PartnersHilda Heine Dilantik Sebagai Presiden Kepulauan Marshall

Hilda Heine Dilantik Sebagai Presiden Kepulauan Marshall

Editor :
Elisa Sekenyap

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Hilda Heine telah diambil sumpahnya sebagai Presiden Kepulauan Marshall pada 3 Januari 2024 di Majuro, Kepulauan Marshall.

Pada tanggal 27 Desember 2023, Kepala Komisi Pemilihan Umum Kepulauan Marshall mengumumkan hasil akhir pemilihan nasional.

Parlemen baru mengadakan upacara pembukaan pada 2 Januari 2024, dan memilih Presiden, Ketua Parlemen, dan Wakil Ketua Parlemen baru.

Baca Juga:  Diperkirakan Akan Ada Banyak Demonstrasi di Kaledonia Baru

Koresponden RNZ Pacific di Kepulauan Marshall, Giff Johnson menjelaskan hasilnya.

“Pemungutan suara memberikan Hilda Heine masa jabatan kedua dengan mayoritas minimum absolut 17 suara berbanding 16 suara di majelis yang memiliki 33 kursi,” jelasnya.

Johnson mengatakan bahwa pemungutan suara secara rahasia itu melibatkan banyak drama.

“Cara surat suara dibacakan oleh Panitera Nitijela (Parlemen) satu per satu seperti permainan bola basket, satu tim mencetak angka, dan kemudian tim lainnya mencetak angka pula.”

Baca Juga:  Angkatan Bersenjata Selandia Baru Tiba di Honiara Guna Mendukung Demokrasi Pemilu Solomon

“Itu hanya berjalan satu-satu sampai seri di angka 16, dan anda memiliki 500 atau 600 orang di ruangan yang penuh sesak, kerumunan yang hanya bisa berdiri, dan semua orang menahan nafas untuk pemungutan suara terakhir, dan hasilnya adalah Hilda dan dia mengambil alih dari David Kabua.”

Brenson Wase terpilih sebagai Ketua DPR yang baru. Wase adalah anggota Parlemen terlama kedua, dan telah menjadi Anggota Parlemen sejak 1984.

Baca Juga:  Bainimarama dan Qiliho Kembali Ke Pengadilan Tinggi Dalam Banding Kasus Korupsi

Wakil Ketua Parlemen yang baru adalah pendatang baru, Issac Zackhras, yang terpilih pada bulan November 2023.

Terkini

Populer Minggu Ini:

Jurnalis Senior Ini Resmi Menjabat Komisaris PT KBI

0
Kendati sibuk dengan jabatan komisaris BUMN, dunia jurnalistik dan teater tak pernah benar-benar ia tinggalkan. Hingga kini, ia tetap berkontribusi sebagai penulis buku dan penulis artikel di berbagai platform media online.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.