PolhukamDemokrasiSemua Pihak di Intan Jaya Sepakat Tolak Eksploitasi Blok Wabu dan Hentikan...

Semua Pihak di Intan Jaya Sepakat Tolak Eksploitasi Blok Wabu dan Hentikan Pembangunan Patung Yesus

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Pemerintah daerah kabupaten Intan Jaya yang tergabung dalam Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Satgas 330, perwakilan anggota MRP Papua Tengah, tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh perempuan, tokoh pemuda dan masyarakat sepakat untuk menghentikan pembangunan patung Yesus dan menolak kawasan Blok B Wabu dieksploitasi oleh siapapun.

Keputusan tersebut diambil menyikapi konflik bersenjata yang terjadi di Intan Jaya sejak tahun 2019 dilatarbelakangi oleh adanya isu eksploitasi tambang di Intan Jaya (Blok B Wabu). Konflik terjadi antara TNI/Polri dan TPNPB hingga telah memakan korban nyawa lebih dari 50-an orang.

Kesepakatan bersama semua pihak tolak eksploitasi Blok Wabu dan hentikan pembangunan patung Yesus itu dilakukan dalam rapat Forkopimda dengan masyarakat yang berlangsung di halaman kantor bupati Intan Jaya, Sabtu (27/1/2024).

Sebagaimana dilaporkan Humas Setda Intan Jaya melalui siaran pers ke suarapapua.com, rapat ini bertujuan untuk menyatukan pendapat antara Forkopimda dan masyarakat tentang penolakan eksploitasi dan penghentian pembangunan patung Yesus di Sugapa, ibu kota kabupaten Intan Jaya.

Sekda Intan Jaya, Asir Mirip sebagai moderator bersama Apolos Bagau, ST, penjabat bupati Intan Jaya memimpin rapat ini.

Pernyataan Pemerintah

Penjabat bupati Intan Jaya saat membuka rapat bersama Forkopimda dan masyarakat mengatakan, pemerintah bersama Forkopimda telah menggelar rapat di Nabire dan telah menyatakan menghentikan pembangunan patung Yesus dan tolak kegiatan investasi di kawasan Blok Wabu.

“Kami pemerintah bersama Forkopimda telah melakukan pertemuan di Nabire dan mengumumkan bahwa kita menghentikan pembangunan patung Yesus dan tolak eksploitasi Blok Wabu. Pertemuan hari ini adalah mendengar aspirasi dari masyarakat tentang Blok Wabu dan patung Yesus,” kata Apolos Bagau.

Pertemuan hari ini, kata penjabat bupati, bertujuan untuk memperkuat pernyataan yang telah dikeluarkan pemerintah daerah pada minggu lalu.

Pj bupati mengatakan, dengan pernyataan bersama yang dikeluarkan itu diharapkan agar daerah ini pulih kembali, sehingga penyelenggaraan pemerintahan dapat dijalankan secara normal, masyarakat kembali melakukan aktivitas, dan semua pihak menyiapkan diri untuk suksesksn agenda nasional yaitu Pemilu yang akan digelar 14 Februari 2024.

Pj Bupati Intan Jaya Apolos Bagau saat memimpin pertemuan Forkopimda bersama masyarakat menyikapi situasi keamanan Intan Jaya yang tidak kondusif beberapa waktu terakhir, Sabtu (27/1/2024) di kantor bupati Intan Jaya. (Dok. Humas Setda Intan Jaya)

Sekda Intan Jaya, Asir Mirip berharap agar setelah ini situasi dapat berangsur pulih supaya semua pihak siap untuk sukseskan Pemilu 2024.

Baca Juga:  Rekomendasi Keaslian OAP Cacat Hukum, GSMTH Layangkan Mosi Tidak Percaya Kepada LMA Malamoi

“Kita semua harus siap untuk sukseskan Pemilu 2024. Karena H-7 nanti KPU akan distribusi logistik Pemilu ke setiap distrik di kabupaten Intan Jaya,” kata Sekda.

Selain itu, ketua DPRD Intan Jaya, Panius Wonda menyatakan mendukung penuh upaya yang dilakukan ini dengan harapan kehidupan masyarakat Intan Jaya kembali aman dan damai.

“Beberapa waktu lalu kami sudah pertemuan dan umumkan dari Nabire. Hari ini juga. Saya mendukung, jadi saya ikut tanda tangan pernyataan sikap ini,” ujar Wonda.

Pernyataan Satgas 330

Satuan 330 yang diwakili Wakil Danyon 330, Riska Imron Rosadi, S.Ip sebagai pihak yang menginisiasi pembangunan patung Yesus, mengatakan, tidak ada maksud lain dari pembangunan patung tersebut. Tetapi makin ke sini muncul perdebatan bernada pro dan kontra, yang bahkan telah menyebabkan jatuhnya korban baik di pihak aparat keamanan maupun masyarakat.

“Maka itu kami memutuskan untuk tidak melanjutkan pembangunan patung Yesus. Kami menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintah daerah. Ini juga bagian penting dari kami agar daerah ini aman dan damai,” ujar Imron di depan Forkopimda dan masyarakat di halaman kantor bupati Intan Jaya.

Sikap Masyarakat dan Gereja

Norbertus Sondegau, tokoh masyarakat Intan Jaya dari Yokatapa mengucapkan terima kasih kepada pemerintah daerah atas sikap menolak eksploitasi Blok Wabu dan menghentikan pembangunan patung Yesus.

Menurutnya, daerah ini konflik dan kacau terus karena adanya isu Blok Wabu sejak tahun 2019, dan konflik yang terjadi pada pekan kemarin lantaran isu eksploitasi Blok Wabu dan pembangunan patung Yesus belum selesai.

“Kami masyarakat tidak bisa hidup dengan tenang dan aman. Kami hidup menderita karena konflik bersenjata antara TNI/Polri dengan TPNPB gara-gara Blok Wabu dan sekarang karena mau bangun patung Yesus. Kami masyarakat ucapkan terima kasih karena pemerintah sudah hentikan pembangunan patung dan ambil sikap tolak eksploitasi Blok Wabu,” tegas Norbertus.

Senada, Rafael Hagisimijau, tokoh masyarakat dari kampung Titigi mengatakan, gereja dan pemerintah ada karena masyarakat. Kehidupan masyarakat Intan Jaya kacau dan tidak aman karena Blok Wabu, tambah dengan rencana bangun patung Yesus.

Baca Juga:  MRP Papua Barat Daya Gugat KPU Ke Bawaslu Terkait Verifikasi Keaslian OAP

Karena itulah, atas nama tujuh suku ia menolak.

“Atas nama masyarakat tujuh suku yang ada di Intan Jaya, saya tolak Blok Wabu dan patung itu. Karena kedua isu ini yang bikin kehidupan masyarakat di Intan Jaya tidak aman. Jadi, kami minta pemerintah segera pulangkan patung,” ujarnya tegas.

Rafael mengungkapkan, konflik bersenjata akan berhenti kalau tiadakan rencana eksplorasi Blok Wabu dan patung Yesus tidak dibangun. Sebenarnya masyarakat ingin ada pembangunan, maka untuk menunjangnya, keamanan daerah harus diutamakan.

“Kami mendukung apa yang sedang dilakukan oleh pemerintah. Kami minta supaya pembangunan jalan terus supaya Intan Jaya bisa sama dengan daerah lain. Kami dukung pembangunan, tapi harus utamakan keamanan dan keselamatan masyarakat Intan Jaya,” harapnya.

Kepala Kampung Wandoga, pada kesempatan itu mengakui kondisi yang dialami masyarakat dari kampung Bilogai, Kumbalagupa, Wandoga, Yokatapa dan Mamba selalu jadi sasaran ketika konflik terjadi. Maka itu ia berharap agar pemerintah dan aparat keamanan menjadi benteng untuk menciptakan keamanan di kabupaten Intan Jaya.

“Saya amati, masyarakat yang ada selalu jadi korban kelaparan. Untuk itu, kami minta pemerintah dan aparat agar bisa pulihkan daerah ini supaya pembangunan jalan, kedamaian tercipta dan masyarakat juga hidup aman,” ujar Sondegau.

Tokoh pemuda Sugapa, Agustianus Sondegau menyarankan kepada penjabat bupati Intan Jaya agar seluruh ASN naik ke tempat tugas untuk melaksanakan tugas.

Kehadiran ASN di tempat tugas menurutnya sangat penting karena di satu sisi akan berdampak baik dalam meningkatkan daya beli masyarakat, sehingga memicu pertumbuhan ekonomi.

“Kalau para pegawai ada di tempat tugas, ibu kota kabupaten ini bisa ramai. Dan perputaran ekonomi bisa berjalan baik. Untuk itu, kami minta bapak bupati supaya pegawai-pegawai yang ada di luar Intan Jaya segera perintahkan ke tempat tugas,” pintanya.

Pj Bupati Intan Jaya Apolos Bagau saat memimpin pertemuan Forkopimda bersama masyarakat menyikapi situasi keamanan Intan Jaya yang tidak kondusif beberapa waktu terakhir, Sabtu (27/1/2024) di kantor bupati Intan Jaya. (Dok. Humas Setda Intan Jaya)

Sementara itu, Pastor Dekan Dekenat Moni-Puncak yang juga Pastor Paroki Bilogai, Pastor Yanuarius Yance Yogi, Pr mengatakan, pihaknya turut menyatakan menolak pembangunan patung Yesus dari pihak gereja Katolik dan menolak eksploitasi Blok Wabu.

Baca Juga:  Fopertam Desak Pemkab Tambrauw Berdayakan OAP

“Saya pimpinan gereja Katolik dekenat Moni-Puncak menolak pembangunan patung Yesus. Meski itu simbol yang hanya dipercaya oleh agama Katolik, demi kenyamanan dan kedamaian alam dan manusia di tanah ini, atas seizin Keuskupan Timika, saya menyatakan tolak,” tegas Pastor Yogi.

Sikap sama dikemukakan perwakilan gereja GKII Klasis Sugapa, Pdt. Henok Tipagau.

Pdt. Tipagau dengan tegas menyatakan menolak adanya pembangunan patung Yesus.

“Atas nama gereja GKII di Intan Jaya saya nyatakan tolak adanya pembangunan monumen patung Yesus dan Blok Wabu,” tegasnya.

Pernyataan Sikap Bersama

Dalam rapat dengan masyarakat Intan Jaya, pemerintah dan seluruh komponen yang hadir telah menyatakan sikap untuk menghentikan pembangunan patung Yesus dan rencana eksploitasi Blok B Wabu.

Berikut pernyataan bersama Forkopimda kabupaten Intan Jaya dan tokoh-tokoh masyarakat kabupaten Intan Jaya dalam rangka menyikapi perkembangan situasi yang tidak kondusif khususnya di Sugapa.

Pada hari ini Sabtu tanggal 27 Januari 2024 bertempat di ruang rapat kantor bupati Intan Jaya telah diadakan rapat antara Forkopimda kabupaten Intan Jaya dengan tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh perempuan dan tokoh pemuda, yang pada intinya disepakati:

  1. Pemerintah kabupaten Intan Jaya bersama-sama dengan masyarakat menolak eksploitasi tambang emas Blok Wabu oleh siapapun.
  2. Pembangunan patung Yesus di Sugapa (Kampung Bilogai) dihentikan.
  3. Mendesak kepada pemerintah provinsi Papua Tengah agar dalam penyusunan RTRW pemerintah provinsi Papua Tengah tidak menetapkan daerah Blok Wabu sebagai kawasan pertambangan.
  4. Semua pihak agar menahan diri dalam hal ini TNI/Polri dan TPNPB-OPM (tidak kontak tembak) di wilayah hukum kabupaten Intan Jaya.
  5. Semua pihak agar mendukung pelaksanaan Pemilu serentak 2024 berjalan tertib, aman, damai, jujur dan adil.

Demikianlah pernyataan bersama ini dibuat dan diumumkan secara terbuka untuk diketahui dan dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab.

Adapun para pihak yang tanda tangan pernyataan bersama pada hari ini adalah Pj Bupati Intan Jaya, ketua DPRD Intan Jaya, Kapolres Intan Jaya, Dandim 1705 Nabire (Danramil Sugapa), Sekda kabupaten Intan Jaya, tokoh Gereja Katolik, tokoh Gereja GKII, tokoh masyarakat, tokoh perempuan, tokoh pemuda, mahasiswa, dan Satgas 330. [*/Adv]

Terkini

Populer Minggu Ini:

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.