MultimediaBerita FotoBERITA FOTO: Ribuan Motor dan Mobil Antrean 500 Meter

BERITA FOTO: Ribuan Motor dan Mobil Antrean 500 Meter

DEKAI, SUARAPAPUA.com — Sudah satu minggu lebih terjadi kekosongan stok Bahan Bakar Minyak (BBM), warga masyarakat di kabupaten Yahukimo berbondong-bondong mengantre selama tiga hari terakhir di SPBU PT Line Agung Mas, Dekai, kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan.

Pantauan suarapapua.com di Dekai, sejak jelang lebaran hingga kemarin tak ada pelayanan BBM di SPBU akibat kehabisan stok. Termasuk SPBU PT Line Agung Mas yang terletak di jalan Angguruk, Dekai, kabupaten Yahukimo.

Baca Juga:  Mahasiswa Yalimo Desak Pemkab Bangun Asrama di Makassar

Mirisnya, para penjual eceran menaikan harga setinggi langit. Hingga mencapai Rp75.000 per liter. Sementara perputaran nilai rupiah di kabupaten Yahukimo tergolong minim.

Bersyukur, SPBU bisa layani lagi sejak 24 April 2023. Warga berbondong-bodong antre hingga 500-an meter dengan dua jalur motor dan satu jalur mobil.

“Antrean sampai lima jam. Saya antre dari jam lima pagi dan petugas bisa layani pada jam sepuluh siang ini,” kata Alisomon Sobolim, salah satu pengguna kendaraan sepeda motor saat ditemui di SPBU PT Line Agung Mas, Rabu (26/4/2023).

Baca Juga:  Seorang Bayi Meninggal Dunia dari Tempat Pengungsian

Bagi Sobolim, kekosongan stok BBM bukan hal baru karena sudah sering terjadi.

Situasi itu menurutnya terus menerus terulang. Praktis akan berdampak terhadap banyak hal. Pelayanan umum pun terdampak. Ini terutama karena klasifikasi harga pengecer cukup melambung tinggi.

“Di sini normal, 10 ribu per liter. Di luar sana 50 sampai 75 ribu per liter. Wah, ini bahaya,” kesalnya.

Baca Juga:  Demi KEK Menteri Bahlil Lahadalia Pasang Badan, Klagilit: Ko Pu Tanah Dimana?

Decky Rumpaisum, manager lapangan SPBU PT Line Agung Mas, mengaku dua hari pertama telah melayani full tank, tetapi untuk menghemat BBM dibatasi untuk kendaraan roda empat 30 liter per mobil. Sedangkan kendaraan roda dua masih dilayani full tank.

“Kemarin kita tidak batasi, tetapi setelah dua hari antre saya pikir sudah cukup untuk keperluan kalau mereka membutuhkan antre lagi,” katanya.

Pewarta: Atamus Kepno

Print Friendly, PDF & Email

Terkini

Populer Minggu Ini:

FRB Tegaskan Penjabat Gubernur Papua Barat Wajib OAP

0
“Kami khawatirkan jika terjadi masalah lalu sulit diatasi karena belum menguasai kondisi daerah. Yang mampu mengatasi semua persoalan di Papua Barat adalah orang asli Papua. Oleh karena itu, para pengambil kebijakan wajib mempertimbangkan kriteria seperti itu guna menghindari berbagai kemungkinan penghambatan pembangunan di provinsi Papua Barat,” tutur Ikomou.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.

error: Content is protected !!