DOGIYAI, SUARAPAPUA.com — Lembah Kamuu memiliki potensi pangan lokal yang bahkan biasa dijual sampai ke kabupaten tetangga, seperti Nabire. Karena itu, sayur kiriman dari Nabire tidak boleh diangkut ke Mowanemani, ibu kota kabupaten Dogiyai, Papua Tengah, untuk dijual ke masyarakat setempat.
Beberapa hari terakhir jelang Natal 2023, pengusaha sayur mayur dari Nabire mulai pasok ke wilayah pedalaman. Baik kabupaten Dogiyai, maupun seterusnya ke kabupaten Deiyai dan kabupaten Paniai.
Tak terima dengan masuknya sayur mayur kiriman dari Nabire, Maksimus Dogomo, kepala distrik Kamuu, kabupaten Dogiyai, bahkan ambil tindakan tegas, hancurkan satu ikat sayur sebagai tanda tolak pangan lokal kiriman luar Dogiyai.
“Sayur mayur dari mama-mama Papua khususnya Dogiyai biasa banyak, jual dari pagi sampai sore. Tidak perlu datangkan dari luar. Sayur mayur dari kota Nabire dibawa naik pakai mobil blakos, Triton, dan Hilux, itu semua stop. Saya sebagai kepala distrik Kamuu tolak. Tidak boleh didatangkan,” ujar Dogomo menanggapi konfirmasi suarapapua.com.
Sikap tolak tersebut berdasarkan surat larangan dari pemerintah kabupaten Dogiyai pada tahun 2022.
“Surat instruksi bupati Dogiyai sudah keluar dan kami pernah sosialisasikan. Sudah ditempel juga di tempat-tempat umum seperti terminal Mowanemani, terus di depan masing-masing kios,” jelasnya.
Dalam inbup tersebut, kata Dogomo, diatur tentang sanksi bila ditemukan oknum pedagang mendatangkan sayur mayur dari luar Dogiyai.
“Kemudian hari kalau terulang seperti begitu jelas dikenakan saksinya. Dan kami tegas dengan hal ini,” ujar Maksi.
Kepala distrik Kamu mengaku bertindak dengan mengambil satu ikat sayur bayam yang baru saja diturunkan sopir dengan tujuan mengingatkan hal sama tidak lagi terulang.
“Khusus sayur mayur tidak boleh didatangkan ke sini. Dogiyai dan khususnya Lembah Kamuu ini gudang sayur mayur. Bahan pangan lain boleh,” ujar Dogomo.
Dari video yang viral, “aksi” kepala distrik tersebut terjadi pada hari Kamis (7/12/2023) tepat Pukul 17.32 WIT. []