TPNPBTPNPB OPM Rilis Bukti Foto Mayat Anggota TNI dan Peralatan Hasil Rampasan

TPNPB OPM Rilis Bukti Foto Mayat Anggota TNI dan Peralatan Hasil Rampasan

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — “Pada hari Selasa (2/5/2023) kami telah menerima laporan resmi dari pimpinan TPNPB OPM Daerah Pertahanan III Ndugama Derakma yang dilaporkan oleh Perek Kogeya melalui telepon seluler bahwa pasukan kami sudah menembak mati 16 anggota TNI itu benar dan bukan hoaks.”

Pengendali manajemen markas pusat komando nasional Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (Komnas TPNPB OPM) dibawah pimpinan kepala staf umum Mayjend Terryanus Satto mengungkapkan hal itu melalui siaran pers yang dikirim ke wartawan, Rabu (3/5/2023).

Diuraikan dalam siaran pers yang disebarkan Sebby Sambom, juru bicara TPNPB OPM, pernyataan pimpinan TNI dan Polri bahwa tidak ada anggotanya yang korban dalam aksi penyerangan di pos militer distrik Mam Mugi, kabupaten Nduga, adalah tidak benar.

Fakta pada peristiwa itu, kata Sebby, korban tewas di pihak TPNPB adalah Wisurul Gwijangge dengan jabatan komandan batalion Mam. Korban lainnya, Emephen Gwijangge menderita luka-luka. Wisurul Gwijangge dan Emephen Gwijangge adalah bersaudara.

Sebby kabarkan berdasarkan laporan lapangan, korban lain pada peristiwa itu adalah seorang ibu hamil 7 bulan atas nama Adena Karunggu. Anaknya berusia 3 tahun juga dipastikan tewas di ujung bedil.

“Dan ini memang benar-benar biadab karena ibu hamil dan anak juga ikut dibunuh. Hal itu benar-benar kejam. Anggota TNI dan Polri adalah teroris sesungguhnya di Tanah Papua,” tulisnya.

Baca Juga:  TPNPB: Danramil Aradide Ditembak Karena Melakukan Aktivitas Mata-Mata

Lebih lanjut dibeberkan, “Kami sampaikan fakta. Oleh karena itu, kami cantumkan foto bukti anggota TNI yang pasukan TPNPB tembak mati dan juga semua peralatan anggota TNI yang kami rampas. Dan ini merupakan salah satu bukti dari sekian anggota TNI yang ditembak, dan laporan ini langsung dikirim dari Ndugama Derakma. Kami lampirkan empat foto dalam siaran pers ini, dan itu merupakan bukti yang kuat.”

Mengutip laporan TPNPB Kodap III Ndugama Derakma, imbuh Sebby, penembakan terhadap anggota militer Indonesia terjadi pada tanggal 22 April 2023.

“Laporan selengkapnya diperbaharui per 3 Mei 2023. Sesuai kronologis kejadian, kami perlu cantumkan foto untuk diketahui oleh publik secara nasional dan internasional di seluruh dunia, juga rakyat Indonesia. Hal ini kami umumkan supaya semua pihak perlu ketahui, karena petinggi Tentara dan Polisi Indonesia selalu melakukan pembohongan publik. Dan dengan terang-terangan Panglima TNI menyembunyikan kematian anggota TNI.”

Sebby menulis dalam siaran pers, “Semua upaya pembohongan dari pihak terosis Indonesia itu kami ketahui bahwa mereka sangat panik dan malu karena pasukan elit mereka telah ditembak mati oleh pasukan TPNPB yang memiliki kekuatan alam.”

Baca Juga:  Danramil 1703-04/Aradide Ditemukan Tewas, TPNPB Akui Bertanggungjawab

Kata Sebby, siaran pers tersebut dibuat berdasarkan kronologis fakta penembakan terhadap 16 anggota militer Indonesia di Ndugama oleh pasukan elit TPNPB OPM Kodap III Ndugama Derakma pada tanggal 25 Maret 2023.

Peristiwa tersebut katanya dilakukan sesuai perintah langsung Panglima Brigjen Egianus Kogeya. Perintahnya melakukan tindakan pembalasan kepada pasukan militer Indonesia.

“Selama kami tahan pilot Susi Air berkebangsaan Selandia Baru, saya sudah perintahkan pasukan anak buah saya untuk tidak boleh menembak teroris TNI Polri. Saya tahan sandera untuk menyeret Indonesia supaya Indonesia bersedia atau mau duduk melakukan perundingan sampai Papua merdeka.”

Egianus Kogeya dan pasukannya juga mengaku telah membaca berita-berita di media, termasuk permintaan pemerintah Selandia Baru melalui perwakilannya kepada pemerintah Indonesia untuk tidak melakukan operasi militer. Hal itu mengingat besarnya resiko, akan membahayakan nyawa pilot yang sedang disandera di markas TPNPB OPM Kodap III Ndugama Derakma.

Selain menembak mati 16 anggota militer Indonesia, kata Sebby, TPNPB Komando Daerah Pertahanan III Ndugama Derakma juga melaporkan telah menyita sejumlah alat komunikasi berupa Handy Talky (HT), telepon satelit, kamera drone dan masih banyak lagi peralatan militer.

Baca Juga:  Sebby Sambom: Serangan Aparat TNI-Polri Selama Tiga Hari di Nduga Membahayakan Nyawa Pilot Philips

Kata Sambom, seluruh peralatan itu masih dipelajari dan akan dilaporkan kemudian karena sementara situasinya tidak memungkinkan untuk dipublikasikan.

“Situasi masih perang, dan hujan bom, peluru pelontar granat dari darat dan udara oleh Kopassus bersama gabungan TNI/Polri sedang berlangsung di Ndugama,” tulis Sambom.

Sementara itu, kondisi mayat anggota militer yang tewas ditembak dilaporkan telah membusuk.

“Pihak militer telah mengambil sebagian mayat pasukan tengkorak yang sedang mendekati menjadi tengkorak. Lainnya tidak diambil.”

Jubir TPNPB OPM juga menyatakan, “Kami perlu sampaikan bahwa pimpinan Militer dan Polisi Indonesia stop pembohongan publik karena mayat anggota TNI lain yang pasukan TPNPB tembak mati masih membusuk, dan hanya lima anggota TNI yang sudah dievakuasi ke Timika.”

Siaran pers tersebut dibuat manajemen Komnas TPNPB OPM pada 3 Mei 2023 dan diteruskan ke semua pihak termasuk media massa untuk dipublikasikan.

“Kami bertanggungjawab atas siaran pers ini. Terima kasih atas perhatian serta kerja sama yang baik,” kata Sebby.

Sebelumnya, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menyatakan, serangan KKB menewaskan satu prajurit, empat luka tembak, dan lima orang dengan status belum terkonfirmasi.

REDAKSI

Terkini

Populer Minggu Ini:

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.