BeritaFeatureSamenage Berbahagia Dikunjungi Uskup Matopai Setelah 30 Tahun

Samenage Berbahagia Dikunjungi Uskup Matopai Setelah 30 Tahun

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Kabut tebal sejak semalam menyelimuti seluruh perkampungan –punggung gunung, lereng dan lembah– tidak menyurutkan semangat luar biasa ratusan warga di balik gunung. Kegirangan mereka berhasil menghalau rasa dingin meski hari makin siang disertai gerimis. Kerinduan lama pun segera terobati begitu Uskup Jayapura tiba di Samenage.

Isak tangis bahagia terlihat jelas tatkala Uskup Matopai, sapaan akrab Uskup Keuskupan Jayapura, Mgr. Yanuarius Teopilus Matopai You, begitu tiba di kampung Haleroma, distrik Samenage, kabupaten Yahukimo, provinsi Papua Pegunungan, Selasa (18/7/2023). Sang Gembala dijemput sangat meriah.

Masyarakat di distrik Samenage sebagian besar tercatat sebagai pemeluk Agama Katolik. Umat dari denominasi lain pun turut bersama menyambut kehadiran Uskup Matopai.

Di distrik Samenage dengan 9 desa terdapat satu Gereja Stasi dari Paroki Kristus Penebus Hepuba. Stasi St. Yohanes Samenage memiliki 6 Kapela. Masing-masing Kapela Asotopo, Kapela Ibelak, Kapela Heloroma, Kapela Helenga, Kapela Ison, dan Kapela Hukuma.

Jarak dari pusat Paroki Hepuba memang sangat jauh. Dari Samenage ke pusat paroki ataupun sebaliknya, umat biasanya berjalan kaki mendaki gunung, lereng, dan lembah. Waktu yang dibutuhkan lima hari di perjalanan.

Wajar bila dalam banyak hal umat Stasi Samenage mengalami kesulitan, termasuk pelayanan ibadah dan sakramen sebagaimana layaknya berlaku dalam Agama Katolik.

Mgr. Matopai mendengar suara umat usai misa di Gereja St. Yohanes, Haleroma, Samenage, Rabu (19/7/2023) lalu. Kunjungan Kanonik Uskup Jayapura bagian dari rangkaian kunjungan ke paroki-paroki yang ada di wilayah pastoral Keuskupan Jayapura. (Ist)

Menjawab Kerinduan

Sejak lama, sudah sekira 30 tahun, umat Stasi Samenage merindukan kehadiran pelayan atau petugas dari paroki, dekenat ataupun keuskupan.

Jika pun ada, Stasi Samenage dilayani Pastor memimpin perayaan Natal atau Paskah bila diberi tugas asistensi. Karena itu, rindu yang mendalam sudah pasti mereka rasakan betul selama ini.

Dan, kunjungan Kanonik Uskup Jayapura merupakan jawaban atas penantian panjang umat Samenage.

Maka, tak berlebihan bila mereka kemudian bergembira ria sejak beberapa hari sebelumnya begitu mendapat kepastian Mgr. Matopai akan segera kunjungi umat Tuhan di balik gunung yang berdomisili di wilayah distrik Samenage.

Baca Juga:  Atasi Konflik Papua, JDP Desak Pemerintah Buka Ruang Dialog

“Satu sejarah bagi umat Tuhan di Samenage, setelah sekian lamanya, baru sekarang Uskup Jayapura boleh hadir langsung, menyapa umat dari dekat dan bisa bersama-sama. Ini hal baru selama 30 tahun lebih sejak Stasi Samenage dibentuk sebagai bagian dari Paroki Hepuba,” kata Elpius Hugi, putra asli Samenage yang juga tokoh umat Katolik Keuskupan Jayapura.

Kunjungan Kanonik Uskup Matopai di Samenage diyakininya sebagai wujud jawaban langsung atas kerinduan umat Katolik di distrik Samenage setelah melalui pergumulan panjang selama 30 tahun.

Hadiah Istimewa

Elpius menyebut kehadiran Uskup pertama orang asli Papua di distrik Samenage sesuatu yang luar biasa. Membawa berkat bagi umat Tuhan yang sedang merindu, haus akan sentuhan dan pelayanan, apalagi memimpin langsung misa syukur.

Elpius Hugi (tengah) berpose bersama usai perayaan misa di Gereja St. Yohanes, Haleroma, Samenage, Rabu (19/7/2023) lalu. Elpius Hugi adalah putra asli Samenage yang juga tokoh umat Katolik Keuskupan Jayapura, turut menyertai kunjungan Kanonik Mgr. Matopai. (Ist)

Bahkan di kesempatan itu Uskup Jayapura memberikan hadiah terindah buat umat Samenage, yakni status Stasi ditingkatkan menjadi Kuasi Paroki sebaga persiapan Paroki baru.

Surat Keputusan (SK) Pimpinan Keuskupan Jayapura nomor 144/2023/1.4.9.1 tentang pengesahan Kuasi Paroki Samenage dibacakan Pastor Korneles Kopong Tukan, Pr, Dekan Dekanat Pegunungan Tengah pada penghujung perayaan misa, Rabu (19/7/2023).

Misa syukur berlangsung di halaman depan Gereja St. Yohanes Haleroma Samenage. Dipimpin Mgr. Matopai didampingi Pastor Dekan bersama delapan Pastor yang menyertai kunjungan Kanonik Uskup Jayapura. Misa dihadiri umat dari 6 kapela yang tersebar di 9 desa.

“Mongsinyur Matopai sebaga pimpinan Keuskupan Jayapura telah memberikan sebuah anugerah besar bagi umat Katolik di Samenage dengan perubahan status Stasi jadi Kuasi Paroki. Terima kasih Bapa Uskup. Terima kasih Tuhan,” ucap Elpius Hugi.

Dengan peningkatan status tersebut, ia berharap, wilayah Samenage secara perlahan akan terbuka dari keterisolasian dan pelayanannya semakin meningkat sesuai tugas Gereja Katolik. Baik bidang pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan setiap keluarga.

“Gereja Katolik telah berperan penting, sehingga harapan kami, pelayanan pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan umat Katolik di Samenage akan mulai bertumbuh dan semakin meningkat demi menjawab kerinduan bersama selama ini. Intinya, tetap teguh memegang Katolik,” tandasnya.

Baca Juga:  Hindari Jatuhnya Korban, JDP Minta Jokowi Keluarkan Perpres Penyelesaian Konflik di Tanah Papua

Salah satu tokoh intelektual muda Papua asal Kurima Tengah itu akui keputusan pengesahan Kuasi Paroki Samenage sangat layak mengingat luasnya wilayah pelayanan, bahkan cukup jauh jarak tempuhnya dari dan ke Paroki Hepuba.

“Selama ini umat Katolik di Samenage sangat kurang mendapatkan pelayanan, tetapi satu hal yang patut disyukuri adalah umat sangat gigih mempertahankan agama Katolik di distrik Samenage,” puji Elpius.

Luapan kegembiraan dan sukacita ratusan umat Katolik Samenage diperlihatkan dalam misa syukur hingga sesudahnya.

Fokus Bina Iman

Uskup Matopai mengajak ribuan umat yang menghadiri misa tak boleh lupa Tuhan. Umat harus doa tiap saat, meminta berkat sekaligus menaikan puji syukur kepada Sang Pencipta.

“Bekerja dan berdoa wajib kita lakukan setiap hari. Berkat Tuhan akan selalu hadir bagi setiap umat dalam berbagai cara dan itu pasti,” kata Matopai.

Setiap pribadi dan keluarga diminta bersandar pada Tuhan demi pertumbuhan iman umat Katolik. Dengan begitu, Gereja makin kuat untuk siap menghadapi perubahan zaman sekaligus mampu menjawab berbagai situasi atau persoalan.

Dengan menjadi Kuasi Paroki, sudah pasti umat Samenage harus kerja keras menuju pembentukan paroki baru di wilayah Dekanat Pegunungan Tengah.

Dalam kaitan ini, pembinaan iman umat merupakan hal penting. Antara lain dengan pemberian sakramen baptis, komuni, krisma, pertobatan, dan lain-lain.

Agar sejumlah aktivitas itu berlangsung baik, Uskup Matopai akan mengirim secara rutin Pastor dan Frater bertugas di Kuasi Paroki Samenage.

Juga direncanakan menempatkan guru Agama Katolik untuk mendidik anak-anak sekolah. Termasuk membantu Tim Pastoral (Timpas) mengefektifkan pembinaan sekolah minggu dan misdinar.

Uskup Matopai mendengar suara umat Samenage, Rabu (19/7/2023) lalu, usai misa di Gereja St. Yohanes, Haleroma, Samenage, Yahukimo. (Ist)

Penyediaan guru akan disarankan ke pengurus yayasan (YPPK) agar memikirkan upaya menjawab persoalan kekurangan tenaga pendidik di Samenage. Apalagi, bukan cuma SD, laporan yang diterima, SMP juga minim guru. Akibatnya, proses belajar mengajar di sana tersendat.

Baca Juga:  AJI, PWI, AWP dan Advokat Kecam Tindakan Polisi Terhadap Empat Jurnalis di Nabire

“Laporan yang telah disampaikan itu akan kita upayakan melalui YPPK agar ada solusi terbaik supaya hak anak-anak Samenage mendapatkan pendidikan tidak dikorbankan. Apalagi di sini [Stasi Samenage] sudah disahkan jadi Kuasi Paroki,” kata Matopai.

Beberapa upaya seturut fokus karya pastoralnya diharapkan secara perlahan mulai menjawab kerinduan umat Tuhan kian berdaya di tengah gempuran arus modernisasi dewasa ini.

“Ego Vobiscum Sum” artinya “Aku menyertai engkau”, seturut motto tahbisan Uskup terpilih Keuskupan Jayapura. RD. Yanuarius Teopilus Matopai You, Pr ditahbiskan Uskup Agung Mgr. Piero Pioppo, Nuntio Apostolic – Duta Besar Vatikan untuk Indonesia, Kamis (2/2/2023) di Gereja Katedral Kristus Raja, Dok V, kota Jayapura, Papua.

Jamuan makan bersama hasil bakar batu, tradisi masyarakat pegunungan Papua, usai perayaan misa syukur, dihidangkan dalam rangkaian pesta iman atas kunjungan Kanonik Mgr. Matopai di Stasi Samenage.

Kemeriahannya bahkan berlanjut dengan tarian adat sebagai ungkapan syukur umat Samenage yang tampak penuh suka cita sepanjang hari itu.

“Terima kasih banyak Bapa Uskup Matopai,” ucap Pastor Yohanes Mangguwo, Pastor Paroki Hepuba.

Ucapan sama disampaikan Stanislaus Asso, Dewan Pastoral Paroki (DPP) Hepuba atas nama seluruh umat.

Mgr. Matopai bersama umat Stasi St. Yohanes, Haleroma, Samenage, Yahukimo. (Ist)

Samenage adalah distrik pemekaran dari distrik Kurima di kabupaten Yahukimo. Dilansir wikipedia.org, data Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) tahun 2020 mencatat luas wilayah distrik ini adalah 59,00 km², dengan kepadatan penduduk sebanyak 104 jiwa/km².

Penduduk di distrik ini memeluk agama Katolik 64,20% dan Protestan 35,64%. Tersebar di 9 desa: Samenage, Haleroma, Asotapo, Hugilokon, Muke, Notnarek, Pona, Hirin, dan Ison.

Letak distrik Samenage berbatasan dengan beberapa distrik sekitarnya. Di bagian timur berbatasan dengan distrik Pasema, sebelah barat dengan distrik Amuma, sebelah utara dengan distrik Ukha, dan sebelah selatan berbatasan dengan distrik Silimo. []

Terkini

Populer Minggu Ini:

DKPP Periksa Dua Komisioner KPU Yahukimo Atas Dugaan Pelanggaran KEPP

0
“Aksi ini untuk mendukung sidang DKPP atas pengaduan Gerats Nepsan selaku peserta seleksi anggota KPU Yahukimo yang haknya dirugikan oleh Timsel pada tahun 2023. Dari semua tahapan pemilihan komisioner KPU hingga kinerjanya kami menilai tidak netral, sehingga kami yang peduli dengan demokrasi melakukan aksi di sini. Kami berharap ada putusan yang adil agar Pilkada besok diselenggarakan oleh komisioner yang netral,” kata Senat Worone Busub, koordinator lapangan.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.