Tanah PapuaBomberaiUsia Kabupaten Fakfak 123 Tahun, SDM Semakin Terabaikan

Usia Kabupaten Fakfak 123 Tahun, SDM Semakin Terabaikan

SORONG, SUARAPAPUA.com Pemerintah kabupaten Fakfak, Papua Barat, dinilai terlalu banyak janji kepada mahasiswa tanpa realisasi. Perhatian di bidang pengembangan sumber daya manusia (SDM) sangat minim, terbukti dengan fakta mengerikan di hampir semua kota studi.

Peringatan HUT ke-123 kabupaten Fakfak yang dirayakan dengan tema “Bergerak bersama membangun negeri Fakfak tersenyum” pada 16 November 2023 itu mendapat kritikan dari mahasiswa asal Fakfak di kota studi Jayapura dengan mengadakan kegiatan bertema “Gagal bergerak, bersatu, membangun negeri Fakfak tersenyum. RIP Pemkab Fakfak”.

Tomario Kramandondo, ketua panitia HUT ke-123 kabupaten Fakfak di Jayapura, mengatakan, kegiatan perayaan yang dilakukan mahasiswa sebagai bentuk kritik kepada pemerintah kabupaten Fakfak yang selalu berjanji kepada mahasiswa tanpa pernah realisasikan.

“Fakta kini pemerintah kabupaten Fakfak sudah ada dalam peti mati karena tidak berdaya. Karena banyak janji yang hanya manis di bibir saja tanpa realisasikan langsung. Selain itu juga terdapat banyak permasalahan di daerah Fakfak yang kurang diperhatikan dan sikap acuh tak acuh oleh pemerintah daerah. Seakan-akan ingin mempercepat pembangunan dengan segala bentuk investasi yang masuk, namun melupakan masalah SDM Fakfak yang ada di berbagai kota studi dilupakan,” urainya dalam keterangan tertulis yang dikirim ke suarapapua.com, Kamis (23/11/2023).

Baca Juga:  Sikap Mahasiswa Papua Terhadap Kasus Penyiksaan dan Berbagai Kasus Kekerasaan Aparat Keamanan

Tomario mengungkapkan, tahun 2021 Pemkab Fakfak berjanji untuk selesaikan sejumlah permasalahan yang dihadapi oleh mahasiswa Fakfak di setiap kota studi, tetapi hingga tahun 2023 belum direalisasikan, terutama pembangunan asrama.

“Asrama putra Fakfak di Jayapura yang pernah dihuni oleh mereka yang kini sudah jadi menteri, bupati, kepala bidang, orang-orang hebat, namun faktanya bangunan itu sekarang menjadi tempat tinggal rayap dan rerumputan liar. Pertemuan langsung dengan bupati Fakfak Untung Tamsil, dewan adat Fakfak dan pemilik hak ulayat pada tahun 2021, pada akhirnya tinggal wacana saja. Bangunan mess Fakfak yang sampai hari ini masih belum terjawab bahkan proposal di atas proposal pun sama saja, tidak direalisasikan oleh pemerintah daerah,” bebernya.

Keranda berbalut kain hitan bertulisan “RIP Pemda Fakfak” saat mahasiswa-mahasiswi Fakfak kota studi Jayapura rayakan HUT ke-123 tahun kabupaten Fakfak dengan caranya sendiri untuk mengkritisi ketidakberpihakan pemerintah daerah terhadap pengembangan SDM. (Dok. Tomario Kramandondo for SP)

Selain asrama, Tomario menyebutkan permasalahan lain seperti tunggakan listrik dan masalah air bersih hingga transportasi laut dijanjikan Pemkab Fakfak.

Baca Juga:  Empat Jurnalis di Nabire Dihadang Hingga Dikeroyok Polisi Saat Liput Aksi Demo

“Bupati Fakfak secara langsung sampaikan bahwa pembayaran listrik di mess mahasiswa Fakfak di Jayapura akan ditanggulangi pemerintah daerah, namun sejak 2021 hingga sekarang [2023] tidak ditepati. Akhirnya kami mahasiswa harus swadaya sendiri untuk bisa bayar setiap tiga bulan sebesar empat juta rupiah,” jelasnya.

Lanjut dikemukakan, dampak dari desakan mahasiswa Fakfak terkait pembangunan asrama di setiap kota studi, bupati Untung Tamsil memblokir komunikasi melalui handphone baik telepon ataupun WhatsApp.

“Sangat miris sekali ketika mahasiswa Fakfak di Sorong Raya mendesak Pemkab Fakfak membangun asrama, bupati langsung blokir semua saluran komunikasi melalui handphone,” kata Tomario.

Sejumlah keluhan dan kekecewaan diungkapkan mahasiswa-mahasiswi Fakfak di berbagai kota studi pada Selasa (29/8/2023) malam saat diskusi zoom, dengan dua agenda pembahasan yaitu akar permasalahan dan identifikasi masalah di setiap kota studi.

Elisa Hindom, inisiator forum lintas diskusi mahasiswa-mahasiswa Fakfak se-Indonesia, menyatakan, SDM di kabupaten Fakfak berdasarkan data BPS, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) per tahun 2021/2022 berada dalam kondisi buruk.

Baca Juga:  Seruan dan Himbauan ULMWP, Markus Haluk: Tidak Benar!

“IPM di kabupaten Fakfak sangat memprihatinkan. Itu tambah diperparah dengan dinamika politik, ekonomi, sosial dan budaya yang sedang dalam posisi tidak stabil,” kata Hindom.

Sebagai informasi, rencana bangun asrama mahasiswa Fakfak di Sorong pertama kali disampaikan bupati Untung Tamsil saat menemui mahasiswa-mahasiswi Fakfak di kontrakannya yang beralamat di jalan Waten Kilometer 17 kabupaten Sorong, Minggu (13/6/2022).

Bupati bersama kepala BPKAD dan BP4D melihat langsung lokasi yang akan dipakai bangun gedung asrama mahasiswa Fakfak di Aimas Unit 2 depan SPBU. Luas lahannya 25 x 100 meter persegi.

Dari hasil pertemuan tersebut, kemudian direncanakan mulai Agustus 2022 siap dikerjakan. Tetapi hingga kini belum juga dibangun.

Sementara jumlah mahasiswa Fakfak terus meningkat tiap tahun, daya tampung di kontrakan tidak memadai mengakibatkan sebagian mahasiswa terpencar. Beberapa anak memilih tinggal di indekos, dan lainnya menumpang di rumah sanak famili. []

Terkini

Populer Minggu Ini:

Perda Pengakuan dan Perlindungan MHA di PBD Belum Diterapkan

0
“Kami bersama AMAN Sorong Raya akan melakukan upaya-upaya agar Perda PPMHA  yang telah diterbitkan oleh beberapa kabupaten ini dapat direvisi. Untuk itu, sangat penting semua pihak duduk bersama dan membicarakan agar Perda PPMHA bisa lebih terarah dan terfokus,” ujar Ayub Paa.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.