Elisabeth Bromley Membawa Berkat Bagi Umat Tuhan di Minimo dan Papua Pegunungan

0
566

WAMENA, SUARAPAPUA.com — Elisabeth Bromley, anak kedua dari tiga bersaudara buah hati pasangan Dr. Myron Bromley dan nyonya Bromley, didampingi Theo Hesegem dan Yerry Hisage bersama rombongan tiba di kampung Minimo, distrik Maima, kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, Rabu (19/4/2023) sekira Pukul 17.12 WP.

Dr. Myron Bromley dan Pdt. Elisa Gobay bersama beberapa Hamba Tuhan adalah perintis di Lembah Agung Wamena, kabupaten Jayawijaya dan umumnya wilayah Laapago yang kini masuk di provinsi Papua Pegunungan.

Sore tadi, ibu Elisabeth Bromley tiba di kampung Minimo dari kota Wamena setelah pulang dari Tangma, kabupaten Yahukimo. Ia turut didampingi rombongan masyarakat asal Tangma.

Saat Elisabeth tiba, warga Minimo dari lima denominasi Gereja sedang persiapan ibadah Hari Ulang Tahun (HUT) Pekabaran Injil (PI) ke-69 yang akan berlangsung besok, Kamis (20/4/2023).

Warga Minimo bersama seluruh elemen masyarakat dikagetkan dengan kehadiran anak misionaris itu. Mereka langsung menyambutnya dengan deraian air mata.

ads

Ibu Elisabeth begitu memasuki halaman Gereja Oikumene, para tokoh agama, tokoh adat, intelektual dan semua yang ada saat itu secara spontan berbaris dari pintu masuk Gereja menyambutnya sembari berjabat tangan sesuai budaya masyarakat setempat.

Selanjutnya semua mengambil posisi duduk. Seperti lazimnya sesuai budaya Lembah Balim.

Sebagai tanda penghormatan, Meus Mulait, kepala kampung Minimo langsung mengangkat lagu sedih disertai tangisan. Sontak diikuti semua yang hadir saat itu. Semua orang turut menjatuhkan air mata, karena memang lagu itu menceritakan kisah panjang yang telah dilalui hingga membuat semua merasa sangat sedih.

Baca Juga:  Penyebutan Rumput Mei Dalam Festival di Wamena Mendapat Tanggapan Negatif

Air matapun dengan sendirinya jatuh karena umat Tuhan yang ada di Minimo merasa sangat bahagia. Mereka senang sekali dengan kunjungan Elisabeth Bromley.

Theo Hesegem, pembela HAM Papua yang juga salah seorang tokoh intelektual di wilayah Jayawijaya, Papua Pegunungan, mengatakan, kunjungan Elisabeth Bromley dan Lois Bromley memang bertujuan untuk datang ke wilayah Laapago khususnya di Tangma dan Minimo, tetapi untuk hal keamanan, sempat dipersulit Polda Papua.

“Perjalanan kedatangan mereka ke sini [Minimo] dengan tujuan baik, namun Polda agak sedikit perketat waktu itu. Saya bilang ke Polda bahwa ini anak perintis. Anak-anak dari tuan Myron Bromley yang tahun 1954 bawa Injil ke Lembah Balim, sehingga mereka mau datang kunjungi. Maka, saya minta untuk jangan persulit. Dan itu saya sampaikan ke Kapolda.”

Elisabeth Bromley didampingi Theo Hesegem bersama rombongan dari Tangma duduk di hadapan warga masyarakat distrik Maima di kampung Minimo, Rabu (19/4/2023) sore. (Onoy Lokobal – SP)

Kata Theo, pihak Polda sempat minta untuk tidak boleh ke wilayah Yahukimo dan Wamena mengingat situasi keamanan yang tidak menjamin.

“Tetapi saya bilang, saya jaminan untuk Elisabeth dan Lois. Saya sampaikan bahwa saya akan kawal mereka dua, dampingi sampai nanti pulang ke Amerika. Dan mereka izinkan untuk Elisabeth dan Lois datang ke Tangma, kabupaten Yahukimo dan Wamena di Minimo,” tuturnya.

Upayanya berhasil. Theo Hesegem puas. Apalagi, hari ini kebetulan hari sejarah, kehadiran anak misionaris membawa kebahagiaan tersendiri.

“Menurut saya, dua anak perintis datang dan hadir ini mereka membawa berkat yang luar biasa untuk kita di sini,” imbuh Theo.

Sementara itu, Elisabeth Bromley, anak kedua dari Dr. Myron Bromley, menyampaikan ucapan salam jumpa kepada warga Minimo sebagai penjaga tempat bersejarah yang pernah dirintis orang tuanya.

Baca Juga:  Konflik Horizontal di Keneyam Masih Berlanjut, Begini Tuntutan IPMNI

Ibu Elisabeth juga bicara beberapa pesan dengan menggunakan bahasa daerah dialek Tangma, kabupaten Yahukimo. Elisabeth tampak agak kesulitan berbahasa Indonesia. Ia justru lancar berbahasa daerah.

Suara Papua merekam beberapa pesan yang dituturkan Elisabeth Bromley:

An nerugi, neagi yoma hach matnyapi. An naklanene, an nopase an neperak werek akigi. Yoma, apuni helelemogo yire inyakla hach akasak. Yogotak yare an netaiken ekin aga, mekere yogotak ya nit ninom welago atnogore an netaiken hach akikilagi.”

Penuturannya dalam bahasa daerah itu dapat diterjemahkan berikut ini:

“Saya menyampaikan salam kepada sanak saudara yang ada di sini [Minimo]. Saya pikir, bapak saya [Dr. Myron Bromley] bersama saya saat ini. Semua orang yang ada di sini atau saat ini merasa senang atau bahagia. Saat ini hati saya merasa berat, tetapi kebersamaan kita saat ini saya merasa senang, bahagia),” ucap Elisabeth.

Hinyalawoge, ninakla meke an nagot Theo [Hesegem] neperak palik usak elogat. Mekere, yogotak ya hemuklugareneke igin, an nakla hach aga, nen hach watnyapi, yoma inyom welago. eyi nayuge an nopase yoma ike an hesik. Lia ari penting mene.”

Artinya, “Kepada sanak saudara, apa yang kita berpikir, saya bersama adik Theo [Hesegem] diskusi baru bisa sampaikan. Tetapi saat ini sedikit, saya merasa senang atau bahagia, dan saya sampaikan terima kasih untuk kebersamaan kita saat ini. Saya merasa kagum karena orang tua saya ceritakan kepada saya. Terang itu penting, artinya Firman Tuhan itu adalah terang dan itu sangat penting.”

Baca Juga:  PGGY Kebumikan Dua Jasad Pasca Ditembak Satgas ODC di Dekai

At yoma waga, nen Lopipi Hisage, Saleklarogo Mulait it nyapen palagace meke akla ewerek welaga. An yoma wagi, at inyom welagep meke atnogo hach motok matnyapi. Dulu, bapak saya [Dr. Myron Bromley] datang ke sini [Minimo] dan ketemu Lopipi Hisage sama Salekarogo Mulait. Kisah itu tidak pernah dilupakan oleh orang tua saya. Jadi, hari ini saya datang ke sini dan saya sampaikan terima kasih karena sudah bersama-sama dengan orang tua saya,” tutur Elisabeth Bromley.

Dominggus Mulait, ketua panitia HUT PI ke-69, mengatakan, ia mewakili semua umat Tuhan yang ada di wilayah Minimo, distrik Maima, kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, menyampaikan terima kasih atas kedatangan ibu Elisabeth Bromley bersama rombongan.

“Kami umat Tuhan yang ada di sini mengucapkan terima kasih yang sangat mendalam dan menerima dengan suka cinta. Air mata yang kami kasih turun ini bukti kami sangat senang dan suka cita,” ucap Mulait.

Setelah tiba di halaman Gereja Oikumene, Lois Bromley dan Yerry Hisage saat berbincang-bincang. (Ist)

Sebelumnya, Kamis (13/4/2023) lalu, Lois Bromley, adik Elisabeth Bromley, anak bungsu dari misionaris Dr. Myron Bromley, kunjungi kampung Minimo.

Dr. Myron Bromley bersama Pdt. Elisa Gobay dan yang lainnya pertama kali tiba di Lembah Balim sebagai misionaris. Pesawat Amfibi yang mereka tumpangi mendarat di muara kali Mini di Minimo pada tanggal 20 April 1954.

Pewarta: Onoy Lokobal
Editor: Markus You

Artikel sebelumnyaDandhy: Lanjutkan Saja Apa Yang Sudah Dimulai Gus Dur
Artikel berikutnyaBerlakukan Siaga Tempur, Natalius Pigai Khawatirkan Nasib Rakyat Papua