TPNPBNZ Diminta Hentikan Pemberian Pelatihan Militer Kepada Indonesia

NZ Diminta Hentikan Pemberian Pelatihan Militer Kepada Indonesia

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Akouboo Amatus Douw, Kepala Urusan Luar Negeri dan Dewan Diplomatik Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) meminta kepada Pemerintah Selandia Baru dan pemerintahan lainnya agar hentikan pemberian pelatihan militer, serta senjata api kepada Indonesia.

“Selandia Baru dan pemerintah lainnya menghentikan pemberian pelatihan militer dan senjata militer ke Indonesia. Selandia Baru membawa masalah konflik bersenjata ini [Papua] ke Dewan Keamanan PBB PBB untuk mendapatkan resolusi,” tukas Douw dalam pernyataanya pekan lalu.

Ia juga meminta agar Dewan Keamanan PBB mengakui keadaan konflik internasional di Papua Barat dan menuntut penarikan diri Indonesia. PBB mengakui dan mengoreksi kesalahan terselubung dalam penyerahan wilayah ini [Papua] kepada Indonesia.

Baca Juga:  Pilot Selandia Baru Mengaku Terancam Dibom Militer Indonesia

Selanjutnya, Pengadilan Kriminal Internasional memulai investigasi pelanggaran HAM Indonesia di di Papua Barat. Indonesia juga harus menarik semua personil militer dari Wilayah tanah Papua dan mengakui kemerdekaan untuk wilayah tanah Papua.

“Organisasi Papua Merdeka menyambut baik dialog dengan negara-negara anggota dan Dewan Keamanan PBB untuk menyelesaikan masalah ini – untuk menyelesaikan konflik internasional ini sebagaimana tercantum dalam Piagam PBB.

Pernyataan itu disampaikan Akouboo Amatus Douw usai pilot asal Selandia Baru, Philips Marthen disandera pihak TPNPB dibawa pimpinan Agianus Kogeya di Paro, Nduga, Papua Pegunungan pada 7 Februari 2023.

Baca Juga:  TPNPB: Danramil Aradide Ditembak Karena Melakukan Aktivitas Mata-Mata

Douw lalu menyatakan OPM mengingatkan negara-negara anggota akan kewajiban mereka di bawah resolusi PBB 2621 tentang ‘Program aksi untuk implementasi penuh Deklarasi Pemberian Kemerdekaan bagi Negara dan Rakyat Kolonial’ untuk memberikan “bantuan moral dan material” kepada rakyat Papua Barat dalam perjuangan mereka untuk merdeka.

Pada 14 Februari 2023, foto-foto dan video dari penyanderaan pilot asal Selandia Baru itu dirilis TPNPB. Dalam foto-foto itu terlihat bahwa pilot tersebut dikawal anggotanya Egianus Kogeya, yang memegang senjata api dan senjata tradisional berupa panah dan anak panah.

Pernyataan Egianus Kogeya
Pernyataan Egianus Kogeya dalam video pendek berdurasi 1 menit 29 detik yang dirilis pada 14 Februari 2023 mengakui, bahwa penyanderaan pilot pesawat yang dilakukan pihaknya bukan untuk tujuan makan minum dan pemekaran provinsi lainnya.

Baca Juga:  TPNPB: Serangan Udara TNI-Polri Mengebom Wilayah Pengungsi di Ndugama Tidak Seimbang

“Tetapi kami sandera pilot [Selandia Baru] hanya ingin mau merdeka. Jadi kami akan bawa putar orang ini [pilot] ke 32 distrik di wilayah Ndugama Derakma hingga sampai Papua Merdeka baru saya akan lepas. Jadi kami sandera orang ini untuk Papua Merdeka saja!” ujar Egianus.

“Jadi negara [Selandia Baru] tekan Indonesia  untuk Papua merdeka. Negara harus bantu kami Papua merdeka dan tidak boleh kerjasama lagi dengan Indonesia,” pungkasnya.

 

REDAKSI

Terkini

Populer Minggu Ini:

Perda Pengakuan dan Perlindungan MHA di PBD Belum Diterapkan

0
“Kami bersama AMAN Sorong Raya akan melakukan upaya-upaya agar Perda PPMHA  yang telah diterbitkan oleh beberapa kabupaten ini dapat direvisi. Untuk itu, sangat penting semua pihak duduk bersama dan membicarakan agar Perda PPMHA bisa lebih terarah dan terfokus,” ujar Ayub Paa.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.