Laporan WargaTom Beanal Akhirnya Dimakamkan di Mile 32 Mimika

Tom Beanal Akhirnya Dimakamkan di Mile 32 Mimika

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Jenazah Thomas Beanal, tokoh besar Papua dari suku Amungme, dikebumikan di tempat pemakaman keluarga yang terletak di Mile 32, distrik Kuala Kencana, kabupaten Mimika, Papua Tengah, Sabtu (3/6/2023).

Pemakaman Thomas Beanal atau akrab disapa Tom Beanal di Jln. Agimuga Mile 32 kantor LEMASA diawali sebuah prosesi panjang yang bermulai dari kantor Keuskupan Timika dan Gereja Katedral Tiga Raja, Timika.

Prosesi pemakaman Tom Beanal berlangsung dalam suasana haru.

Hadir berbagai pihak. Antara lain perwakilan PT Freeport, Pemkab Mimika, DPRD Mimika, Polri, TNI, sanak keluarga dan sahabat almarhum.

Foto almarhum Tom Beanal yang dipampang di tempat jenazah disemayamkan di Timika. (Supplied for SP)

Tom Beanal lahir di Tsinga, 11 Juli 1947. Ia menikah dengan Bertha Kum dan dikaruniai 5 orang anak dan 14 cucu. Lima anaknya yakni Lidia Natalia (Alm), Mery Theodora (Alm), Florentinus, Valian Vincensius, dan Odiseus.

Baca Juga:  Dua Putaran Debat Publik Sukses, KPU Deiyai Ajak Warga Tenang Pilih Pemimpin

Usai tamat SGB Biak tahun 1963-1965, ia melanjutkan studi di Akademi Teologi Katolik (ATK) Abepura, sekarang STFT “Fajar Timur” Abepura tahun 1969-1972. Kemudian, lanjutkan studi pada South East Asia Rural Leadership Institute di Cigayan de Oro City, Mindanao, Filipina tahun 1981-1982.

Uskup Jayapura tugaskan Tom Beanal sebagai guru di Lembah Balim. Sehari-hari sebagai pendamping Wenewolok (Pewarta Sabda Tuhan) tahun 1965-1969. Anggota Tim Pastoral sekaligus Pastor Paroki Hepuba Wamena tahun 1977-1979, pindah sebagai Pastor Paroki di Pegunungan Bintang tahun 1979-1981, ditugaskan ke Paroki Kristus Sahabat Kita (KSK) Nabire tahun 1981-1991, guru SD YPPK Modio tahun 1969, Pastor Paroki Emanuel Mapurujaya tahun 1991-1993, anggota DPRD Fakfak tahun 1972-1977.

Baca Juga:  Senin, Debat Publik Pertama Enam Paslon Pilkada Dogiyai di Nabire

Tom Beanal tokoh utama memperjuangkan hak masyarakat adat Amungme-Kamoro sebagai korban permanen PT Freeport. Perjuangannya ketika itu berssama Tuarek Natkime dan Kostan Anggaibak.

Tahun 1994 ia mendirikan Lembaga Masyarakat Adat Amungme (LEMASA) di Timika. Juga terlibat mengungkap kasus pelanggaran HAM Papua di Hoya, Bela, Alama dan Jila tahun 1995 yang kemudian disebarluaskan Uskup Herman Munninghoff, OFM.

Tahun 1996 Tom Beanal pernah menggugat PT Freeport Indonesia soal pencemaran lingkungan hidup di Pengadilan New Orleans. Saat itu ia perjuangkan dana satu persen dari PT FI untuk masyarakat dua suku dan lima suku kekerabatan.

Baca Juga:  Mahasiswa Intan Jaya Tegas Tolak Eksplorasi Blok Wabu dan Kehadiran Kodim

Almarhum tercatat sebagai pendiri Forum Rekonsiliasi Rakyat Irian Jaya (Foreri) tahun 1998. Juga Lembaga Studi dan Advokasi Hak Asasi Manusia (ELSHAM) Papua. Setahun kemudian pimpin Tim 100 ketemu presiden BJ Habibie di Istana Merdeka. Tahun 2000 dipercayakan sebagai wakil ketua Presidium Dewan Papua (PDP), kemudian ketua Dewan Adat Papua (DAP), dan Komisaris PT Freeport Indonesia (2000-2018).

Hampir 13 tahun lamanya ia berkutat dengan sakit. Hingga menghembuskan napas terakhir dari Rumah Sakit Mount Elisabeth Singapura, Senin (29/5/2023), tepat Pukul 16.35 Waktu Papua. []

Terkini

Populer Minggu Ini:

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.