JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Menjalin komunikasi yang baik dengan pemerintah daerah merupakan satu kewajiban pengurus organisasi mahasiswa. Tak terkecuali Ikatan Pelajar Mahasiswa Intan Jaya (IPMI-J) kota studi Jayapura sebagai penerus tongkat kepemimpinan pada saatnya nanti.
Sebagai calon pemimpin masa depan kabupaten Intan Jaya, kegiatan musyawarah besar (Mubes) ke-VIII mesti dimanfaatkan baik untuk menghasilkan pemimpin bagi semua mahasiswa-mahasiswi Intan Jaya di kota studi Jayapura.
Hal itu dikemukakan Yoyakim Mujizau, perwakilan pemerintah kabupaten (Pemkab) Intan Jaya, saat membuka secara resmi Mubes IPMI-J ke-VIII, Sabtu (25/3/2023) di aula asrama mahasiswa Yahukimo, Perumnas 3 Waena, kota Jayapura, Papua.
Kegiatan Mubes tersebut menurutnya dapat dilaksanakan dengan lancar untuk memilih ketua yang mampu berkomunikasi baik antara mahasiswa maupun pihak lain termasuk Pemkab Intan Jaya.
Hasil dari agenda rutin dua tahunan itu, harap Yoyakim, ketua terpilih selain menjalankan program internal sesuai kebutuhan seluruh anggota, juga membangun hubungan baik dengan pemerintah daerah agar perhatian seperti selama ini terus berlanjut demi menyiapkan barisan sumber daya manusia (SDM) pengganti generasi saat ini.
“Saran saya, pilihlah mahasiswa yang memiliki talenta, memiliki komunikasi yang baik. Sebaiknya jangan pilih karena ada hubungan keluarga atau satu kampung, atau karena sering sama-sama, tetapi pilih siapa dia yang bisa menyuarakan hak-hak mahasiswa, kebutuhan mahasiswa, dan kepentingan mahasiswa kepada pemerintah daerah,” tuturnya.
Mujizau menghendaki, ketua terpilih mampu memimpin organisasi untuk kepentingan bersama, juga mampu mengatasi apapun persoalan serta melakukan kegiatan-kegiatan positif demi membekali setiap mahasiswa sebelum pulang ke daerah.
Mantan kepala bagian Hubungan Masyarakat (Kabag Humas) Setda kabupaten Intan Jaya itu berpendapat, seorang pemimpin organisasi dilahirkan untuk mengaturnya lebih baik sebagai tempat bersama-sama belajar dan menempa jiwa kepemimpinan.
“Ketua terpilih harus bisa memimpin semua anggotanya. Diantara mahasiswa kalau terjadi masalah biar pemimpin yang berbicara, begitupun urusan dengan pemerintah daerah, termasuk hak mendapat perhatian atau bantuan studi, ketua yang atur tanpa melibatkan semua karena akan mengorbankan perkuliahan. Makanya pilih ketua yang siap bertanggungjawab karena pimpinan itu bukan dibentuk, tetapi dilahirkan jiwa kepemimpinannya. Jiwa kepemimpinan ada dalam diri setiap orang, yaitu memimpin dirinya sendiri, setelah itu barulah bisa pimpin orang lain,” bebernya.
IPMI-J sebagai wadah bagi mahasiswa-mahasiswi berkumpul dan belajar bersama diharapkan terus eksis demi menyiapkan jalan bagi masa depan yang cerah. Dengan belajar giat agar pada saatnya nanti menjadi pembawa perubahan dalam segala aspek di kampung, distrik, kabupaten dan provinsi. Bahkan dalam konteks lebih luas, generasi hari ini adalah harapan yang sudah pasti akan diandalkan kelak.
“Mahasiswa yang saat ini sedang di bangku perkuliahan agar bisa jadi agen perubahan di kabupaten Intan Jaya nanti. Maka, selain belajar di kampus, mahasiswa juga harus bekali diri dengan banyak ikut kursus, melatih diri dengan ikut berbagai jenis keterampilan, banyak kursus bisa diikuti seperti mengemudi, komputer dan lain-lain supaya begitu selesai bisa dipakai di mana saja. Masa pendidikan harus isi dalam diri dengan banyak pengetahuan baik yang sudah pasti akan sangat berguna pada saatnya nanti,” kata Yoyakim.
Pentingnya bekali diri dengan kegiatan-kegiatan kreatif atau ekstrakurikuler menurut Yoyakim, mengingat pengalaman sebelumnya didapati ada oknum pegawai tidak memiliki pengetahuan khusus. Hanya mengandalkan selembar ijazah menurutnya tak cukup.
“Ikut kursus, selain kuliah, itu sangat penting karena sesuai pengalaman di daerah kami, banyak putra daerah setelah jadi pegawai, tidak bisa ketik, tidak mampu mengoperasikan komputer atau laptop untuk mendukung pekerjaan. Itu artinya selama studi tidak pernah bekali diri. Jadi, kami harap mahasiswa harus ikut kursus atau pelatihan. Waktu yang ada dimanfaatkan untuk bekali diri dengan berbagai pengetahuan,” pesan Mujizau.
Agustinus Tapani, pembina IPMI-J kota studi Jayapura, berpesan, pengurus baru belajar dari pengalaman sebelumnya dalam menjalin hubungan harmonis dengan pemerintah daerah dalam hal ini Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) selaku pengelola beasiswa tiap tahun anggaran.
“Ketua terpilih harus bangun komunikasi dengan pemerintah daerah, bagian Kesra. Harus punya data base mahasiswa untuk sampaikan ke Kesra. Pendataan harus jujur. Tidak boleh tambah-tambah data manipulasi. Pengurus baru harus jujur dalam pendataan. Jujur itu kunci utama buat kita menjadi orang sukses di kemudian hari,” kata Agus.
Dalam kepengurusan baru hasil Mubes ini Agus tetap akan mendampingi pengurus bersama anggota dalam kegiatan-kegiatan organisasi IPMI-J.
Hal paling penting dengan memperbanyak kegiatan ekstrakurikuler, menciptakan suasana persaudaraan sebagai satu keluarga memang harus terus diperjuangkan. IPMI-J dijadikan sebagai Nduni atau Ndone, rumah bersama. Sebagai rumah bersama untuk belajar banyak hal demi menyiapkan diri setiap anggotanya.
Di tempat yang sama, Zeth Dugupa, ketua panitia Mubes VIII, ucapkan terima kasih kepada perwakilan pemerintah daerah yang telah datang untuk membuka Mubes ini.
“Mahasiswa-mahasiswi asal Intan Jaya sangat mengapresiasi pemerintah daerah dalam hal ini bapak Yoyakim Mujizau yang hadir saat ini. Harapan kami, kedepannya juga kehadiran pemerintah sangat penting, harus terus mendampingi kami,” kata Zeth.
Mubes sebagai agenda rutin, menurutnya forum resmi untuk memilih ketua bersama pengurus baru. Harapan panitia, ketua terpilih punya beban besar menghidupkan roda organisasi kemahasiswaan. Juga wajib akomodir kepentingan semua mahasiswa asal kabupaten Intan Jaya di kota studi Jayapura.
“Ketua terpilih bersama pengurus semoga bisa rangkul semua mahasiswa yang ada di sini dengan baik. Bisa buktikan visi misi yang dirancangnya setelah terpilih sebagai ketua, bisa sambung lidah antara mahasiswa dan pemerintah daerah. Itu harapan kami,” pintanya.
Zeth Dugupa melihat ini sangat penting karena pemerintah daerah merupakan orang tua bagi generasi muda yang tengah mengenyam pendidikan. Apalagi keluarga di kampung tak mungkin diharapkan banyak soal biaya perkuliahan bagi anak-anak yang lagi merantau di berbagai kota studi, baik di dalam maupun luar Papua.
“Pemerintah daerah merupakan orang tua kami. Ketua terpilih bersama pengurus harus bisa menjembatani aspirasi dan kebutuhan mahasiswa. Baik dalam hal biaya studi maupun kebutuhan organisasi, kebutuhan di asrama, pemondokan, dan lain-lain. Harapan kami hanya kepada pemerintah. Itu tugas ketua terpilih bersama pengurus,” tandas Dugupa.
Salah satu kebutuhan mendesak saat ini, menurut Ferry Mujijau, juga mahasiswa Intan Jaya di kota studi Jayapua, pemerintah daerah perlu bangun aula sebagai tempat pertemuan mahasiswa.
“Tidak ada aula. Di asrama kami aulanya sangat kecil, jadi kalau kami mau adakan kegiatan seperti ini, biasanya dari tempat lain. Seperti dari sini, dan itu pasti butuh uang sewa. Jadi, kami minta harus ada aula,” pinta Ferry.
Pewarta: Markus You