Penanganan Sampah di Nabire Dinilai Belum Maksimal

0
1402

NABIRE, SUARAPAPUA.com — Masalah sampah di Nabire tak kunjung selesai penanganannya secara maksimal hingga saat ini, lantaran terlihat tumpukan sampah berbau amis pada setiap titik jalan dan pasar-pasar tradisional. 

Ketua Amoye Community, Bentot Yatipai mengatakan pemerintah kabupaten (Pemkab) Nabire, seharusnya merencanakan dengan baik proses penanganan sampah.

“Pengelolaannya pun harus jelas, konsisten dan kontiniu,” katanya.

Baca Juga:  Upaya Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku Jaga Pasokan BBM Saat Lebaran

Sebelumnya, ada sejumlah komunitas di Nabire yang ikut bergerak membantu pemerintah dan berpartisipasi dalam pembersihan sampah-sampah. Di antaranya,  Komunitas Enaimo (KENA), Komunitas Amoye dan lain-lain.

“Gerakan komunitas cuma gerakan moral ke masyarakat,” tuturnya.

ads

Yatipai menambahkan bahwa perencanaan yang kurang baik terlihat dari peletakkan Tempat Pembuangan Sampah (TPS),  kapasitas bak sampah yang tidak dihitung dengan volume sampah perhari, pengangkutan sampah yang tidak konsisten.

Baca Juga:  PTFI Bina Pengusaha Muda Papua Melalui Papuan Bridge Program

“Ya kalau seperti ini kan, akibatnya meluber di semua bak sampah,” imbuhnya.

Terpisah, seorang penjual di pasar Oyehe, Yuland Worobay mengatakan seharusnya Pemkab Nabire benar-benar serius untuk membasmi sampah-sampah di sini.

“Kami kadang susah untuk jualan di sini, setiap hari tinggal cium bau sampah,” ujarnya.

Yuland menerangkan mama-mama Papua di pasar Oyehe, Sore, Kalibobo dan Karang selalu saja berjualan sambil mencium bau sampah.

Baca Juga:  Dua Anak Diterjang Peluru, Satu Tewas, Satu Kritis Dalam Konflik di Intan Jaya

“Kami mau bagaimana lagi, terpaksa untuk menafkahi keluarga kami tetap jualan. Pemerintah harusnya kasi kenyamanan untuk kami dan menjaga kota bersih dan indah,” pungkasnya.

Pewarta: Yance Agapa 

Editor: Arnold Belau

Artikel sebelumnyaForum Kebebasan Media Melanesia Dideklarasikan di Australia
Artikel berikutnyaSiswa Katolik Jubilee Ajak Pemimpin Organisasi Bahas Masalah Papua