Tanah PapuaLa PagoMahasiswa Distrik Emdomen Gelar Pleno II dan Rayakan HUT Pertama di Sentani

Mahasiswa Distrik Emdomen Gelar Pleno II dan Rayakan HUT Pertama di Sentani

SENTANI, SUARAPAPUA.com — Himpunan pelajar mahasiswa distrik Emdomen (HPMDE) kabupaten Yahukimo di kota studi Jayapura, Papua, mengadakan kegiatan sidang pleno II sekaligus hari ulang tahun (HUT) pertama di Sentani, kabupaten Jayapura, Jumat (5/5/2023).

Pengurus HPMDE merasa bersyukur karena panitia berjuang keras untuk menyiapkan segala sesuatu hingga selenggarakan dua kegiatan itu.

Ismael Sindomen, ketua HPMDE, mengatakan, sidang pleno kedua perlu diadakan sebagai forum untuk mengevaluasi kinerja pengurus selama setahun. Kesempatan ini juga bersamaan rayakan ulang tahun pertama organisasi mahasiswa asal distrik Endomen.

“Pada sidang pleno dua ini kami mengevaluasi kinerja pengurus organisasi, sekaligus rayakan hari jadi pertama,” kata Silas kepada suarapapua.com di Sentani, Jumat (5/5/2023).

Sindomen berharap seluruh mahasiswa-mahasiswi asal distrik Emdomen tetap solid dalam segala situasi. Suka dan duka maupun apapun kondisinya, kekompakan sebagai satu keluarga besar tetap dijaga.

Baca Juga:  Badan Pelayan Baru Jemaat Gereja Baptis Subaga Wamena Terbentuk

“Harapan saya, entah kondisi apapun kita tetap solid dan kompak dalam seluruh kegiatan organisasi demi mempersiapkan sumber daya manusia bagi kabupaten Yahukimo secara khusus distrik Emdomen agar kelak menjadi pemimpin yang hebat di semua bidang,” ucap Ismael.

Sementara itu, Nakason Nawa, kepala distrik Emdomen, perwakilan pemerintah kabupaten Yahukimo, mengapresiasi kegiatan dari mahasiswa tersebut.

“Saya sangat apresiasi kepada adik-adik yang telah mengadakan kegiatan ini. Mewakili pemerintah daerah tidak lupa ucapkan selamat ulang tahun kepada HPMDE di kota studi Jayapura,” kata Nakason.

Kepala distrik Emdomen berharap, keberadaan ikatan ini diperkuat dengan berbagai kegiatan agar semakin bermanfaat bagi semua anggota sebagai tempat melahirkan barisan generasi muda yang handal dan mampu menghadapi tantangan berat di masa mendatang.

Baca Juga:  Konflik Horizontal di Keneyam Masih Berlanjut, Begini Tuntutan IPMNI

“Mewakili pemerintah daerah, saya hadir, tetapi tidak dapat memberikan sesuatu yang istimewa. Hanya ucapan selamat dan terima kasih saja yang saya sampaikan. Harapannya, semoga generasi muda dari distrik Emdomen menjadi anak-anak yang hebat pada saatnya nanti,” tuturnya.

Silas Del, ketua panitia mengaku kerja maraton dimulai sejak Februari 2023 setelah kepanitiaan terbentuk. Ia merasa bersyukur, kegiatan dapat terlaksana dengan baik.

“Panitia dibentuk sejak bulan dua lalu, dan sumber dana untuk sukseskan kegiatan ini berasal dari sumbangan sukarela dari senior, alumni, serta hasil dari kegiatan fisik dan yang lainnya. Sejak kepanitiaan dibentuk hingga puncaknya sekarang ini berlangsung dengan baik tanpa ada kendala apapun,” kata Silas.

Perlu Asrama

Setahun sejak dibentuk, pengurus bersama anggota HPMDE terus memikirkan tempat sekretariat permanen. Bersyukur, sudah ada lahan yang ditawarkan untuk kemudian bisa dipakai bangun gedung asrama.

Baca Juga:  Simamora: Penting Mengajar Anak, Tetapi Juga Pembentukan Karakter

Kata Ismael, biaya yang diminta adalah Rp1 Miliar. Uang awal sudah disetor dibantu para senior.

“Pemilik tanah minta satu miliar. Sudah ada sumbangan dari beberapa senior kami. Jadi, kami harap, pemerintah daerah bisa bantu kami. Begitupun senior lain bantu kami juga. Karena memang kami belum punya asrama. Selama ini kami kumpul berpindah-pindah,” jelasnya.

Ismael memastikan di lokasi yang ditawarkan itu sudah ada rumah keluarga, tetapi bukan untuk sekretariat HPMDE.

“Sampai sekarang kita belum punya sekretariat.”

Tempat sekretariat HPMDE bahkan gedung asrama menurut Ismael sangat dibutuhkan. Apalagi jumlah anggotanya cukup banyak. Tiap tahun terus bertambah.

Pewarta: Yance Wenda
Editor: Markus You

Terkini

Populer Minggu Ini:

Diduga Dana Desa Digunakan Lobi Investasi Migas, Lembaga Adat Moi Dinilai...

0
"Tim lobi investasi migas dibentuk secara sepihak dalam pertemuan itu dan tidak melibatkan seluruh elemen masyarakat adat di wilayah adat Klabra. Dan permintaan bantuan dana tidak berdasarkan kesepakatan masyarakat dalam musyawarah bersama di setiap kampung. Maka, patut diduga bahwa dana tersebut digunakan untuk melobi pihak perusahaan," tutur Herman Yable.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.