JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Ikatan Keluarga Besar Pelajar dan Mahasiswa Pegunungan Jayawijaya se-Jawa Bali dan Sumatera meminta agar negara segera mengusut tuntas oknum pelaku yang diduga melakukan penganiayaan terhadap 3 warga sipil di Kabupaten Puncak Papua, Provinsi Papua Tengah yang viral di media sosial.
“Akhir-akhir ini banyak penganiayaan aparat militer terhadap warga sipil Papua dan marak terjadi dengan alasan atau tuduhan yang tidak dilandasi dengan bukti yang kuat. Hingga beberapa waktu terakhir beredar potongan video singkat penganiayaan oleh aparat militer terhadap warga sipil yang dicurigai sebagai anggota TPNPB, hingga satu dari 3 orang yang ditangkap di Puncak meninggal dunia,” kata Haris Asso, Ketua Ikatan Keluarga Besar Jayawijaya Pegunungan se-Jawa Bali dan Sumatera belum lama ini.
Oleh sebab itu untuk menyikapinya kata Asso ikatan keluarga besar Pegunungan Jayawijaya gelar rapat.
Dalam rapat tersebut telah memutuskan untuk mengambil sikap tegas terkait peristiwa penganiayaan yang dihadapi 3 warga sipil di Puncak Papua, termasuk sejumlah kasus lain di Kabupaten Jayawijaya.
“Kami desak agar segera usut tuntas kasus penyiksaan yang diduga dilakukan oleh militer Indonesia terhadap warga sipil yang telah terjadi di Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah,” tegas Asso.
Asso juga mendesak aparat TNI dan Polri untuk dengan segera menghentikan kekerasan terhadap warga sipil di seluruh Tanah Papua.
Selain itu, pihaknya minta aparat TNI dan Polri di Kabupaten Jayawijaya menyita alat tajam yang dengan bebas di bawa warga di sekitar kota Wamena- yang akan membahayakan orang lain.
“Stop memberikan kebebasan terhadap warga sipil untuk membawa alat tajam di sekitaran kota Wamena. Ini sangat miris dan membahayakan orang lain,” kata Asso.
Selain itu, pihaknya menolak pembangunan kantor gubernur provinsi Papua Pegunungan di daerah Welesi, Kabupaten Jayawijaya.
“Berharap agar pihak-pihak terkait dapat memperhatikan dan melaksanakan tuntutan-tuntutan kami.”