarakat Moy Tanah Merah hanya mau agar badan jalan tak berlubang dengan cara diaspal seperti layaknya di dalam kota.

Oktofina Wafumilena, kepala Puskesmas Depapre, mengungkapkan kerinduannya agar jalan diperbaiki karena selama ini petugas medis maupun pasien mengalami kendala. Kata dia, dari sisi medis memang sangat membutuhkan akses jalan yang layak.

Baca Juga:  Akomodir Aspirasi OAP Melalui John NR Gobai, Jokowi Revisi PP 96/2021

“Setiap kali kami dapat kasus-kasus rujukan, biasanya kami mengalami banyak kendala terutama kalau itu pasien ibu hamil dan pasien gawat darurat,” kata Oktofina, Sabtu (14/1/2023).

Kepala Puskesmas sangat prihatin dengan akses jalan yang tak layak itu. Sebab menurutnya, pasien yang emergency hanya ada dua kemungkinan.

“Kondisi jalan begitu jadi, hanya dua kemungkinan, pasien tertolong atau tidak tertolong. Kami berharap, jalan ini bisa bagus,” ujarnya.

Jeleknya kondisi jalan Kemiri-Depapre juga membuat sebagian petugas medis harus berobat.

“Staf saya ada 28 orang. Delapan orang sakit tulang belakang karena biasa lewati jalan rusak itu. Mereka harus pulang balik Sentani-Depapre untuk pelayanan dari hari Senin sampai Sabtu. Pada hari Minggu kalau ada pasien, mereka harus datang untuk layani,” beber Oktofina.

Baca Juga:  FI Gelar Layanan Kesehatan Mata Gratis untuk Masyarakat Sekitar Area Operasi PTFI

Dari delapan pasien itu diakuinya kini sedang dalam proses pengobatan saraf tulang belakang.

“Saya harap jalan ini segera diperbaiki. Staf saya juga semoga cepat pulih. Perbaikan jalan ini harus segera dikerjakan. Kita sama-sama butuh akses jalan yang baik, bukan hanya bagi petugas medis, tetapi semua masyarakat,” kata Wafumilena.

Terpisah, mama Yuliana Wally mengaku sangat prihatin dengan kondisi jalan yang rusak parah hingga terus menerus dibiarkan tanpa ada upaya apapun.

Selama ini, kata Wally, selalu mendengar bunyi mobil Ambulance yang hendak menolong pasien emergency, tetapi harus kembali dengan kondisi tak tertolong.

“Kami biasa lihat ibu hamil sakit parah harus dibawa ke rumah sakit Yowari, supaya segera ditolong, tetapi terlambat karena jalan jelek sekali. Kalau bukan anaknya, pasti ibunya yang meninggal. Itu akibat jalan tidak baik. Tidak mungkin sopir mau balap, jalan rusak parah begitu,” tuturnya.

Baca Juga:  ULMWP Desak Dewan HAM PBB Membentuk Tim Investigasi HAM Ke Tanah Papua

Fakta dari buruknya kondisi jalan Kemiri-Depapre, menurutnya, mama-mama yang sakit biasanya sangat kecewa karena terlambat mendapat penanganan medis.

“Memang tinggal dekat jalan raya, jadi mama tahu kalau Ambulance lewat, dan kembali itu sayang sekali dengan kondisi pasien,” kata Wally.

Diberitakan media ini sebelumnya, penjabat bupati Jayapura Triwarno Purnomo menyatakan ruas jalan Kemiri-Depapre siap dikerjakan dalam tahun ini.

Hal itu dikemukakan dalam satu pertemuan Pemkab Jayapura bersama masyarakat Moy, Selasa (10/1/2023) di aula kantor distrik Sentani, setelah 2 Januari 2023 ia hubungi kepala balai besar jalan nasional wilayah XVII Jayapura. Lalu, lanjut komunikasi terakhir sehari sebelum pertemuan ini.

“Sudah bicara dan saya hadir di sini untuk kerjakan jalan ini (Sentani-Depapre),” ujar Triwarno.

Pewarta: Yance Wenda
Editor: Markus You

Terkini

Populer Minggu Ini:

Perda Pengakuan dan Perlindungan MHA di PBD Belum Diterapkan

0
“Kami bersama AMAN Sorong Raya akan melakukan upaya-upaya agar Perda PPMHA  yang telah diterbitkan oleh beberapa kabupaten ini dapat direvisi. Untuk itu, sangat penting semua pihak duduk bersama dan membicarakan agar Perda PPMHA bisa lebih terarah dan terfokus,” ujar Ayub Paa.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.