JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Trend negatif mengiringi langkah Persipura Jayapura di babak play-off degradasi Liga 2 musim 2023/2024. Sudah dua pertandingan dilakoni tim besutan Ricardo Salampessy dengan hasil buruk. Ditahan imbang lawan di kandang dan kalah di laga away hingga harus terpental ke dasar klasemen sementara grup D.
Ini artinya, tim berjuluk Mutiara Hitam sudah tiba di tepi jurang degradasi ke Liga 3 jika pada laga berikut kembali tak mampu raih hasil bagus.
Baru saja, Yustinus Pae dan kawan-kawan kalah dramatis dari tuan rumah PSCS Cilacap di Stadion Wijayakusuma. Kalah 2-1 memaksa Persipura pulang dengan tangan hampa. Hasil itu sepertinya tak dapat diterima peraih empat bintang karena konon dikerjain wasit dengan memberikan hadiah penalti bagi tuan rumah.
Beredar sebuah cuplikan video pendek, wasit meniup titik putih setelah satu pemain Persipura menyundul bola di area terlarang. Sundulan itu dianggap handball. Meski sempat diprotes, wasit tetap pada keputusan. Tendangan penalti di menit terakhir babak kedua menguntungkan PSCS.
Praktis, dua gol di laga ini turut mendongkrak peringkatnya berada dibawah Kalteng Putra. Pada laga keduanya, Kalteng Putra bermain imbang di kandang Persekat Tegal setelah menangkan laga perdana di kandang sendiri.
Otomatis, Kalteng Putra bertengger di puncak klasemen sementara dengan empat poin. Disusul PSCS dengan tiga poin, dan Persekat tegal di urutan ketiga.
Sedangkan Persipura juru kunci dengan satu poin hasil imbang lawan Persekat di Stadion Mandala Jayapura, Minggu (7/1/2024).
Selanjutnya, laga ketiga Persipura menjamu tim berat. Anak-anak kota Jayapura akan menjamu Kalteng Putra, Rabu (17/1/2024) mendatang. Jika nanti ditahan imbang apalagi kalah, berarti kiamat bagi Persipura untuk terjun ke Liga 3.
Nah, solusinya, pertandingan ini wajib dimenangkan agar Persipura membuka asa musim depan tetap berkiprah di Liga 2.
“Harapan kami, tim Persipura fokus lawan Kalteng Putra pada hari Rabu 17 Januari 2024 agar bisa memperbaiki posisi,” ujar Capo Angky, koordinator BlackPearl Curva Nord (BCN) 1963, Senin (15/1/2024).
Capo Angky menambahkan, BCN 1963 akan berpindah tempat dari tribun utara ke tribun Liverpool bergabung dengan dua komunitas suporter: Persipuramania dan The Comen’s untuk mendukung tim kebanggaannya dari dekat.
“Pada saat lawan Kalteng Putra, kami ajak semua orang datang padatkan Stadion Mandala. Kita buat stadion seperti neraka bagi tim lawan. Buat mereka tidak nyaman di kandang kita,” ujarnya.
Dukungan langsung juga diharapkan dinyatakan pada saat Persipura menjamu PSCS di Stadion Mandala Jayapura nanti.
“Wasit memberikan hadiah penalti siluman bagi PSCS Cilacap. Dari laga itu kami belajar bahwa bermain bola jangan terlalu percaya kepada wasit-wasit edan di Indonesia. Kami akan balas dari Jayapura,” kata Frangky Aburyaan Griapon.
Selama babak pertama hingga paruh babak kedua cukup baik jalannya pertandingan hingga Persipura mampu menyamakan kedudukan. Sayangnya, kata Capo, perjuangan keras para pemain dinodai keputusan wasit yang kontroversial dengan menunjuk titik putih di menit-menit akhir pertandingan.
“Semua orang sudah saksikan cuplikan videonya. Di video itu pemain Persipura tidak handball. Asisten wasit dua tidak angkat bendera. Wasit meniup peluit, padahal posisinya terhalang pemain. Dari mana wasit tahu ada handball? Inilah yang penuh kontroversial,” tandasnya mempertanyakan.
Capo Angky berharap kasus seperti ini harus dibijaki PSSI. Jangan biarkan wasit tidak jelas bergerilya di sepak bola nasional. Wasit tidak netral yang bermental jelek alias bermental uang tidak usah lagi diberi tanggung jawab memimpin sebuah pertandingan di kompetisi resmi.
Diketahui, laga PSCS versus Persipura dipimpin wasit Louis Ridho Muhammad dengan asisten wasit 1 Asprianton, dan asisten wasit 2 Muhammad Fiyan Zulfikri. []