Tanah PapuaSaireriGelombang Air Tumpuk Sampah di Halaman Rumah Jetro Puadi

Gelombang Air Tumpuk Sampah di Halaman Rumah Jetro Puadi

SERUI, SUARAPAPUA.com — Warga kampung Banawa, distrik Yapen Selatan, kabupaten Kepulauan Yapen, yang bermukim di muara sungai Mantembu kian terancam abrasi pantai dan bahkan hanyut terbawa banjir.

Banjir dan pasang surut disertai gelombang yang terjadi sejak Kamis (6/4/2023) dini hari menyebabkan sampah yang terbawa aliran sungai Mantembu terhempas gelombang dan kemudian terdampar.

Deburan ombak yang berulang kali membawa tumpukan sampah dari hulu sungai Mantembu, tertimbun di halaman rumah keluarga Jetro Puadi yang letaknya dekat dengan muara.

Saat ditemui suarapapua.com, Jetro mengungkapkan rasa kecewanya terhadap pemerintah daerah yang hingga kini tidak berikan respons terhadap permintaan bantuan beberapa waktu lalu.

Baca Juga:  KKB Minta Komisi Tinggi HAM Investigasi Kasus Penyiksaan OAP

“Gelombang semakin mengikis pasir di pinggir rumah. Saya sudah minta pemerintah untuk buat muara baru itu darurat dulu agar kami warga yang berada di perbatasan kali ini tidak kena banjir dan diterpa bencana ombak,” tuturnya.

Jetro mengaku akan kehilangan tanah yang dibelinya jika pemerintah tak segera merespons permintaannya.

“Banjir sekarang hancurkan rumah-rumah dari orang-orang di pinggir sungai ini. Pemerintah menunggu sampai rumah kami tersapu banjir atau gelombang dulu ka? Kami hanya harap ada bantuan dari pemerintah supaya kami tenang,” kata Puadi.

Baca Juga:  KKB Minta Komisi Tinggi HAM Investigasi Kasus Penyiksaan OAP

Agus Paide, kepala desa Banawa, mengaku pada pekan lalu (27/3/2023) pemerintah setempat telah berkunjung. Juga, salah satu anggota DPRD Yapen sempat membantu membuat muara baru dengan bantuan ekskavator, tetapi itu pun belum berhasil menjadi muara.

Paide berharap pemerintah daerah segera menanggapi usulan pembangunan talut pantai Banawa Sepang sepanjang 300 meter itu.

“Talut lama putus tahun 2008 sampai sekarang. Kalau pemerintah bangun talut 300 meter, orang-orang di sini mungkin akan aman. Tetapi usulan dari tahun 2020 sampai 2023 belum dijawab. Kami bingung harus bagaimana, karena ancaman bencana besar sudah depan mata,” tutur Agus.

Baca Juga:  KKB Minta Komisi Tinggi HAM Investigasi Kasus Penyiksaan OAP

Selain rumah Jetro Puadi, rumah-rumah warga yang menjadi sasaran banjir, yakni rumah Yusak Aronggear, Dani Aronggear, Dorkas Aronggear, Dortea Maniani, Yeskiel Puadi, Gayus Rematobi, Soni Rematobi, Marthen Maay, Amad Kafiar, Debora Kayoi, dan Maurits Kayoi.

Pewarta: Charles Maniani
Editor: Markus You

Terkini

Populer Minggu Ini:

Non OAP Kuasai Kursi DPRD Hingga Jual Pinang di Kota Sorong

0
SORONG, SUARAPAPUA.com --- Ronald Kinho, aktivis muda Sorong, menyebut masyarakat nusantara atau non Papua seperti parasit untuk monopoli sumber rezeki warga pribumi atau orang...

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.