Targetkan 20 April Libur Fakultatif, Begini Langkah PGGJ

0
391

WAMENA, SUARAPAPUA.com — Persekutuan Gereja-Gereja Jayawijaya (PGGJ) menyatakan siap mendorong 20 April ditetapkan sebagai hari pesta rohani bagi umat Tuhan yang ada di wilayah kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan.

Pemerintah daerah diharapkan dapat mengambil kebijakan untuk menetapkan tanggal 20 April tiap tahun sebagai libur fakultatif di kabupaten Jayawijaya.

Hal itu dikemukakan Pdt. Albert Yappo, ketua PGGJ, saat menyampaikan sambutannya pada perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Pekabaran Injil (PI) ke-69 di Minimo, distrik Maima, kabupaten Jayawijaya, Kamis (20/4/2023).

“PGGJ akan mendorong tanggal 20 April ditetapkan sebagai libur fakultatif untuk kabupaten Jayawijaya. Supaya ulang tahun yang ke-70, pada tahun depan, biarlah tanggal 20 itu diresmikan menjadi libur fakultatif untuk kabupaten Jayawijaya,” kata Albert.

Usulan itu didengar langsung wakil bupati Marthin Yogobi yang hadir atas nama pemerintah daerah di puncak perayaan HUT PI.

ads

Tanggal 5 Februari merupakan libur fakultatif di Tanah Papua. Karena itu, untuk kabupaten Jayawijaya, ia berharap, tanggal 20 April ditetapkan sebagai hari libur fakultatif untuk rayakan pesta rohani Injil masuk di Lembah Balim.

Baca Juga:  PWI Pusat Awali Pra UKW, 30 Wartawan di Papua Tengah Siap Mengikuti UKW

Pendeta Albert akui untuk memperjuangkan hal itu tentu dibutuhkan dukungan dari semua pihak. Untuk itu, semua unsur yang ada di Minimo sebagai tempat pendaratan pertama para misionaris diminta berkoordinasi sekaligus menyiapkan sejumlah dokumen yang dibutuhkan sebagai syarat untuk diperjuangkan ke pemerintah kabupaten Jayawijaya.

“Sampai ke tahap ini, tokoh-tokoh dan para intelektual yang ada di wilayah ini harus kumpul dan bicarakan bersama untuk siapkan dokumen. Setelah itu kasih ke kami supaya PGGJ mendorong ke pemerintah daerah,” ucapnya.

Di hadapan wakil bupati Jayawijaya, ketua PGGJ berharap, dengan secara lisan ini dapat ditindaklanjuti dan akan dipenuhi syarat-syarat yang dibutuhkan.

“Kebetulan bapak wakil bupati hadir. Luar biasa. Terima kasih sudah dengar. Saya ingin mendorong ini supaya tahun depan pada saat kita merayakan hari injil masuk di Lembah Balim, biarlah itu menjadi pesta rohani yang besar. Umat Tuhan yang menghuni Lembah Balim, baik yang beraal dari luar Papua, dari luar Jayawijaya, biarlah kita semua bersama-sama merayakan hari kemenangan,” tutur Yappo.

Baca Juga:  Kepala Suku Abun Menyampaikan Maaf Atas Pernyataannya yang Menyinggung Intelektual Abun

Ia yakin, apa yang sedang dilakukan hari ini akan menjadi sejara bagi generasi berikutnya. Tentunya sesuatu yang baik akan dijadikan pegangan bagi generasi selanjutnya. Karena itu, penghargaan terhadap para misionaris perintis Lembah Balim harus dilakukan sekarang agar tahun depan sudah bisa terapkan sebagai libur fakultatif.

“Ketika pemerintah daerah menetapkan satu keputusan yang berkekuatan hukum tetap, maka itu akan menjadi persembahan dari pemerintah daerah bagi masyarakat di kabupaten Jayawijaya. Saya yakin bahwa begitu tanggal 20 April ditetapkan sebagai hari libur fakultatif, maka itu akan menjadi sebuah catatan sejarah bagi generasi berikut.”

Ketua PGGJ juga menyarankan, perayaan Injil masuk di Lembah Balim tidak dilakukan di beberapa titik. Tahun depan, kegiatannya dipusatkan saja di satu tempat.

Baca Juga:  Badan Pelayan Baru Jemaat Gereja Baptis Subaga Wamena Terbentuk

“Hari ini kurang lebih empat tempat melakukan ibadah yang sama,” tutup Yappo.

Diberitakan media ini sebelumnya, kerinduan umat agar tanggal 20 April setiap tahun ditetapkan sebagai hari libur fakultatif untuk merayakan hari PI di Lembah Balim disampaikan Dominggus Mulait.

Dalam sambutannya pada perayaan HUT ke-69 PI, Mulait minta pemerintah kabupaten Jayawijaya dan pemerintah provinsi Papua Pegunungan mempertimbangkan hal itu untuk menghormati karya besar para perintis di Lembah Balim dan kawasan Papua Pegunungan umumnya.

“Kami masyarakat Jayawijaya dan umat Tuhan se-Papua Pegunungan minta agar tanggal 20 April ditetapkan dalam Perda [peraturan daerah] sebagai hari libur bersama, karena sesusai sejarah Injil masuk di Lembah Balim tepatnya di Minimo ini pada tanggal 20 April 1954 seperti yang dibacakan oleh Elisabeth Bromley [anak dari Dr. Myron Bromley] itu merupakan dasarnya,” tuturnya.

Pewarta: Onoy Lokobal
Editor: Markus You

Artikel sebelumnyaSatu Jasad Prajurit TNI Ditemukan di Rimba Ndugama
Artikel berikutnyaMasyarakat Adat Sorsel: DPRD Jangan Jadikan Kami Objek Politik!